Latar Belakang Prevalensi Hernia Inguinalis pada Anak di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Juli 2008 – Juli 2010

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit hernia inguinalis lateralis pada anak tetap merupakan problem kesehatan yang tidak bisa lepas dari problem sosial. Banyak orang tua membawa anaknya dengan tonjolan dilipat paha kemudian dibawa ke dukun sebelum dibawa ke rumah sakit atau dokter. Ada pula sebagian masyarakat yang merasa malu bila anak mereka diketahui orang lain sakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang kadang kala memperlambat penanganan penyakit dan khususnya hernia. Problem kedokteran yang penting adalah bagaimana mengurangi frekuensi timbulnya hernia inguinalis lateralis. Daninilege, 2008 dalam Hidayati, 2009. Hernia inguinalis merupakan keadaan yang paling lazim dan membutuhkan pembedahan pada kelompok umur anak. Insiden hernia inguinalis pada anak belum ditegakkan tetapi antara 10-20: 1.000 kelahiran hidup. Rasio antara anak laki-laki dan wanita adalah 4:1. Sekitar 50 akan muncul sebelum umur 1 tahun; kebanyakan akan muncul pada umur 6 bulan. Hernia inguinalis yang paling lazim pada anak adalah hernia inguinalis tidak langsung. Hernia langsung jarang dan terjadi pada sekitar 1 dari seluruh hernia inguinalis. Hernia femoralis juga jarang pada populasi anak. Enam puluh persen dari hernia ingunalis ada pada sisi kanan, 30 pada sisi kiri, dan 10 bilateral. Shochat, 1999. Bayi prematur mempunyai insiden hernia inguinalis dan inkarserata yang lebih tinggi. Sampai dengan 7 anak laki-laki yang dilahirkan kurang dari 30 minggu usia kehamilan menderita hernia inguinalis dibanding dengan hanya 0,6 bayi laki-laki yang lahir lebih lama dari 36 minggu usia kehamilan. Shochat, 1999. Lagi pula, ada 20 kali lebih besar insiden hernia pada bayi prematur dengan berat badan kurang dari 1000 g dibanding bayi-bayi yang lebih besar. Karena insiden inkarserata mendekati 30 pada populasi penderita ini. William, 1999. Menurut Ilham 2008 dalam Hidayati 2009, di Indonesia diperkirakan 102 ribu anak menderita penyakit hernia. Untuk data di Jawa Tengah, mayoritas usia penderita selama Januari-Desember 2007 berkisar antara 2-5 tahun, dengan rincian umur kurang dari 1 tahun sebanyak 51-211 penderita, dan umur 5 tahun berkisar antara 150.214 penderita. Oleh karena itu dalam mengatasi masalah tersebut, disinilah konsep asuhan keperawatan kita terapkan untuk meningkatkan kesehatan anak, sebagai salah satu masalah yang ditemukan pada anak adalah masalah bedah dari berbagai jenis tersebut salah satunya adalah kasus hernia yang Universitas Sumatera Utara memerlukan tindakan pembedahan, dimana menurut data RSCM pada 3 bulan terakhir dari 108 pasien dengan persentase 8 dibandingkan dengan persentase penyakit bedah lainnya. Menurut penelitian Girl dan Mantu 1992, secara keseluruhan dari 95 kasus hernia inguinalis lateralis yang diteliti di RSU Dadi, Ujung Pandang dari bulan Januari 1988 sampai bulan Desember 1991 pada penderita yang berumur sampai 14 tahun, terdapat 75 laki-laki dan 20 perempuan. Dan jumlah ini didapatkan 78,9 kasus laki-laki, 42,1 kelompok umur 0-1 tahun; 52,6 hernia inguinalis lateralis dekstra; 31,6 hernia inguinalis inkarserata, terbanyak pada kelompok umur 0-1 tahun 50. Hernia sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Itu disebabkan karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Pada janin laki-laki, testis buah pelir turun dari rongga perut menuju skrotum kantung kemaluan pada bulan ketujuh hingga kedelapan usia kehamilan. Lubang yang berupa saluran itu akan menutup menjelang kelahiran atau sebelum anak mencapai usia satu tahun. Ketika dewasa, daerah itu dapat menjadi titik lemah yang potensial mengalami hernia. Wijayanti, 2008. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis mengambil judul tentang “Prevalensi Hernia Inguinalis pada Anak di RSUP Adam Malik Medan”. Penulis akan meneliti berapa banyak hernia inguinalis pada anak di RSUP Adam Malik. Penulis menentukan lokasi penelitian di RSUP Adam Malik karena merupakan pusat pelayanan kesehatan pemerintah yang menjadi tempat rujukan di Sumatera Utara.

1.2. Rumusan Masalah