air ketel harus diatur sedemikian rupa sehingga pH air tidak air tidak terlalu rendah dan terlalu tinggi. Karena pada pH rendah akan terjadi korosi dan pada pH tinggi akan
terjadi buih. Dibawah ini diberikan batas alkaliniti air ketel berdasarkan tekanan uap.
2.6.4 Kesadahan
Penentuan kesadahan dalam air ketel yaitu untuk dasar perhitungan jumlah bahan kimia yang dibutuhkan pada internal treatment senyawa fosfat. Karena akibat
kesadahan ini adalah terbentuknya kerak, maka air ketel sebaliknya mempunyai kesadahan nol.
2.6.5 Oksigen Terlarut
Penentuan oksigen terlarut diperlukan untuk dasar perhitungan jumlah bahan kimia yang dibutuhkan pada internal treatment. Adanya oksigen terlarut akan
mengakibatkan terjadinya korosi, untuk itu konsentrasinya harus dibatasi. Biasanya nilainya dibatasi dibawah 0,02 mgl dan untuk tekanan tinggi harus dibawah
0,005mgl.
2.6.6 Fosfat
Penentuan fosfat diperlukan untuk mengontrol pembentukan kerak dan keretakan, sebagai contoh dalam pemakaian fosfat sebagai ” internal treatment “ untuk
mengontrol kerak, maka kelebihan sedikit fosfat harus dipertahankan dalam ketel. Unuk mengontrol keretakan, maka harus dijaga hubungan antara alkaliniti dan fosfat
Universitas Sumatera Utara
ukuran pH sehingga tidak terjadi hidroksida bebas. Konsentrasi fosfat dalam air ketel berkisar antara 30-60 ppm PO4.
2.6.7 Khlorida
Hampir semua air mengandung garam khlorida, sehingga konsentrasi garam khlorida dapat dipakai untuk memperkirakan banyaknya zat padat terlarut dalam air. Dengan
mengontrol konsentrasi khlorida dalam air ketel, maka dapat diperkirakan zat padat terlarutnya dan selanjutnya dapat dilakukan blowdown untuk menguranginya. Zat
padat terlarut dalam air ketel, dibatasi sbb:
2.6.8 Hidrasin
Penentuan Hidrasin untuk mengontrol korosi dengan mempertahankan konsentrasi hidrasin sedikit kelebihan dalam air ketel.
2.6.9 pH
Pengukuran pH diperlukan untuk mengontrol korosi atau kerak. Pada pH rendah akan terjadi korosi dan pada pH tinggi akan terjadi kerak. Selain itu pH tinggi menimbulkan
busa, sehingga akan menimbulkan carry over.
2.6.10 Konduktiviti