Nurhasim, 2014 Pengaruh Latihan Plyometrics Frog leaps dan Latihan Weight Training Squat terhadap Power Otot
Tungkai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia olahraga yang sifatnya persaingan satu dengan lainnya, termasuk dalam olahraga permainan sepakbola untuk mencapai prestasi
dibutuhkan kemampuan kondisi fisik yang prima sebagai modal untuk mengikuti kompetisi atau pertandingan dalam olahraga permainan sepakbola. Tujuan dari
kemampuan kondisi fisik yang prima juga sebagai penunjang untuk mengerahkan kemampuan yang maksimal yang dimililki oleh atlet, akan tetapi kemampuan
kondisi fisik saja tidak cukup untuk menunjang kemampuan atlet. Aspek lainnya yang harus dilatih oleh atlet adalah latihan teknik, taktik, dan mental. Seperti yang
dijelaskan oleh Harsono 1988:100 bahwa “ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu : latihan fisik, latihan
teknik, latihan taktik, latihan mental”. Komponen kondisi fisik yang mendasar untuk dilatih pada atlet adalah daya
tahan, kekuatan, kecepatan dan kelentukan. Dan komponen kondisi fisik ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Namun
dalam proses pelatihannya komponen kondisi fisik ini dapat dikembangkan antara satu dengan lainnya, seperti power, agility dan stamina. Ada beberapa komponen
kondisi fisik yang disampaikan oleh Sajoto 1990:1 6 diantaranya ”kekuatan
strength, daya tahan endurance, daya ledak power, kecepatan speed, daya lentur flexibility, kelincahan agility, kordinasi coordination, keseimbangan
balance, ketepatan accuracy dan reaksi reaction ”.
Power merupakan komponen kondisi fisik yang aktifitas gerakannya merupakan gabungan dari kekuatan dan kecepatan. Lebih jauh mengenai power
Harsono 1988:200 menjelaskan bahwa “power adalah kemampuan otot untuk
Nurhasim, 2014 Pengaruh Latihan Plyometrics Frog leaps dan Latihan Weight Training Squat terhadap Power Otot
Tungkai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cep at”. Komponen
kondisi fisik power sangat dibutuhkan dalam setiap cabang olahraga terutama dalam cabang olahraga yang membutuhkan power tungkai. Seperti yang
disampaikan Satriya 2007:62 bahwa “komponen kondisi fisik power sangat dibutuhkan dalam cabang olahraga yang ekslposif seperti sprint, lari gawang,
nomor lempar, nomor lompat, olahraga yang membutuhkan loncatan, memukul, menendang dll”.
Komponen kondisi fisik power dalam permainan sepakbola sangatlah penting, dikarenakan dengan melihat bahwa olahraga permainan sepakbola yang
dominan menggunakan tungkai dalam permainannya. Dalam permainan sepakbola teknik dasar menendang merupakan karakteristik yang dominan.
Dimana menendang berguna untuk memulai pertandingan, passing-passing pendek ataupun mencetak gol. Seperti dikatakan Sucipto dkk 1997:17 bahwa
“menendang bola merupakan salah satu karateristik sepakbola”. Dalam teknik dasar menendang seorang pemain sebisa mungkin untuk memberikan dengan
kemampuan yang baik dan maksimal. Dengan karakteristik sepakbola adalah menendang, maka menurut fungsinya
terbagi menjadi beberapa bagian, yakni menendang pendek atau lazim disebut dengan short passing dan menendang jauh atau long passing. Keterampilan
teknik dasar menendang short passing dan menendang jauh atau long passing harus dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu permainan yang lamanya
2x45 menit. Dan ini membutuhkan kondisi fisik prima terutama kondisi power tungkai yang menunjang dalam melakukan teknik dasar dalam sepakbola. Seperti
yang dijelaskan Dikdi k 2010:25 mengatakan bahwa ”saat harus melakukan long
passing, shooting ke gawang, heading duel, dan lainnya dibutuhkan kekuatan yang cepat”. Dominasi gerakan yang eksplosif dalam sepakbola terlihat dalam
gerakan menendang jauh ataupun menendang langsung ke gawang shooting sebagai upaya untuk mendapatkan angka.
