Asep Oop, 2014 CAMPUR KODE, ALIH KODE, DAN INTERFERENSI DALAM TUTURAN LISAN BAHASA INDONESIA
SISWA SERTA RANCANGAN PEMBELAJARANNYA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dengan  argumen  yang
tepat
Mampu  menceritakan tokoh
dengan pedoman  kelengkapan
identitas tokoh
Ceritakanlah tokoh dengan pedoman kelengkapan identitas
tokoh
Uji kompetensi
Bacalah teks berikut kemudian kerjakan nomor 1 dan 2 Nama lengkapnya W.S. Rendra, lahir di Solo tanggal 7 November 1935. Kegitan
tulis-menulis  yang  digelutinya  adalah  menulis  sajak,  cerpen,  drama,  dan  esai dalam  berbagai  majalah  antara  lain  Kisah,  Budaya,  Basis,  dan  lain-lain.
Sedangkan dalam bidang seni  beliau mahir membaca puisi, bermain drama, dan pernah menjadi sutradara film.
1. Hal yang pantas diteladani dari tokoh dalam teks dia atas adalah ....
B. kegiatan di kota Solo
C. pemain film
D. kemahiran dalam menulis
E. kelahiarannya di kota Solo
2. Kegiatan seni yang digeluti tokoh dalam teks di atas adalah ....
A. menulis puisi
B. bermain drama
C. menulis teks drama
D. menulis sajak
3.  Cara memahami teks profil tokoh adalah dengan memperhatikan.... A. Pikiran penjelas dan kalimat penjelas setiap paragraf.
B. Pikiran utama dan kalimat penjelas setiap paragraf. C. Kalimat utama dan kalimat penjelas setiap paragraf.
D. Kalimat utama dan pikiran utama setiap paragraf. 4.  Hal yang dapat diteladani dari tokoh   adalah ....
A. kelemahannya                                                  C. kelahirannya
Asep Oop, 2014 CAMPUR KODE, ALIH KODE, DAN INTERFERENSI DALAM TUTURAN LISAN BAHASA INDONESIA
SISWA SERTA RANCANGAN PEMBELAJARANNYA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
B. keragu-raguannya                                             D. kedisiplinannya 5.  Salah  satu  di  antara  langkah-langkah  untuk  menentukan  karakteristik  tokoh
dalam buku biografi adalah.... A. mengumpulkan kecenderungan pola sikap tokoh
B. menentukan bahasa yang digunakan tokoh C. mencari identitas pendamping tokoh
D. menguasai karakter yang diperankan
Kunci Jawaban
1, 2, dan 3 tergantung cara siswa menceritakan tokoh 4. 1 C   2 B   3 C   4 D   5 A
Format Penilaian Tabel 5.12
Penilaian Proses No.
Kegiatan Kompetensi Skor
Keterangan Maksimal
Perolehan 1.
Menyampaikan identitas tokoh 15
Setiap penilai- an selalu
memeperha- tikan campur
kode, alih kode, dan
interferensi
2. Menyampaikan keunggulan
tokoh 20
3. Menceritakan tokoh
5 4.
Uji kompetensi 5
Jumlah skor 40
Jumlah skor perolehan Nilai KD =
x 100 = Jumlah  skor maksimal
Format Pengamatan Tujuan Pengiring
Tabel 5.13 No
Nama Siswa Aspek
Jumlah Keterangan
1 2
3 Paraf
Nilai
Asep Oop, 2014 CAMPUR KODE, ALIH KODE, DAN INTERFERENSI DALAM TUTURAN LISAN BAHASA INDONESIA
SISWA SERTA RANCANGAN PEMBELAJARANNYA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 5.14 Keterangan Aspek
Rentang Nilai 1. Mengambil keputusan pribadi
2. Menghargai pendapat orang lain 3. Tampil percaya diri
A sangat baik          = 85-100 B baik                       = 70-84
C cukup                   = 55-69 D kurang                 = 40-54
E sangat kurang     = 0-39
Mengetahui: Caringin,  Mei 2013
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
………………………….. …………………………..
Asep Oop, 2014 CAMPUR KODE, ALIH KODE, DAN INTERFERENSI DALAM TUTURAN LISAN BAHASA INDONESIA
SISWA SERTA RANCANGAN PEMBELAJARANNYA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Tuturan  lisan  siswa  kelas  VII  SMP  Negeri  1  Caringin,  Garut  dalam kegiatan pembelajaran di  kelas terdapat  campur  kode, alih kode, dan inteferensi.
Campur  kode,  alih  kode,  dan  interferensi  yang  terjadi  dalam  tuturan  lisan  siswa tersebut digambarkan secara singkat di bawah ini.
