Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan Area, 2009.
USU Repository © 2009
overconsolidated. Lapisan yang belum mengalami tekanan diatasnya lebih tinggi dari tekanan yang berlaku saat ini, normally consolidated.
2.3.3.3 Pengukuran Konsolidasi
Untuk mengukur konsolidasi di laboratorium dipakai alat konsolidasi consolidated apparatus atau oedometer, Tekanan diberikan sampai penurunan
selesai. Sesudah itu diberi tambahan beban, sampai penurunan berhenti dan seterusnya. Beban ditambah per 24 jam dengan harga tegangan berikut: 0,25; 0,5;
1,0; 2,0; 4,0; 8,0 kgcm
2
. Mencapai 8 kgcm
2
beban dikurangi sampai 0,25 kgcm
2
, didapat rebound curve.
2.3.3.3 Besarnya Penurunan
Penurunan yang terjadi pada setiap tegangan diambil dari pembacaan arloji penunjuk yang terakhir untuk tegangan itu. Angka penurunan ini dipakai untuk
membuat grafik penurunan-tegangan sebagai absis dan angka pori sebagai ordinat.
2.3.3.4 Hasil Percobaan Konsolidasi
a Undisturbed, dicampur air sehingga menjadi cair slurry sample. Ditambah
beban sedikit demi sedikit, dengan membiarkan konsolidasi berjalan sampai selesai setiap penambahan beban. Tebal akan menurun akibat konsolidasi,
penurunan diketahui setiap saat dari pembacaan arloji. Angka pori dapat dihitung, dengan kadar air diketahui. Grafik penurunan-tegangan gambar 2.7.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan Area, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.7 Grafik Percobaan Konsolidasi pada undisturbed, L. D. Wesly, 1977 Jika tegangan ditambah sampai P
o
maka didapat garis AB. Garis AB hampir lurus, disebut virgin consolidation curve. Saat lapisan lempung mengendap di
lapangan, suatu proses yang sama akan berjalan. Jika tegangan dan penurunan ditentukan, diperoleh grafik seperti garis AB. Juga jika tegangan sekarang
dikurangi lagi menjadi P
1
maka tebal contoh menjadi lebih besar sedikit, menurut garis BC. Jika tegangan ditambah sampai sebesar P, didapat garis
CDE. Garis DE terusan dari garis AB, yaitu ABE: garis konsolidasi asli. b
Normally consolidated, diperoleh hasil seperti pada Gambar 2.8. P
o
= tegangan efektif di atas tanah ini di lapangan, dan e
o
= angka pori asli. Titik A menunjukkan keadaan tanah setempat. Sebelum tegangan mencapai P
o
, penurunan di laboratorium kecil, tapi saat tegangan melebihi P
o
, penurunan
menjadi besar. Jika tanahnya undisturbed, setelah tegangan P
o
dilampaui, penurunan adalah menurut garis konsolidasi asli, garis AB.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan Area, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.8 Uji Konsolidasi pada Normally Consolidated, L. D. Wesly, 1977 c
Pada over-consolidated Hasil uji konsolidasinya akan seperti pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Uji Konsolidasi Over-consolidated, L. D. Wesly, 1977 P
o
= tegangan efektif awal di atas contoh ini dilapangan. Pada masa lalu tanah ini pernah mengalami tekanan sebesar P
o
, disebut over consolidation atau pre consolidation pressure.
d Residual soil tanah dari lapisan di bawahnya, pembentukannya berlangsung
di tempat asal dan tidak mengalami pemindahan atau pengendapan. Normally overconsolidated tidak dipakai secara tepat untuk residual soil karena
pembentukannya tidak seperti cara pembentukan lapisan endapan sedimentary soils, dengan arti belum pernah mengalami tekanan di atasnya
lebih tingi dari yang berlaku pada saat ini. Cara pembentukannya menyebabkan residual soils memiliki sifat seolah overconsolidated.
2.3.3.5 Perhitungan Tegangan