Nurhasim, 2014 Pengaruh Latihan Plyometrics Frog leaps dan Latihan Weight Training Squat terhadap Power Otot
Tungkai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SSB PSBUM merupakan salah satu klub anggota pengcab yang mengikuti kompetisi antar SSB di Kota Bandung. Semua pemainnya merupakan anggota
pelajar yang berusia 10-17 tahun. Tempat latihan yang digunakan SSB PSBUM adalah lapangan sepakbola kampus FPOK padasuka. Awal didirikan sekolah
sepakbola ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap tingginya angka drop out di sekolah dasar, sehingga didirikanlah sekolah sepakbola pembinaan usia muda
atau SSB PSBUM oleh Adjat Sudrajat, Prof. Drs. M. Tahir Djide dan Drs. Indra M. Thohir. Sebelum diadakan penelitian, peneliti mengamati langsung di
lapangan. Para pemain SSB PSBUM KU-17 memiliki kemampuan yang berbeda- beda satu dengan yang lainnya dalam hal melakukan tendangan jarak jauh atau
long passing. Hal ini terlihat pada saat siswa SSB PSBUM melakukan latihan atau mengikuti pertandingan kompetisi Pengcab KU-17 se- Kota Bandung dimana ada
pemain yang memiliki tendangan keras tepat sasaran, ada juga pemain yang memiliki tendangan lemah dan tidak tepat sasaran. Apabila dirata-rata oleh
peneliti mengenai pengamatan tendangan jarak jauh siswa SSB PSBUM hanya di bawah 50 meter, padahal untuk ukuran lapangan sepakbola panjangnya 90-120
meter sedangkan lebarnya 45-90 meter. Dalam permainan sepakbola setidaknya pemain mampu menendang 23 lapangan bahkan lebih jauh lebih baik, karena
bermanfaat sekali untuk menghalau serangan lawan dan menendang langsung ke gawang.
Dengan memperhatikan bahwa pemain harus dapat menendang bola 23 lapangan atau lebih, maka dibutuhkan kondisi power tungkai yang baik. Kondisi
power tungkai yang baik akan menunjang dalam pengerahan kemampuan teknik dasar seperti menendang jauh atau long passing, menendang langsung ke gawang
shooting,dan menghalau serangan lawan bila mendekati daerah gawang. Bentuk latihan yang dapat meningkatkan power tungkai adalah latihan plyometrics.
Seperti yang dijelaskan Radclliffe dan Farentinos 1999:1 bahwa “Plyometric is a method of develoving explosive power
”. Maksudnya adalah latihan plyometric merupakan salah satu metode latihan untuk meningkatkan kemampuan power.
Nurhasim, 2014 Pengaruh Latihan Plyometrics Frog leaps dan Latihan Weight Training Squat terhadap Power Otot
Tungkai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Latihan yang dapat meningkatkan kemampuan daya ledak power otot tungkai adalah latiahan plyometrics dan latihan weight training.
Dalam latihan plyometrics gerakan dilakukan dengan kecepatan gerak tertentu yang melibatkan refleks regang, dimana otot sudah dalam keadaan siap
kontraksi sebelum otot tersebut kembali rileks. Latihan plyometrics membantu atlit sepak bola, dan olahraga lainnya yang menuntut keterampilan tenaga dalam
kombinasi antara kecepatan dan kekuatan. Mengenai latihan plyometrics, Chu 1 9 9 2 : 1 m e n j e l a s k a n b a h w a “ plyometrics is
defined as exercises that enable a muscle to reach maximum strength in as short a time as possible
” . M a k s u d n y a a d a l a h l a t i h a n
p l i o m e t r i k a d a l a h
l a t i h a n y a n g
m e m u n g k i n k a n o t o t
u n t u k m e n c a p a i
k e k u a t a n m a k s i m a l
d a l a m w a k t u y a n g
s e s i n g k a t m u n g k i n
.
