Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Fitria Suryatini,2013 PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan SMK yakni: SMK adalah suatu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa memiliki kemampuan sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang trampil, terdidik, dan profesional, serta dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mencapai apa yang diharapkan tersebut maka arah pengembangan pendidikan SMK berorientasi pada penyiapan sumber daya manusia yang menjadi aset negara sekaligus mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki daya saing untuk menghadapi era globalisasi. Output yang bermutu tidak lepas dari proses pendidikan yang bermutu. Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu institusi pendidikan. Kriteria kualitas pembelajaran yaitu pembelajaran dikatakan berkualitas ketika intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, siswa, kurikulum dan bahan ajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler Sukamto, 2005:6. Hasil pendidikan SMK saat ini masih belum bisa terserap oleh dunia kerja dan industri, data dari BPS Tahun 2011 menyatakan bahwa tingkat pengangguran Fitria Suryatini,2013 PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terbuka dari lulusan SMK berada pada urutan kedua, dengan rincian sebagai berikut: Lulusan Sarjana 8,02 , Diploma 7,16 , SMK 10,43 , SMA 10,66 , SMP 8,37 , dan SD kebawah 3,56 . Pengangguran dari lulusan sebuah lembaga pendidikan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain: kompetensi lulusan tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan oleh pengguna lulusan dan jumlah lulusan melebihi dari kebutuhan yang diperlukan di dunia kerja. Guru berperan dalam proses pendidikan, seperti penelitian di negara- negara berkembang antara lain: India, Mesir, Botswana, Thailand, Chile, El Salvador, Kolumbia, Meksiko, Brazil, Argentina, Peru, Uganda, Hongaria, Paraguai, Iran, dan Bolivia. Melalui studi terhadap keenam belas Negara itu tersimpulkan bahwa penentu keberhasilan belajar di sekolah adalah faktor guru 34, manajemen 24, waktu belajar 16, sarana 26 Nursisto, 2002:5. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa selain kemampuan siswa sendiri, ternyata kualitas kemampuan guru merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru merupakan ujung tombak dalam pencapaian tujuan proses pembelajaran. Sehingga hanya guru yang profesional yang dapat memberikan sumbangan positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar siswa. Proses-belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola Fitria Suryatini,2013 PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal Usman, 2009:9. Guru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya akan mendorong terwujudnya proses dan produk kinerja yang dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan. Di dalam Undang-undang RI No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen Bab IV Pasal 8 disebutkan bahwa: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dan pada Pasal 9 sebagai berikut: kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Demikian pula di dalam Pasal 28 ayat 1 PP RI No. 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa: Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal D4 S1 dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, yang memiliki kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran secara formal dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Kompetensi Guru Profesional berdasarkan Undang – undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV bagian kesatu Pasal 10 ayat 1 dijelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Secara konseptual kompetensi pedagogik seorang guru adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan perkembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya Suyanto dan Djihad, 2012: 49. Hasil pengamatan di lapangan menunujukkan Fitria Suryatini,2013 PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terdapat guru yang mengajar tanpa melakukan perencanaan seperti tidak membuat silabus dan RPP, melakukan evaluasi tanpa pedoman, dan tidak berusaha untuk memaksimalkan kemampuan setiap peserta didik berdasarkan potensinya. Berdasarkan Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal 10 ayat 1 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik. Hasil pengamatan di lapangan masih terdapat guru-guru yang melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan untuk teladan bagi para siswanya. Kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik juga membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Hasil pengamatan di lapangan masih terdapat guru-guru yang tidak mempedulikan dan membimbing para siswanya dalam hal kompetensi sosial juga hidup di masyarakat sebagai pribadi yang tidak bermasyarakat. Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen Pada pasal 10 ayat 1 bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi secara luas dan mendalam. Hasil pengamatan di lapangan masih terdapat guru-guru yang kurang menguasai pokok bahasan yang semestinya disampaikan kepada para siswanya atau mengajar tidak sesuai dengan bidangnya. Berdasarkan uraian di atas masih terjadi kesenjangan antara teori yang ideal dengan hasil pengamatan yang ada di lapangan sehingga memerlukan Fitria Suryatini,2013 PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penelitian terhadap kompetensi yang menunjukan tingkat keprofesionalan yang dimiliki oleh guru. Ketika para guru telah memasuki ruangan kelas dan menutup pintu-pintu kelas itu, maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru John Goodlad, 1970. Dalam penelitian tersebut dapat diketahui bahwa guru profesional merupakan kunci keberhasilan dari kualitas proses pembelajaran. Pentingnya profesionalisme guru terhadap kualitas proses pembelajaran siswa dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasannya, dapat dilihat juga dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 76,6 hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru Nana Sudjana, 2002: 42. Proses pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh latar belakang guru, yang mencakup pendidikan di perguruan tinggi, kelas sosial, umur, jenis kelamin, pengalaman pelatihan, pengalaman praktik mengajar, motivasi, kepribadian dan kecerdasan Dunkin dan Biddle, 1974:38. Studi pendahuluan di beberapa SMK program studi teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kota Cimahi didapat data guru produktif dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda antara lain 9 lulusan S1 teknik non kependidikan, 41 S1 pendidikan teknik, 11 orang lulusan D4 teknik. Berdasarkan data guru di atas, terlihat bahwa guru SMK mempunyai latar belakang pendidikan yang beragam. Ditinjau dari fungsi kelembagaan tujuan Sarjana Pendidikan Teknik adalah mampu menerapkan ilmu produktif dan mengajarkannya dalam kegiatan pendidikan di masyarakat, mengerti peran dan kegiatan pengembangan ilmu melalui penelitian, dan cepat menyesuaikan diri Fitria Suryatini,2013 PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan lingkungan ilmiah yang ada. Menurut SK MENDIKNAS No.232U2000 tujuan Sarjana Teknik yaitu: mampu menerapkan ilmu dalam kegiatan produktif dalam pelayanan masyarakat, mengerti peran dan kegiatan pengembangan ilmu melalui penelitian, mampu mengantisipasi permasalahan dalam program studi keahliannya, cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan ilmiah yang ada. SK MENDIKNAS No.232U2000 tujuan Sarjana Sains Terapan yaitu: mampu melaksanakan pekerjaan yang kompleks dengan dasar kemampuan profesional tertentu termasuk keterampilan merencanakan, melaksanakan kegiatan, memecahkan masalah dengan tanggung jawab mandiri pada tingkat tertentu dan memiliki keterampilan manajerial, serta mampu mengikuti perkembangan, pengetahuan dan teknologi di dalam program studi keahliannya. Ditinjau dari fungsi kelembagaan Sarjana Teknik dan Sarjana Sains Terapan diberi bekal kemampuan profesional yang lebih banyak dibanding dengan Sarjana Pendidikan Teknik, tetapi Sarjana Pendidikan Teknik diberikan pembekalan kompetensi pedagogik, sosial, dan kepribadian, serta diberikan pembekalan yang cukup tentang kompetensi profesional yang sesuai dengan yang dibutuhkan di Sekolah Menengah Kejuruan. Penjelasan diatas mengungkapkan bahwa guru SMK yang ada di Kota Cimahi berlatar belakang pendidikan yang berbeda-beda, guru SMK memerlukan skill tertentu dibandingkan dengan guru - guru lainnya, kualitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan guru dan profesionalisme guru. Tujuan pendidikan SMK menurut RENSTRA Pendidikan Nasional sebagai berikut: menyiapkan peserta didik tamatan sesuai program studi Fitria Suryatini,2013 PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu keahlian, yakni 1 memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahliannya; 2 mampu memilih karier, mampu berkomunikasi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian yang dipilih dan ditekuni; 3 menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan Dunia Usaha dan Industri DUDI. Tetapi kenyataannya masih banyak lulusan SMK yang tidak bekerja sesuai dengan pendidikannya dan masih terdapat kesenjangan antara kompetensi guru yang seharusnya secara teori dan yang terjadi dalam kenyataan di lapangan yang mungkin saja dapat terjadi karena pengaruh latar belakang pendidikan guru sebelumnya. Berdasarkan rangkaian uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian mengenai “Perbedaan Tingkat Profesionalisme Guru dan Kualitas Proses Pembelajaran Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Sarjana Guru yang Berbeda di SMK Program Studi Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi ”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 17

PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KABUPATEN KARAWANG.

0 2 49

PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI WILAYAH PRIANGAN TIMUR.

1 1 58

PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI SMK KOTA DEPOK, KOTA SUKABUMI, DAN KABUPATEN CIANJUR.

0 0 65

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN INTENSITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN KOMPETENSI PRODUKTIF : Penelitian dilakukan pada Program Keahlian Teknik Otomotif di SMK Taruna Mandiri Cimahi.

0 3 64

PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA DAN KABUPATEN BANDUNG.

0 0 52

Kesiapan dan Kendala yang dihadapi Oleh Guru SMK Program Keahlian Otomotif dalam Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Kota Semarang (Studi Kasus di SMK 17 Agustus 1945).

0 0 2

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENERAPAN KONSEP DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA (PKDLE) BERBASIS ANDROID UNTUK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DI SMK.

1 7 145

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP PROFESIONALISME GURU SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO-VIDEO SE KOTA YOGYAKARTA.

1 10 132

PERBEDAAN KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN MASA KERJ ipi3249

0 0 5