Pengaruh Faktor Daya Terhadap Regulasi dan Efisiensi Faktor Daya

38 rugi penguat. Rugi-rugi tembaga kumparan jangkar P SCL = 3 I A 2 . R A pada umumnya dihitung dari tahanan arus searah kumparan jangkar pada suhu 75 Gambar 2.25 Diagram Aliran daya Generator sinkron Dari gambar 2.25 dapat dilihat bahwa persamaan 2.39 di bawah ini: …….. 2.39 Maka semakin baik faktor daya yang dihasilkan maka daya out put juga semakin besar, dengan kata lain rugi – rugi yang dihasilkan menjadi lebih kecil. Maka dari Persamaan 2.39 dapat disimpulkan semakin baik faktor daya, maka efisiensi yang dihasilkan juga semakin baik. [1]

2.11 Pengaruh Faktor Daya Terhadap Regulasi dan Efisiensi

Adapun faktor yang menjadi keunggulan generator sinkron dibandingkan dengan generator yang lain adalah tingkat regulasi tegangan VR adalah suatu ukuran kemampuan dari sebuah generator untuk menjaga tegangan terminal tetap konstan walaupun terjadi perubahan beban. Regulasi tegangan dapat didefenisikan dengan persamaan 2.40 Universitas Sumatera Utara 39 .............2.40 Dimana: E f = Tegangan terminal generator pada saat beban nol Vt = Tegangan terminal generator pada saat beban penuh [volt] Seperti halnya dengan mesin-mesin listrik lainnya, maupun transformator, maka efisiensi generator sinkron dapat dituliskan sebagai persamaan 2.41. ............2.41 dimana : P in = P out + Σ rugi P P out = daya keluaran P in = daya masukan

2.12 Faktor Daya

Dalam sistem listrik ACArus Bolak-Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi Z, yaitu:  Daya semu S, VA Volt Amper  Daya aktif P, Watt  Daya reaktif Q, VAR Volt Amper Reaktif Untuk rangkaian listrik AC, bentuk gelombang tegangan dan arus sinusoida, besarnya daya setiap saat tidak sama. Maka daya yang merupakan daya rata-rata diukur dengan satuan Watt. Daya ini membentuk energi aktif persatuan waktu dan dapat diukur dengan kwh meter dan juga merupakan daya nyata atau daya aktif daya yang sebenarnya yang digunakan oleh beban. Universitas Sumatera Utara 40 Sedangkan daya semu dinyatakan dengan satuan Volt-Ampere disingkat, VA, menyatakan kapasitas peralatan listrik, seperti yang tertera pada peralatan generator dan transformator. Pada suatu instalasi, khususnya di pabrikindustri juga terdapat beban tertentu seperti motor listrik, yang memerlukan bentuk lain dari daya, yaitu daya reaktif VAR untuk membuat medan magnet atau dengan kata lain daya reaktif adalah daya yang terpakai sebagai energi pembangkitan flux magnetik sehingga timbul magnetisasi dan daya ini dikembalikan ke sistem karena efek induksi elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya merupakan beban kebutuhan pada suatu sistim tenaga listrik. Gambar 2.26 Segitiga Daya Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif watt dengan daya semudaya total VA, atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semudaya total lihat Gambar 2.26. Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya selalu lebih kecil atau sama dengan satu. Faktor daya menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya yang rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi. Perbaikan faktor daya ini menggunakan kapasitor. [5] Universitas Sumatera Utara 41 Besarnya daya reaktif yang diperlukan untuk mengubah faktor daya dari cos φ 1 menjadi cos φ 2 dapat ditentukan dengan persamaan 2.42 ΔQ = P Tan φ 1 – φ 2 VAR ...................... 2.42 Gambar 2.27 Perbaikan Faktor Daya Kemudian besar nilai kapasitornya dapat dihitung dengan persamaan 2.43 ………. 2.43 Dimana : φ 1 : adalah faktor daya sebelum diperbaiki φ 2 : adalah faktor daya sesudah diperbaiki ΔC perfasa : Besar nilai kapasitor perfasa ΔQ : Jumlah daya reaktif yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya VAR Bertambahnya beban yang dilayani generator identik dengan bertambahnya daya nyata atau daya reaktif yang mengalir dari generator. Maka pertambahan beban akan menambah arus saluran yang mengalir dari generator, pertambahan arus saluran ini akan mempengaruhi nilai tegangan terminal Vt. hal yang berpengaruh terutama oleh factor daya beban, seperti pada Gambar 2.28 , diperlihatkan diagram fasor untuk penambahan beban dengan faktor daya tertinggal, faktor daya Universitas Sumatera Utara 42 satu, dan faktor daya terdahulu, dimana Vt adalah tegangan terminal setelah beban dengan faktor daya yang sama ditambahkan, dan Vt menyatakan tegangan terminal pada saat awal. a b c Gambar 2.28 Perubahan fasor untuk berbagai beban yang berubah a Induktif, b Resistif, c Kapasitif. Universitas Sumatera Utara 43 Terlihat bahwa untuk beban induktif, pertambahan beban akan mengurangi tegangan terminal akan mengecil. Begitu juga jika beban resistif ditambahkan maka tegangan terminal juga akan mengecil. Jika beban kapasitif ditambahkan, maka tegangan terminal cenderung membesar. [8]

2.13 Regulasi Tegangan

Dokumen yang terkait

Analisis Penentuan Tegangan Terminal, Regulasi, Dan Efisiensi Generator Sinkron 3 Fasa Rotor Salient Pole Dengan Metode Blondel (Two Reaction Theory)

6 75 105

Analisa Penentuan Tegangan Terminal Generator Sinkron 3 Fasa Dan Perbaikan Faktor Daya Beban Menggunakan Metode Pottier

29 237 107

Analisis Perbandingan Penentuan Regulasi Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa dengan Menggunakan Metode Potier dan Metode New ASA

3 21 99

Analisis Perbandingan Penentuan Regulasi Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa dengan Menggunakan Metode Potier dan Metode New ASA

0 0 12

Analisis Perbandingan Penentuan Regulasi Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa dengan Menggunakan Metode Potier dan Metode New ASA

0 0 1

Analisis Perbandingan Penentuan Regulasi Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa dengan Menggunakan Metode Potier dan Metode New ASA

0 0 5

Analisis Perbandingan Penentuan Regulasi Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa dengan Menggunakan Metode Potier dan Metode New ASA

0 0 2

BAB II GENERATOR SINKRON 3 FASA - Analisis Penentuan Tegangan Terminal, Regulasi, Dan Efisiensi Generator Sinkron 3 Fasa Rotor Salient Pole Dengan Metode Blondel (Two Reaction Theory)

0 0 47

TUGAS AKHIR - Analisis Penentuan Tegangan Terminal, Regulasi, Dan Efisiensi Generator Sinkron 3 Fasa Rotor Salient Pole Dengan Metode Blondel (Two Reaction Theory)

0 1 13

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA 2.1 Umum - Analisa Penentuan Tegangan Terminal Generator Sinkron 3 Fasa Dan Perbaikan Faktor Daya Beban Menggunakan Metode Pottier

0 0 32