Bentuk latihan plyometrics explosive power dengan karateristik menggunakan kontraksi otot yang sangat kuat dan
cepat, yaitu otot selalu berkontraksi baik saat memanjang eccentric maupun saat memendek coenceentric dalam waktu cepat. Gerakan dalam latihan plyometrics
identik dengan kontraksi otot terhadap respon beban yang cepat dengan irama yang dinamis jadi dapat dikatakan latihan plyometrics meningkatkan daya ledak
atau power otot tungkai. Daya ledak otot tungkai merupakan komponen penting dalam olahraga terutama sepakbola. Latihan plyometrics membantu atlet sepak
bola dan olahraga lainnya yang menuntut keterampilan tenaga dalam kombinasi antara kecepatan dan kekuatan.
Peneliti memilih latihan plyometrics frog leaps untuk meningkatkan power otot tungkai dikarenakan dalam proses pelatihannya latihan plyometrics sangat
menggunakan peralatan sarana prasarana yang sederhana. Harsono 2001:44 mengatakan bahwa “latihan plyometrics frog leaps merupakan latihan untuk
memberikan power maksimal, dimana diawali dengan sikap jongkok, menolak dengan kedua kaki ke atas setinggi-tingginya atau ke depan sejauh-
jauhnya”.
Nurhasim, 2014 Pengaruh Latihan Plyometrics Frog leaps dan Latihan Weight Training Squat terhadap Power Otot
Tungkai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan gerakan menolak ke atas atau ke depan tersebut otot berkontraksi dengan cepat, dan ketika mendarat otot rileks seketika itu langsung meloncat kembali ke
depan atau ke atas setinggi-tingginya. Dengan gerakan tersebut maka dapat meningkatkan daya ledak atau power tungkai.
Selain dengan latihan plyometrics, untuk meningkatkan power otot tungkai dapat dilakukan dengan latihan beban atau weight training. Latihan beban yang
berarti pula latihan weight training adalah latihan dimana menggunakan alat bantu peralatan digunakan untuk membantu menambah kekuatan otot. dan pada latihan
weight training dilakukan secara berulang-ulang dengan beban semakin bertambah berat. Mengenai weight training Harsono 1988:185 menjelaskan
bahwa “weight training adalah latihan-latihan yang sistematis dimana beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai
berbagai tujuan tertentu”. Bentuk latihan yang dipilih oleh peneliti untuk meningkatkan power tungkai adalah latihan weight training bentuk squat.
Harsono 1988:211 menjelaskan bahwa:” squat adalah beban dipundak lompat- lompat di tempat dengan setiap kali melakukan jongkok terlebih dahulu”. Dalam
latihannya squat yang dilakukan adalah bentuk half squat, dimana bentuk ini untuk meminimalisir cedera karena perlakuan latihan ditujukan kepada atlet yang
amatir atau dapat dikatakan belum memahami sepenuhnya gerakan latihan. Bentuk lain dalam latihan squat adalah full squat dimana dalam gerakannya
membengkokkan pantai sampai menyentuh bagian tumit pada tungkai dan bentuk ini sangat tidak dianjurkan. Seperti yang dijelaskan Harsono 1988:210 “full
squat, yaitu membengkokkan tungkai sampai pantat kena tumit, tidak dianjurkan oleh karena akan dapat menimbulkan cedera pada struktur bagian dalam dan
penyangg ah sendi lutut”. Gerakan dalam latihan squat adalah membengkokkan
lutut sampai posisi jongkok dengan membawa beban yang ditaruh di pundak, kemudian mengankat ke atas dan turun lagi ke bawah dengan intensitas yang
cepat, maka dapat dikatakan latihan squat ini dapat meningkatkan daya ledak atau power otot tungkai.
Nurhasim, 2014 Pengaruh Latihan Plyometrics Frog leaps dan Latihan Weight Training Squat terhadap Power Otot
Tungkai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti sepenuhnya meyakini bahwa metode latihan tersebut belum diketahui informasi datanya terhadap peningkatan power otot tungkai. Dan penulis
meyakini akan ada keuntungan yang didapat yaitu informasi tentang pengaruh metode latihan tersebut dengan data-data yang otentik yang akan didapat. Dalam
peneilitian ini penulis mencoba untuk meneliti tentang pengaruh latihan plyometrics frog leaps dan latihan weight training squat terhadap power otot
tungkai.
B. Rumusan Masalah