Kegiatan Penumpukan Pre-Bunching Kegiatan Pengupasan Debarker

batang pohon dapat dihasilkan 6 tual dengan ukuran yang berbeda-beda tiap tual. Tual merupakan potongan-potongan atau sortimen-sortimen kecil dari 1 satu batang pohon dengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu 2,50 meter. Rata-rata diameter pangkal tual adalah sebesar 0,11 meter dan diameter ujungnya adalah 0,10 meter. Dari satu pohon, semakin ke ujung pohon diameter semakin kecil dan angka yang tertera dalam Tabel 2, kolom diameter, merupakan rata-rata dari keseluruhan pangkal tual dan ujung tual. Tabel 2, pada kolom volume merupakan jumlah dari keseluruhan volume tual, baik itu tual yang berdiameter besar maupun yang berdimeter kecil. Jadi, volume per tual dan diameter tual dapat selengkapnya dilihat pada lembar lampiran. Secara keseluruhan kegiatan pembagian batang ini dilakukan dengan menggunakan chainsaw merk STIHLL dan chainsaw merk NEW WEST ukuran kecil yang memiliki kapasitas tangki minyak 0,6 liter. Dari beberapa sampel yang diambil didapat bahwa untuk memotong satu batang pohon 1 batang pohon = ± 6 tual menjadi satu tual diperlukan waktu selama 4,61 detik. Dalam satu menitnya dapat menghasilkan sebanyak 13 tual. Sehingga dalam satu jam dapat menghasilkan 780 tual yang telah dipotong. Jika digambarkan dalam harian yang produktif waktu kerja hanya 8 jam, maka dalam satu hari produktivitas rata-rata per hari adalah sebanyak 6.240 tual atau setara dengan 1.040 batang pohon.

3. Kegiatan Penumpukan Pre-Bunching

Penumpukan merupakan kegiatan mengumpulkan kayu yang sudah ditumbang untuk menjadi tumbangan yang tersusun secara rapi agar pengupasan kulit kayu mudah dilakukan. Sebelum kulit kayu dikupas, kayu terlebih dahulu disusun rapi dengan menggunakan excavator jepit. Penumpukan yang dimaksud bukanlah penumpukan yang disusun di tempat penumpukan di pinggir jalan untuk dimuat ke alat angkut truck melainkan disusun dan ditumpuk menjadi beberapa tumpukan dalam satu areal tebangan untuk memudahkan dan mengurangi waktu pakai pada kegiatan pengupasan kulit kayu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penumpukan adalah sebagai berikut: • Tumpukan kayu tidak terlalu tinggi untuk memudahkan pengupasan dengan alat kupas. • Tumpukan dilakukan di areal yang mudah dijangkau oleh alat kupas. Gambar 3. Kegiatan penumpukan oleh alat excavator. Kegiatan penumpukan dilakukan oleh satu alat excavator dalam tiap areal tebangan. Tinggi tumpukan tetap diperhatikan oleh operator agar tidak terjadi tumpukan yang terlalu tinggi. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di lapangan didapat hasil bahwa kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan excavator KOMATSU denga type PC130 yang memiliki kapasitas tangki minyak 250 liter. Dari beberapa sampel yang diambil didapat bahwa rata-rata untuk satu batang dapat ditumpuk selama 42,86 detik berikut dengan spreading. Sehingga dalam satu jam jumlah batang pohon yang dapat ditumpuk adalah sebanyak 84 batang pohon. Jika untuk satu hari waktu produktif kerja adalah 10 jam, maka produktivitas rata-rata per harinya adalah 840 batang pohon yang dapat ditumpuk.

