Kombinasi Prosedur Periodonsia dengan Ortodonsia

Gambar 30: Gambaran radiografi akhir. Krista tulang alveolar berada pada level yang sama dengan level awal Carnio J. J Perio Rest Dent 2004; 24: 35.

4.2 Kombinasi Prosedur Periodonsia dengan Ortodonsia

Pada keadaan diastema, titik kontak hilang dan menyebabkan papila interdental menjadi tiada. Jika keadaan periodontal sehat, jaringan gingiva interproksimal melekat dengan erat pada gigi dan tulang alveolar. Tindakan ortodonsia diindikasikan pada keadaan ini. Tujuannya adalah untuk mengurangi diastema dan menciptakan titik kontak di antara gigi yang bersebelahan. 3,4 Sesungguhnya, penutupan yang tepat dari diastema menyebabkan jaringan gingiva interproksimal beberapa derajat bergerak ke arah koronal Gambar 31 dan 32. 4 Gambar 31: Modifikasi ruang interdental yang ditujukan untuk perawatan ortodonti : kasus klinis sebelum terapi Prato GPP. J Perio Rest Dent 2004;24:250. Universitas Sumatera Utara Gambar 32: Penutupan diastema menyebabkan pergerakan ke koronal dari jaringan gingiva interproksimal Prato GPP. J Perio Rest Dent 2004;24:250. Migrasi patologis pada gigi anterior maksila oleh karena hilangnya dukungan periodontal merupakan hal yang lazim. Migrasi ini dapat mengakibatkan ekstrusi gigi, kehilangan titik kontak, kehilangan papila, dan penampilan yang kurang estetis. Papila menjadi menyusut dalam ketiadaan kontak di antara gigi yang bersebelahan. 12,13 Berikut laporan kasus yang dikemukakan oleh Cardaropoli D. dan Re S. yakni prosedur augmentasi papila interdental yang diikuti perawatan ortodonsia pada seorang pasien periodontitis kronis lanjutan yang sebelumnya telah dirawat dengan skeling dan penyerutan akar S – PA dan memperlihatkan oral higiene baik dengan skor plak mulut ≤ 15 . Keberadaan saku infraboni pada gigi insisivus sentral maksila dan kedalaman probing ≥ 6 mm menjadi indikasi untuk dilakukannya terapi bedah periodontal. Adanya migrasi dan ekstrusi pada gigi insisivus sentral dengan pembukaan diastema dan hilangnya papila interdental menjadi indikasi untuk dilakukannya perawatan ortodonsia Gambar 33. 5 Universitas Sumatera Utara Gambar 33 : Kiri: Migrasi gigi anterior, pembukaan diastema dan hilangnya papila midline. Kanan: Radiografi intraoral dini memperlihatkan hilangnya tulang interproksimal dengan cacat vertikal pada sisi mesial insisivus sentralis kiri kanan Cardaropoli Daniele. J Periodontol 2005; 76: 656. Pasien menjalani bedah setelah dilakukan pemberian anastesi lokal articain 4 ditambah epinephrine 1100.000. Tipe akses bedah yang dipilih adalah teknik preservasi papila. Desain flep periodontal yang digunakan adalah insisi flep ketebalan penuh yang dibuat agar dapat mempertahankan jaringan selama akses ke daerah cacat tulang dan insisi interdental pada bagian bukal atau lingual Gambar 34. Kemampuan untuk akses ke daerah cacat tulang, penerapan teknologi regeneratif dan penutupan luka merupakan kunci dari prosedur. Perluasan flep yang menghubungkan sisi distal dari kedua insisivus lateral dan insisi vertikal hanya dilakukan bila dibutuhkan akses bedah yang lebih baik Gambar 35. Kemudian, jaringan granulasi disingkirkan secara sempurna dari cacat tulang dengan menggunakan kuret dan skeler, peralatan ultrasonik konvensional dan bur diamond yang dipasang pada handpiece contra-angled low-speed. Setelah itu, dilakukan debridement pada permukaan radikular. Pada tahap ini, daerah cacat diaugmentasi dengan menggunakan bahan cangkok tulang collagen bovine bone mineral tanpa menggunakan membran barrier Gambar 36. Teknik penjahitan dipilih sesuai dengan anatomi dari kerusakan tulang supaya penutupan pasif pada margin luka tercapai dengan Universitas Sumatera Utara membebaskan tarikan flep Gambar 37. Kombinasi antara jahitan mattress horizontal dan jahitan interrupted dapat digunakan. 