BAB III DIVERSITAS ALAMOUTI DAN MODULASI M-PSK
3.1 Diversitas Transmit
Secara teoritis, teknik paling efektif untuk mengatasi fading adalah power control. Cara kerjanya sebagai berikut: apabila diketahui sinyal yang sampai ke
penerima levelnya turun akibat fading, maka pengirim akan menaikkan daya yang dikirimkan untuk mengkompensasi efek fading tersebut. Metode ini kurang praktis
karena daya yang dapat dipancarkan terbatas. Selain itu apabila kanal uplink dan downlink menggunakan frekuensi yang berbeda maka pengirim tidak akan memiliki
informasi secara langsung mengenai fading yang terjadi. Apabila informasi power control tersebut didapatkan dari mekanisme umpan balik, maka throughtput bisa
berkurang dan menambah kompleksitas sistem. Pada kebanyakan kasus, diversitas antena adalah teknik yang praktis dan
efektif untuk mengurangi efek multipath fading. Salah satu pendekatan klasik menggunakan beberapa antena pada penerima dan melakukan combining atau
selection untuk meningkatkan kualitas sinyal yang diterima. Beberapa contoh teknik ini antara lain Selection Diversity SD, Equal Gain Combining EGC, Maximal
Ratio Combining MRC, dan Maximal Ratio Receiver Combining MRRC. Kelemahan metode tersebut adalah ukuran, biaya, dan daya. Antena unit penerima
disyaratkan terpisah sejauh jarak koherensi agar gain yang cukup bisa didapatkan. Akibatnya diversitas penerimaan ini penggunaanya terbatas diimplementasikan pada
base station saja pada komunikasi arah uplink.
Universitas Sumatera Utara
Untuk diversitas arah downlink teknik yang diperkenalkan kemudian adalah dengan menggunakan beberapa antena disisi base station. Jadi gain diversitas juga
dapat diperoleh untuk arah downlink. Terdapat dua teknik dasar yang diperkenalkan. Pertama menggunakan Space Time Trellis Code STTC. Pada STTC, setiap data
dikodekan sesuai state simbolnya kemudian hasil kode tersebut dibagi kedalam n aliran yang lalu dikirimkan secara simultan menggunakan n antena pengirim. Sinyal
yang diterima merupakan superposisi linier dari n sinyal yang ditransmisikan ditambah dengan noise [6]. Teknik ini efektif karena menggabungkan secara
langsung keuntungan dari forward error correction FEC koding dan gain diversitas. Namun begitu, cost tambahan pemrosesan sinyal meningkat secara
eksponensial sebagai fungsi efesiensi bandwith bitsHz dan orde diversitas. Akibatnya STTC tidak praktis bahkan tidak cost efektif.
Teknik kedua diperkenalkan oleh Alamouti. Metode tersebut memanfaatkan ortogonalitas yang diterapkan pada proses enkodingnya sehingga teknik decoding
dipenerima menjadi sederhana. Desain sistem tersebut diterapkan untuk dua antena pengirim dan satu antena penerima yang dinamakan Simple Transmit Diversity
STD. Dalam paper yang sama desain tersebut juga dikembangkan untuk dua antena dan dua antena penerima. Tarokh pada paper [7] menggeneralisasi STD agar dapat
digunakan untuk multi antena penerima. Pada paper tersebut Tarokh juga memberi nama teknik ini secara umum sebagai Space Time Transmit Diversity STBC.
Dinamakan demikian karena data pada saat pengkodean diwakili oleh simbol terbagi dalam blok-blok waktu dan ruang dalam hal ini diimensi ruang yang dimaksud
Universitas Sumatera Utara
adalah antena pemancar yang berbeda. STBC mengkombinasikan teknik diversitas waktu dan ruang.
3.2 Diversitas Alamouti