PEMOTONG PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

f. Peraturan Menteri Keuangan PMK No. 250PMK-032008, tentang besarnya biaya jabatan atau biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pegawai tetap atau pensiun. g. Peraturan Menteri Keuangan No. 252PMK-032008, tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi. h. Peraturan Menteri Keuangan No. PMK-254PMK-032008 tentang penetapan bagian penghasilan sehubungan pekerjaan pegawai harian, mingguan serta pegawai tidak tetap lainnya yang tidak dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan. i. Keputusan Menteri Keuangan No. 541KMK042000 Tanggal 22 Desember 2000 tentang penentuan tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, tempat Pembayaran Pajak, Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pemberian Angsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak. j. Keputusan Menteri Keuangan No. 520KMK04 1998 tanggal 18 Desember 1998 tentang bagian penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari pegawai harian dan mingguan serta pegawai tetap lainnya yang tidak dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan.

4. PEMOTONG PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Yang dimaksud Pemotong PPh Pasal 21 adalah setiap orang pribadi atas badan yang diwajibkan oleh Undang–Undang No. 7 Tahun 1983 yang telah Universitas Sumatera Utara diubah terakhir Undang–Undang No. 36 tahun 2008, untuk memotong PPh Pasal 21. Termasuk Pemotong PPh Pasal 21 adalah : 1. Pemberi kerja yang terdiri atas orang pribadi dan badan termasuk bentuk usaha tetap BUT, baik merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit, yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan pegawai atau bukan pegawai. 2. Bendaharawan pemerintah termasuk Bendaharawan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga-lembaga pemerintahan, lembaga–lembaga lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia diluar negeri yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan kegiatan. 3. Dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan badan–badan lain yang membayar uang pensiun dan tabungan hari tua atau jaminan hari tua. 4. Perusahaan, badan dan dalam bentuk usaha tetap yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan jasa termasuk jasa tenaga ahli dengan status wajib pajak dalam negeri yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas namanya sendiri. Universitas Sumatera Utara 5. Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan, jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status wajib pajak luar negeri. 6. Yayasan termasuk yayasan di bidang kesejahteraan, rumah sakit, pendidikan, kesenian, olahraga, kebudayaan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, organisasi masa, organisasi sosial politik, dan organisasi lainnya dalam bentuk apapun dari segala bidang kegiatan sebagian pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. 7. Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap yang membayar honorarium atas imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan. 8. Penyelenggara kegiatan termasuk badan pemerintahan, organisasi, termasuk organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan yang membayar honorarium, hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada wajib pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan. Yang tidak termasuk Pemotong Pajak yang wajib melakukan pemotongan penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah : 1. Badan Perwakilan Negara Asing 2. Organisasi internasional yang dikecualikan sebagai Pemotong Pajak PPh Pasal 21 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan. Universitas Sumatera Utara

5. PENERIMA PENGHASILAN WAJIB PAJAK PPh PASAL 21