4. Kegiatan Pengupasan Debarker

Kegiatan pengupasan merupakan kegiatan mengupas kulit kayu dengan tujuan untuk membersihkan kayu dari kulit kayu. Karena dalam pembuatan kertas, tidak diperlukan kulit kayu. Kulit kayu yang jika dibawa ke pabrik akan menyebabkan banyak limbah di daerah pabrik. Jadi, dilakukan pengupasan terlebih dahulu di areal tebangan di hutan tanaman indiustri PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di hutan tanaman indiustri PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Padang Lawas Utara diketahui bahwa kegiatan pengupasan dilakukan dengan 2 cara, yaitu cara mekanis dan cara manual. Secara mekanis pengupasan dikerjakan dengan menggunakan alat kupas untuk mengupas kulit pada 1 satu batang pohon sedangkan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia, yaitu masyarakat sekitar lokasi penelitian. Secara manual pengupasan kulit dilakukan pada kayu potongan tual saat kayu masih dalam keadaan segar agar kayu lebih mudah untuk dikupas kulitnya. Pengupasan kulit kayu dilakukan dalam waktu selambat-lambatnya dua hari setelah penebangan. Alat yang digunakan adalah parang dan obeng untuk mencongkel kulit agar memudahkan pengupasan. Beberapa hal yang dilakukan dalam kegiatan pengupasan adalah sebagai berikut: • Semua kayu yang sudah ditumbang atau pun yang sudah dipotong dikupas bersih. • Dilakukan pengupasan dari arah pangkal kayu sampai ujung kayu dan yang tertinggal hanya di bawah diameter 5 cm. • Pengupasan secara manual dilakukan sampai seluruh kulit kayu terkupas. • Pengupasan secara mekanis dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi patah batang pohon. Gambar 4. Pengupasan secara mekanis dengan alat kupas. Gambar 5. Pengupasan secara manual dengan tenaga manusia. Kegiatan pengupasan secara manual dilakukan setelah batang pohon dipotong menjadi beberapa potongan kecil tual. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam mengupas kulit kayu. Pada Gambar 4 dan Gambar 5 ditunjukkan adanya perbedaan panjang batang yang dikupas. Dengan tenaga mesin satu batang pohon utuh yang dilakukan pengupasan sedangkan dengan tenaga manusia harus dilakukan pembagian batang terlebih dahulu untuk mempermudah pekerja dalam melakukan pengupasan kulit. Tabel 3. Pengerjaan kegiatan pengupasan kulit kayu. Teknis Panjang m Diameter m Waktu Kupas menit Volume m 3 Mekanis 17,55 0,16 53,10 20,01 Manual 2,50 0,10 24,73 0,17 Total 19,05 0,26 77,83 20,18 Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan mengambil 80 batang pohon dan 9 tual sebagai sampel, dapat dilihat dari Tabel 3. Waktu untuk mengupas batang pohon dengan menggunakan alat kupas yaitu selama 53 menit 6 detik dengan hasil sebesar 20,01 m 3 , maka rata-rata untuk mengupas kulit kayu dalam 1 satu batang pohon membutuhkan waktu selama 39,6 detik. Dalam melakukan pengerjaan pengupasan haruslah dikerjakan secara hati-hati. Karena jika kayu diangkat terlalu tinggi dapat menyebabkan batang pohon yang sedang dikupas patah. Hal ini juga dipengaruhi oleh ukuran batang kayu, diameter dan panjang batang pohon. Secara mekanis dapat dilihat pada Gambar 4 yang menunjukkan bahwa metode alat beroperasi adalah dengan cara batang pohon diangkat setinggi yang secukupnya tidak mengakibatkan batang pohon patah. Kemudian batang pohon dikupas oleh alat kupas. Waktu kupas dipengaruhi oleh banyak tunggul mata kayu atau bekas patahan cabang yang terdapat pada batang pohon dan panjang batang pohon. Pengerjaan pengupasan lebih banyak terjadi patah pada ujung batang pohon karena ukuran diameter yang lebih kecil dari pada pangkal batang pohon. Secara manual dapat dilihat pada Gambar 5 yang menunjukkan bahwa kulit dikupas dengan cara mencongkel kulit terlebih dahulu dengan obeng atau parang untuk memudahkan dalam pengupasan. Secara manual kulit kayu dikupas pada kayu dalam bentuk tual panjang 2,50 m. Hal disebabkan oleh pengerjaan yang dilakukan dengan tenaga manusia. Pekerja di dalam pengupasan manual merupakan masyarakat setempat agar tidak mengalami kesulitan dalam hal tempat tinggal serta supaya perusahaan dapat bekerja sama dengan masyarakat dan masyarakat tidak merasa dirugikan. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan secara manual adalah selama 24 menit 43 detik dengan hasil sebesar 0,17 m 3 , maka rata-rata untuk mengupas 1 satu tual membutuhkan waktu selama 2 menit 45 detik. Secara manual waktu yang dipergunakan untuk mengupas kulit satu tual adalah 2 menit 45 detik. Dalam satu jam dapat mengupas kulit kayu sebanyak 22 tual yang telah dikupas kulitnya. Jika dalam satu hari waktu produktif kerja adalah 7 jam, maka produktivitas rata-rata per harinya adalah 154 tual 22 batang pohon. Sedangkan secara mekanis waktu yang dipergunakan untuk mengupas satu batang pohon adalah 39,6 detik. Sehingga satu jam dapat mengupas kayu sebanyak 91 batang pohon. Jika satu hari waktu produktif kerja adalah 10 jam, maka produktivitas rata-rata per harinya adalah 910 batang 5.460 tual.

5. Kegiatan Penyaradan Extraction

Dokumen yang terkait

Analisis Biaya Manfaat Pengembangan Program Desa Siaga Aktif di Kabupaten Langkat Tahun 2012

5 159 133

Isolasi dan Karakterisasi Fungi Endofit Pada Akar tanaman Akasia (Acacia sp) di PT Sumatera Riang Lestari Sei Kebaro Labuhan Batu Selatan Sumatera Utara

8 106 49

Analisis Biaya dan Produktivitas Produksi Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (Studi Kasus: PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab. Labuhanbatu Selatan dan Kab. Padang Lawas Utara)

3 24 73

RUP Kab Padang Lawas Utara 2013

0 0 1

Analisis Biaya dan Produktivitas Produksi Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (Studi Kasus: PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab. Labuhanbatu Selatan dan Kab. Padang Lawas Utara)

0 0 9

Analisis Biaya dan Produktivitas Produksi Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (Studi Kasus: PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab. Labuhanbatu Selatan dan Kab. Padang Lawas Utara)

0 0 2

Analisis Biaya dan Produktivitas Produksi Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (Studi Kasus: PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab. Labuhanbatu Selatan dan Kab. Padang Lawas Utara)

0 0 2

Analisis Biaya dan Produktivitas Produksi Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (Studi Kasus: PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab. Labuhanbatu Selatan dan Kab. Padang Lawas Utara)

0 4 6

Analisis Biaya dan Produktivitas Produksi Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (Studi Kasus: PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab. Labuhanbatu Selatan dan Kab. Padang Lawas Utara)

0 0 2

Analisis Biaya dan Produktivitas Produksi Kayu Pada Hutan Tanaman Industri (Studi Kasus: PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab. Labuhanbatu Selatan dan Kab. Padang Lawas Utara)

0 1 19