Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK sekarang ini berkembang sangat pesat hal ini terjadi karena pekerjaan yang biasanya dilakukan menggunakan kedua tangan sekarang digunakan menggunakan mesin. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini mengarah pada era modern yang sering disebut era globalisasi. Era globalisasi ini menuntut manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang bertakwa kepade Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, inisiatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Untuk menjadi manusia yang berkualitas maka diperlukan suatu proses belajar yang ditempuh melalui jenjang pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menciptakan manusia yang berkualitas. Sebab pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1. Untuk melaksanakan pendidikan ini diperlukan suatu wadah atau lembaga pendidikan untuk mencari ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Lembaga yang dibutuhkan seperti sekolah. Sekolah sebagai pendidikan formal,secara sistematis, telah merencanakan berbagai lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan yang menyediakan bermacam- macam kasempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan siswa memperoleh pengalaman pendidikan. Dengan demikian, mendorong peserta didik kearah pertumbuhan dan perkembangan kearah suatu tujuan yang dicita-citakan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Penjasorkes merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum keberadannya serta ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Penjasorkes memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerek sebagai aktivitas. 1 commit to user Penjasorkes adalah bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang srcara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Sebab Penjasorkes salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang disekolah baik dari jenjang pendidikan dasar sampai sekolah menengah. Menurut Suparman 1994: 10 ”pendidikan jasmani adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang”. Dalam pendidikan, selain memberikan pengetahuan tentang pendidikan jasmani juga memberikan kontribusi kemampuan gerak jasmani, baik permainan maupun kegiatan olahraga lainnya. Menurut Suparman 1997: 8 ”tujuan pendidikan jasmani adalah membantu siswa meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”. Tujuan pendidikan jasmani ini dapat tercapai pendidikan diselenggarakan disekolah-sekolah dan dilaksanakan dengan baik sebagaimana mestinya. Manfaat dari pendidikan yaitu untuk membuat siswa tidak mengalami kelelahan yang berarti dalam melakukan aktivitas jasmani dan masih memiliki cadangan energi untuk melakukan aktivitas yang lainnya. Oleh karena itu, pendidikan jasmani yang diberikan disekolah harus mengacuharus mengacu pada kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan sehingga tercapai tujuan pendidikan jasmani. Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani diperlukan suatu proses yang disebut proses kegiatan belajar. Belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. ”Tujuan yang dicapai adalah hasil dan bukti adanya perubahan tingkah laku dari proses belajar”. Oemar Hamalik 2007: 29.Untuk itu belajar adalah langkah-langkah yang harus ditempuh siswa. Dalam membantu proses kegiatan belajar mengajar KBM guru sangat berperan penting terhadap hasil-hasil belajar.Guru sebagai pendidik melakukan pembelajaran sesuai kurikulum sekolah. Dalam proses pembelajarannya, pendidik harus memegang prinsip-prinsip pembelajaran. Rogers dalam Dimyanti dan Mudjiono 2002: 38-39 mengemukakan bahwa: Guru memperhatikan prinsip pendidikan dalam proses pembelajaran”. commit to user Prinsip itu adalah bahwa pembelajaran memiliki kekuatan menjadi manusia, belajar hal yang bermakna, menjadikan bagian yang bermakna bagi dirinya, sikap terbuka, berpartisipasi secara bertanggung jawab,belajar mengalami berkesinambungan dengan penuh kesungguha. Dengan demikian jika guru memegang prinsip-prinsip pembelajaran maka dapat mencapai tujuan belajar dan yang diperuntukkan bagi siswa yang bersangkutan. ”Dalam proses belajar pendidikan jasmani, dapat dikatakan guru pendidikan jasmani memegang kunci utama sukses tidaknya pembelajaran pendidikan jasmani disekolah”. Dimyati dan Mudjiono 2003: 8. Alat dan fasilitas boleh lengkap, kurikulum sangat bagus,input siswanya bagus, tetapi jika ditangani guru yang tidak profesional maka tidak bermakna proses pembelajarannya. Sebaliknya, meski alat dan fasilitas olahraga sangat terbatas, siswa biasa-biasa saja, tetapi jika ditangani guru yang profesional, mengerti tugas dan kewajibannya, bisa diharapkan proses belajar mengajar pendidikan jasmani akan berjalan dengan baik. Untuk menunjang kepentingan tersebut harus menugaskan guru yang sesuai dengan disiplin ilmunya the right man inthe right place. Dari uraian diatas, dalam pelaksanaan dilapangan