Prinsip-Prinsip Belajar Tinjauan Pustaka 1. Kesegaran Jasmani

commit to user Selain itu dalam proses pengajaran, unsur proses belajar hal yang paling penting. Sebab belajar adalah proses perubahan perilaku yang bersifat menetap yang diperoleh melalui proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik 2007: 29 bahwa belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Tujuan akan akan nampak jika terdapat suatu hasil dalam belajar. Hasil belajar itu ada pada aspek-aspek perubahan, antara lain: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Untuk itu dalam mengajar berorientasi pada proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang komplek dalam belajar yang di alami oleh siswa untuk mendapatkan sesuatu perubahan perilaku yang bersifat menetap dari hasil belajar.

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yang bersifat menetap yang diperoleh melalui proses belajar. William Burton dalam Oemar Hamalik 2007: 31 mengatakan bahwa prinsip-prinsip belajar sebagai berikut: 1 Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampauiunder going 2 Proses itu melalui berbagai macam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. 3 Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid. 4 Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu. 5 Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heriditas dan lingkungan. 6 Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual kalangan murid. 7 Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman- pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan sesuai dengan kematangan murid. commit to user 8 Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan. 9 Proses belajar merupakan proses kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. 10 Hasil-hasil belajar secara fungsional betalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah. 11 Prosedur belajar berlangsung secara efektif dibawah bimbingan tanpa tekanan dan paksaan. 12 Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan ketrampilan. 13 Hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. 14 Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. 15 Hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda. 16 Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat komplek dan dapat berubah-ubah adaptable, jadi tidak sederhana dan statis. Lebih lanjut dijelaskan menurut Latief 2003: Dalam kegiatan belajar ada beberapa prinsip-prinsip belajar antara lain: 1 Prinsip efek kepuasan Law of Effect Prinsip efek kepuasan hasil belajar akan diperkuat apabila menghasilkan rasa senang atau puas. Sebaliknya hasil belajar akan diperlemah apabila menghasilkan tidak senang. 2 Prinsip pengulangan Law of Exercise Prinsip pengulangan bahwa hasil belajar dapat lebih sempurna apabila di ulang, sering dilatih. Hubungan rangsangan stimulus dengan reaksi responces akan diperkuat apabila sering ada pengulangan. 3 Prinsip kesiapan Law of Readiness Prinsip kesiapan menyatakan proses individu memperoleh perilaku baru jika ia telah siap.Kesiapan tersebut berkaitan dengan kematangan fisik dan psikologis. 4 Prinsip Kesa Pertama Law of Primacy. Hasil belajar yang diperoleh dari kesan pertama akan digoyahkan. Ini berarti proses belajar pertama keliru dan membentuk kebiasaan buruk. 5 Prinsip Beban Baru Law of Recentcy. Prinsip ini mengandung pengertian beban yang baru dipelajari akan lebih mudah diingat. Prinsip berkenaan dengan konsep rintangan atau inhibisi dalam belajar. 6 Prinsip Gabungan commit to user Prinsip ini menunjukkan perlunya ada keterkaitan bahan yang dipelajari dengan situasi belajar yang akan mempermudahberubahnya perilaku. Dari paparan di atas maka dapat dipaparkan bahwa setiap proses belajar ada yang dinamakan prinsip-prinsip efek kepuasan, prinsip pengulangan, prinsip kesiapan, prinsip kesan pertama, makna yang mendalam, prinsip beban baru, prinsip gabungan. c. Belajar Gerak . ”Belajar gerak merupakan salah satu bagian dari kajian ilmu keolahragaaan yang mengkaji tentang fenomena manusia yang mempelajari atau menguasai gerakan-gerakan tubuh atau meningkatkan ketrampilan gerak tubuhnya”, dijelaskan dalam Argasamita 2007: 83. Pengetahuan tentang teori belajar gerak merupakan sebagian deri landasan ilmiah yang diperlukan seorang pelatih olahraga untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Menurut Sugiyanto 1999: 268, ”belajar gerak merupakan sebagian dari belajar”. Dalam belajar menekankan pada aktivitas berfikir atau kognitif. Belajar juga menekankanpada aktivitas emosi dan perasaan biasa. Belajar juga menekankan pada aktivitas gerak. Dalam gerak ada beberapa domain kemampuan yang efektif keterlibatannya seperti domain fisik dan domain psikomotor. Perkembangan gerak motor development merupakan suatu proses sejalan dengan bertambahnya usia dimana secara bertahan dan berkembang. Gerakan individu meningkat dari gerak yang sederhana ke gerakan yang komplek dan terorganisasi dengan baik yang ada pada akhirnya kearah penyesuaian ketrampilan menyertai terjadinya proses menua atau menjadi tua. Dalam pendidikan jasmani pembelajaran geerak merupakan bagian yang penting sebab belajar gerak merupakan suatu aspek untuk dapat meningkatkan kesegaran jasmani pada siswa. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990: 97 ”Gerak adalahpralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali atau berkali-kali”. commit to user Berdasarkan departemen Pendidikan Nasional 2004: 8 ”Gerak manusia adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan terbentuknya gaya hidup yabg aktif”. ”Belajar dianggap suatu fungsi apabila yang dilihat adalah aspek-aspek yang menentukan atau memungkinkan terjadinya suatu perubahan tingkah laku seseorang dalam proses edukatif” Sugiyanto dan Sudjarwo 1991: 232. Drowsky dalam Sugiyanto dan Sudjarwo 1991: 234, ”belajar gerak yang diwujudkan melalui respon-respon miskular yang diekspresikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh”. Perkembangan karena usia dengan perkembangan karena hasil latihan fisik memang tidak dapat dipisahkan, namun secara konseptual kedua hal tersebut berbeda. Dalam keadaan normal walaupun tidak melakukan aktivatas fisik secara khusus, perkembangan gerak pasti terjadi. Dalam hal ini latihan fisik bisa memacu atau mempercepat peningkatan perkembangan gerak. Gagne dalam Sugiyanto dan Sudjarwo 1991: 232 mengatakan bahwa aspek- aspek kemampuan yang bisa ditingkatkan melalui belajar adalah meliputi : 1 Ketrampilan intelektual 2 Kemampuan mengungkapkan informasi 3 Strategi berfikir 4 Ketrampilan gerak 5 Emosi dan perasaan. Sedangkan menurut Gabbard, Leblanc, dan Lowy dalam sukintaka, 1999: 10 mengutarakan bahwa dengan belajar gerak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seperti: 1 Ranah kognitif, yaitu: Kemampuan berfikir bertanya, kreatiif, dan menghubungkan, kemampuan memahamiperceptual ability, menyadari gerak dan penguatan akademik. 2 Ranah psikomotor, yaitu: perubahan biologik, kesegaran jasmani, juga menyangkut kesehatan, ketrampilan gerak, dan peningkatan ketrampilan gerak. commit to user 3 Ranah afektif, yaitu: rasa senang, penaggapan yang sehat terhadap aktivitas jasmani, kemampuan menyatakan dirinya mengaktualsasi diri, menghargai diri sendiri, dan ada konsep diri. Secara umum perkembangan gerak dikaji dari persepektif atau sudut biologis dan psikologis dapat dilihat dari keterbentukan dan perkembangan bagian-bahian sistem tubuh. Dalam persepektif psikologis dapat dilihat dari segi berfikir, emosi, dan perasaanya. Setelah perilaku individu dan observasi, maka perilaku merupakan refleksi proses perkembangan. Dalam proses kegiatan belajar siswa dikatakan berhasil dalam apabila siswa mengalami perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Dalam proses belajar siswa-siswa harus menunjukkan kegairahan yang tinggi, semangat yang besar, dan kepercayaan yang tinggi. Periodisasi perkembangan berdasarkan umur, anak yang berusia 6-10 tahun termasuk dalam fase perkembangan anak besar. Anak besar adalah anak yang berusia 6-19 tahun untuk perempuan dan untuk laki-laki 6-12 tahun. Perkembangan fisik anak yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda dibandingkan pada masa sebelumnya dan pada masa sesudahnya. Kecenderungan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi ukuran bagian-bagian tubuh. Macam-macam pola gerak yang bisa dilakukan pada masa anak besar berdasarkan ketrampilan motorik umum antara lain :Berjalan, berlari, berenang, meloncat, bersepeda, dan mengguling. Pada masa anak besar pertumbuhan kecenderungan gerak semakin tampak jelas adanya perbedaan. Aktivitas yang diperlakukan bagi anak besar 6-12 tahun dikemukakan oleh Sugiyanto dan Sudjawo 1991: 127 sebagai berikut : 1 Aktivitas ketrampilan yang ada tujuannya. a Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding. b Aktivitas pengujian diri. c Aktiviyas menggunakan alat-alat. d Pengenalan cabang-cabang olahraga tertentu dan sederhana. commit to user e Berlatih melakukan gerakan berulang-ulang untuk menguasai ketrampilan tertentu. 2 Aktivitas beregu a Aktivitas bermain atau berlomba beregu. b Menari berkelompok membentuk formasi tertentu. 3 Aktivitas mencoba-coba a Aktivitas menyelesaikan tugas dengan cara, dan ketrampilan sendiri- sendiri. b Aktivitas bebas dan tari kreatif. 4 Aktivitas latihan fisik dan keberanian. a Latihan kemampuan fisik yang berangsur gerak: jalan, lari, lompat, lempar, tangkap, sepakbola, panjat, mengguling, mengulur, dan melipat tubuh. b Bermain kombatif: bermain perang-perangan, kejar-kejaran. c Latihan relaksasi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gerak adalah astivitas jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan terbentuk gaya hidup yang aktivitas yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang meliputi: aktivitas ketrampilan yang ada tujuannya, aktivitas beregu, aktivitas mencoba-coba, aktivitas latihan fisik dan latihan keberanian. Dengan belajar gerak melalui aktivitas yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jasmani, seperti ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

d. Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 46

Pembelajaran Penjasorkes Melalui Bermain Bola Voli Mini Dalam Meningkatkan Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010 2011

0 3 77

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Besar Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV, V SD Negeri Sambung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak Tahun 2010 2011

0 11 97

Penerapan Permainan Bola Tangan Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Bola Tangan Melalui Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Bagi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Karangrandu Pecangaan Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2010 2011

0 26 97

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI II MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

7 136 61

MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN HUTAN JATI SISWA KELAS V SD NEGERI PENUSUPAN 04 KECAMATAN PANGKAH KAB. TEGAL TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011.

0 0 129

(ABSTRAK) Penerapan Permainan Bola Tangan Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Bola Tangan Melalui Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Bagi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Karangrandu Pecangaan Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 2

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK KUDA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI MOJOSONGO III TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

1 1 1

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER PERMAIANAN SEPAK BOLA DAN PERMAINAN BOLA VOLI SD NEGERI KEDUNGREJO KULON PROGO TAHUN 2016.

0 1 88

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN BOLBUM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI LESANPURO KAJORAN TAHUN PELAJARAN 2015 2016 -

0 0 60