5 Gambar 34: Flep dibuat berdasarkan modifikasi teknik preservasi papila Cardaropoli Daniele. J Periodontol 2005; 76: 657. Gambar 35: Pandangan bukal intraoperatif dari cacat infraboni Cardaropoli Daniele. J Periodontol 2005; 76: 657. Gambar 36: Cacat infraboni diaugmentasi dengan meletakkan bahan cangkok tulang collagen bovine bone mineral Cardaropoli Daniele. J Periodontol 2005; 76: 657. Universitas Sumatera Utara Gambar 37: Kombinasi antara jahitan mattress dan interrupted digunakan untuk memperoleh penutupan primer dari flep Cardaropoli Daniele. J Periodontol 2005; 76: 657. Pasca bedah, pasien diberi analgesik non steroid seperti nimesulide 100 mg dua kali sehari selama lima hari, antibiotik oral seperti amoksisilin potasium klavulanat 1 gr dua kali sehari selama enam hari dan berkumur dengan klorheksidin 0,2 tiga kali sehari hingga pelepasan jahitan yakni dua minggu setelah bedah. 5 Beberapa hari setelah jahitan dilepas, perawatan ortodonti aktif boleh dilakukan. Penggunaan teknik per segmen direkomendasikan karena kemampuannya memberi kekuatan yang ringan dan berkelanjutan 10 – 15 gr per gigi dan menciptakan kekuatan pada pusat tahanan. Mekanisme intrusif dapat terdiri dari lengkung dasar atau dua kantilever yang terbuat dari kawat 0,017” x 0,025” TMA, penjangkaran dibuat dari lengkung palatal dan dua stainless steel 0,036” dihubungkan pada gigi posterior. Pesawat cekat harus dapat menahan migrasinya gigi dan menutup diastema dengan pergerakan 0,5 – 1 mm per bulan. 5 Selama terapi ortodonsia, pesawat harus dikontrol setiap dua minggu. Untuk pemeliharaan oral higiene dengan profilaksis profesional dapat dilakukan setiap tiga bulan. Di akhir perawatan, gigi telah tertata kembali dengan jaringan lunak yang optimal dan migrasinya papila ke koronal mengisi embrasur interdental. 5 Universitas Sumatera Utara Gambar 38: Kiri: Di akhir perawatan ortodonsia, jaringan lunak telah mengisi embrasur interproksimal. Kanan: Radiografi intraoral akhir memperlihatkan resolusi dari cacat infraboni Cardaropoli Daniele. J Periodontol 2005; 76: 658. Gambar 39: Gambaran skematis migrasi gigi dengan diastema, hilangnya papila interdental dan keberadaan cacat infraboni Cardaropoli Daniele. J Periodontol 2005; 76: 658. Gambar 40: Gambaran skematis dari objek perawatan. Gigi digerakkan secara ortodonsia pada cacat yang diaugmentasi dan sel ligamen periodontal distimulasi untuk berpindah ke permukaan akar. Penutupan diastema mendorong papila ke arah koronal ke dalam ruang interdental Cardaropoli Daniele. J Periodontol 2005; 76: 659. Universitas Sumatera Utara Gambar 41: Gambaran skematis dari hasil akhir. Cacat infraboni diisi dengan prosedur augmentasi tulang dan pergerakan ortodonti. Papila yang distimulasi telah mengisi embrasur dan didukung oleh regenerasi krista tulang interdental. Jarak normal antara krista tulang dan titik kontak tercapai Cardaropoli Daniele. J Periodontol 2005; 76: 659.

4.3 Prosedur Konservasi