masih banyak permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Hambatan tersebut tentu saja menghambat proses pembelajaran. Masalah belajar telah banyak merampas sebagian besar perhatian para pendidik termasuk pendidik- pendidik dalam bidang pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Hal ini disebabkan ketidakefektifan proses belajar yang terjadi dalam proses pembelajaran. ”Dalam proses pembelajaran standar ini merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetisi yang dituangkan didalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan”. Masnur Muslich 2008: 4. Cabang olahraga permainan merupakan salah satu standar isi dalam mata pelajaran penjasOrkes, olahraga kesehatan di sekolah dasar di kelas IV sampai VI. Permainan tersebut diantaranya permainan bola kecil dan bola besar. Permainan bola kecil diantaranya:kasti, rounders, kippers dan sof ball. Sedangkaan permainan bola besar antara lain: sepakbola, bola basket, bola voli. Permainan bola commit to user besr khususnya sepakbola kelas IV sampai VI, disebutkan bahwa standar kompetensi pada sekolah dasar adalah mempraktikkan garak dasar permainan sederhana dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sedangkan kompetensi dasar siswa dapat mempraktikkan gerak dasa permainan bola besar sederhana dengan peruturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama, sportivitas dan kejujuran. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari pendekatan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Salah satu diantara pendekatan- pendekatan mengajar yang dikembangkan adalah konsep model pembelajaran. Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model yang kuat dan menyeluruh dan model pembelajaran ini membutuhkan pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikait berbeda serta pola urutan yang berbeda juga. Menurut Gusril 2004: 45 menyatakan bahwa ”modifikasi dalam pendidikan jasmanisangat diperlukan khususnya bagi anak- anak, hal ini diharapkan anak- anak siswa secara fisik dan menal belum matang, jika dibandingkan dengan orang dewasa”. Pemain sepakbola melalui pendekatan model maka sarana dan prasarana dan peraturannya dibuat sederhana mungkin sehingga siswa dalam proses pembelajaran sepakbola dapat menerapkan dalam kehidupan sehari- hari. Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan upaya yang nyata untuk membuat siswa mengikuti pembelajaran permainan sepakbola khususnya di Sekolah Dasar agar siswa merasa senang, tidak bosan atau jenuh dan tidak ada perbedaan gender dalam mengikuti pembelajaran sepakbola, serta membuat siswa aktif dalam bergerak sehingga dapat menunjang peningkatan ketrampilan serta peningkatan kesegaran jasmani. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan model modifikasi pembelajaran pemainan sepakbola yang sesuai dengan Sekolah Dasar kelas IV. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul ”Meningkatkan Kesegaran Jasmani dengan Model Modifikasi Permainan Sepak Bola pada Siswa SD Negeri 2 Delanggu Kelas 4 Tahun Pelajaran 20102011”. commit to user

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 46

Pembelajaran Penjasorkes Melalui Bermain Bola Voli Mini Dalam Meningkatkan Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010 2011

0 3 77

Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Besar Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV, V SD Negeri Sambung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak Tahun 2010 2011

0 11 97

Penerapan Permainan Bola Tangan Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Bola Tangan Melalui Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Bagi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Karangrandu Pecangaan Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2010 2011

0 26 97

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI II MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

7 136 61

MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN HUTAN JATI SISWA KELAS V SD NEGERI PENUSUPAN 04 KECAMATAN PANGKAH KAB. TEGAL TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011.

0 0 129

(ABSTRAK) Penerapan Permainan Bola Tangan Modifikasi Terhadap Hasil Belajar Bola Tangan Melalui Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Bagi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Karangrandu Pecangaan Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 2

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK KUDA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI MOJOSONGO III TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

1 1 1

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER PERMAIANAN SEPAK BOLA DAN PERMAINAN BOLA VOLI SD NEGERI KEDUNGREJO KULON PROGO TAHUN 2016.

0 1 88

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN BOLBUM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI LESANPURO KAJORAN TAHUN PELAJARAN 2015 2016 -

0 0 60