Berdasarkan analisis terhadap tuturan lisan siswa SMP Negeri 1 Caringin Kelas  VII  pada  proses  pembelajaran  ditemukan  campur  kode  dengan  kode  dasar
bahasa  Indonesia.  Campur  kode  yang  terjadi  pada  tuturan  lisan  siswa  adalah pencampuran kode bahasa Sunda ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan
karena bahasa ibu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Caringin adalah bahasa Sunda. Campur  kode  pada  tuturan  lisan  siswa  terjadi  pada  golongan  kata
penunjuk,  tanya,  verba,  numaralia,  nomina,  pronomina,  partikel,  dan  golongan kata  panganteur.  Selain  itu,  campur  kode  terjadi  pada  tataran  kata,  frasa,  dan
kalimat.  Kosakata  yang  terjadi  dalam  campur  kode  tuturan  lisan  siswa  pada umumnya  adalah  kosakata  yang  sangat  sering  digunakan  dalam  percakapan
sehari-hari, misalnya kata penunjuk ieu ini, kata konjungtor subordinatif ieu ini dan  kelompok  kata  aspek  nuju  sedang.  Dalam  tuturan  lisan  siswa  pada  bagian
yang  lain  terdapat  pula  penyisipan  kosakata  yang  khas  kosakata  bahasa  Sunda, dalam  sistem  bahasa  Indonesia  kata  tersebut  tidak  ditemukan,  seperti  kata  mah
dan  teh,  kosakata  tersebut  termasuk  golongan  kata  partikel.  Golongan  kata  ini paling  banyak  mereka  gunakan  ketika  melakukan  campur  kode,  tetapi  data
tersebut  tidak  semua  ditampilkan  sebagai  data  analisis  karena  dianggap  sebagai data yang homogen.
Pada  tuturan  lisan  siswa  kelas  VII  SMP  Negegri  1  Caringin  ditemukan pula gejala alih kode yaitu beralihya kode bahasa Indonesia ke dalam kode bahasa
Sunda.  Alih  kode  yang  terdapat  pada  tuturan  siswa  hampir  keseluruhannya  alih kode  dari  bahasa  Indonesia  ke  dalam  bahasa  Sunda,  jarang  ditemukan  alih  kode
dari  bahasa  Indonesia  ke  dalam  bahasa  lain.  Hal  ini  disebabkan  karena  seluruh siswa  SMPN  1  Caringin  Kelas  VII  bahasa  ibunya  adalah  bahasa  Sunda.  Mereka
Asep Oop, 2014 CAMPUR KODE, ALIH KODE, DAN INTERFERENSI DALAM TUTURAN LISAN BAHASA INDONESIA
SISWA SERTA RANCANGAN PEMBELAJARANNYA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menggunakan  bahasa  Sunda  di  dalam  percakapan  sehari-hari,  baik  di  dalam lingkungan  keluarga  maupun  di  lingkungan  masyarakat.  Alih  kode  pada  tuturan
siswa  SMPN  1  Caringin  Kelas  VII  ditemukan  pada  pada  berbagai  jenis  kalimat seperti  kalimat  deklaratif,  imperatif  tak  transitif,  interogatif,  dan  kalimat  tak
lengkap. Seperti  halnya  dengan  campur  kode  dam  alih  kode,  interferensi  pun
terdapat  dalam  tuturan  lisan  siswa  kelas  VII  SMP  Negeri  1  Caringin.  Gejala interferensi  pada  tuturan  lisan  siswa  secara  umum  dapat  dikatakan  bahwa
interferensi  terjadi  pada  tararan  morfologis,  leksikal,  dan  sintaksis.  Selain  itu, interferensi  yang  terjadi  pada  tuturan  lisan  siswa  dapat  dikelompok  menjadi  dua
jenis.  Pertama,  gejala lain  yaitu interferensi  karena kekurangtepatan penggunaan sisitem bahasa Indonesia  seperti penggunaan bentuk kata sama dan kata tentang.
Ketidaktepatan  penggunaan  kata-kata  tersebut  terletak  pada  makna  kata  yang tidak  mendukung  terhadap  konteks  tuturan.  Kedua,  interferensi  sistem  bahasa
Sunda terhadap sistem  bahasa Indonesia seperti penggunaan awalan ng- meN-, awalan  ke-,  akhiran
–eun,  penggunaan  kan.  Sebagai  contoh  interferensi  sistem awalan bahasa Sunda terhadap sistem bahasa Indonesia tampak pada kata ngobrol
mengobrol dan nyangkut tersangkut. Interferensi  yang terjadi pada tuturan lisan siswa kelas VII SMP Negeri
1  Caringin  meliputi  interferensi  morfologis,  leksikal,  dan  sintaksis.  Interferensi morfologis  seperti  pada  kata    nyangkut.  Nyangkut  berasal  dari  kata  sangkut,
mendapat  awalan sistem bahasa Sunda  ny-.  Dalam  sistem bahasa Sunda terdapat kata  nyepak  menyepak  yang  berasal  dari  kata  sepak  mendapat  awalan  ny-.
Sedangkan  interferensi  leksikal  seperti  penggunaan  kata  sama  pada  tuturan berikut ini. “Ini kan saya, saya  yang sedang bicara  sama kamu sekarang.”  Kata
sama  seharusnya  diganti  oleh  kata  dengan.  Berbeda  dengan  inteferensi  leksikal, interferensi  sintaksis  yang  terjadi  seperti  pada  tuturan  lisan  siswa  berikut  ini.
“Terima  kasih  atas  informasinya,  Bu.”    Bentuk  –nya  pada  kata  informasinya merujuk pada Bu, informasinya maksudnya informasi Ibu. Kalimat tersebut dapat