penerapan Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Pada Pelajaran IPS Sosiologi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X1 MA AN NAJAH Petukangan Jakarta Selatan)

PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA
PELAJARAN IPS SOSIOLOGI
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X1 MA AN
NAJAH PETUKANGAN JAKARTA SELATAN)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH
AKMAL MAULANA NASRULLAH
NIM : 1111015000076

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING


PENERAPAN METODE INKUIRI TERTIADAP HASIL BELA.IAR PADA
PELAJARAN IPS SOSIOLOGI

(PENELITIAN TINDAKAII KELAS PADA SISWA KELAS Xl MA AN
NAJAH JAKARTA SELATAN)

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu ?arbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar sarjana pendidikan

Oleh:

Akmal Maulana Nasrullah

NIM:

1111015000076

Ivlurgetahui
Dosen Pembimbing


I

Dosen Pembimbing

:?4

l0l

II

Anissa Windarti, M.Sc
NIP. 19820802 201101 2 00s

1 006

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBTYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYTULLAH


JAKARTA

20ts

LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar pada
Pelajaran IPS Sosiologi, (Penelitia-n Tinclakan Kelas Pada Siswa Kelas X1
MA AN
NAJAII Petukarrgan Jakarta Selatan). Disusun oleh Akmal Maulana Nasrullah dengan
Nomor Induk Mahasiswa 0\IM) 11110i5000076, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan
lulus

Ujian Munaqasall pada tanggal 4 Desember 2015 dihadapan dewan penguji. Karela
itu
penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang pendidikan
ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakafta, 4 Desember 201 5

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program

Studi)

.

Tanggal

Tanda Tangan

Dr. Iwan Purwanto. M.Pd
NrP. 19730424200801 I 012
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/prodi)

Drs. Syadpulloh. M.Si
NrP. 19670909 2A0701 1 033
Penguji

i


-L) /

Andri Noor Andriyansyah. S.Pd. M.Si
NIP. 1 9840312 201s03 1002
Pengu.li

I tt--utf

ryl 2aK /lg/

ln

II

Neng Sri Nuraeni. M.Pd
NIP.

NIP. 1gss

,r/-


I fuY-'

=*= ^-

SURAT PERNYATAAN KARYA

ILMIA}I

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama

Akmal Maulana Nasrullah

NIM

111

Jurusan/Prodi


Pendidikan IPS/Sosiologi

Angkatan

20tt

1015000076

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Pada Pelajaran IPS Sosiologi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa
Kelas Xl MA Alt NAJAH Jakarta Selatan) adalah benar hasil karya sendiri
dibawah bimbingan:

Nama

Moc. Noviadi Nugroho, M.Pd

NIP


19761118 201101 r 006

dan

Nama

Annisa Windarti, M.Sc

NIP

19820802 201101 2 005

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
bertanggungiawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

J

akarta, 3 0 Novemb er 20 I 5


1111015000076

ABSTRAK
Akmal Maulana Nasrullah, “Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Pada Pelajaran IPS Sosiologi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa
Kelas X1 MA AN NAJAH Petukangan Jakarta Selatan)”, Program Studi
Pendidikan IPS, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan
menggunakan metode inkuiri. Penelitian ini dilaksanakan di MA AN NAJAH
Petukangan Jakarta Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi
permasalahan yang muncul pada rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS
Sosiologi. Metode yang dilakukan dengan tiga tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan refleksi. Ketiga tahap tersebut merupakan siklus yang
berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama
dan difokuskan pada pembelajaran dengan metode inkuiri. Berdasarkan hasil
penelitian yang didapatkan di MA AN NAJAH Petukangan Jakarta Selatan, dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada pelajaran IPS
Sosiologi dengan menggunakan metode inkuiri di dalam kelas X1 MA AN

NAJAH Petukangan Jakarta Selatan. Hal ini dapat dibuktikan pada analisis data
menunjukan bahwa nilai Postes Siklus I yaitu dengan rata-rata 54,5 atau 54,4 %,
dengan kategori tidak berhasil dan berhasil pada siklus II yaitu dengan rata-rata
87,5 atau 87,5% dengan kategori sangat berhasil. Dengan demikian, berarti nilai
tersebut memenuhi nilai standar KKM yang telah ditetapkan yaitu 75,
dibandingkan dengan nilai pretes yaitu 60,5 atau 60,5%. Berdasarkan hal tersebut,
dapat dikatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar dengan metode inkuiri.
Kata Kunci : Metode Inkuiri, Penelitian Tindakan Kelas, Hasil belajar

iii

ABSTRACT
Akmal Maulana Nasrullah, “Application Method Inquiry concerning result
Study to Lesson IPS Sociology (Classroom Action Research to Student X1 Class
MA AN NAJAH PETUKANGAN SOUTH JAKARTA)”, Social Science
Education Study Program, Sociology Department, Tarbiyah & Teaching Faculty,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
The objectives of this study were increased IPS result learning used
inquiry method. The method used in this research is a classroom action research
(CAR). CAR conducted to overcome set of problem low result learning IPS

Sosiology lesson. This method is implemented in three stages: planning,
exercising, and reflection. The third step is carried out repeatedly and made with
the same steps and focused on learning by inquiry methoed. Based on the results
obtained in the MA AN NAJAH PETUKANGAN SOUTH JAKARTA, it can be
concluded thet is an increase in learning IPS Sociology to class X1 MA AN
NAJAH PETUKANGAN SOUTH JAKARTA. This is evident inthe analysis of the
data showed thet the postest cycle 1 is the medium of 54,5 or 54,5%, with
categories and cycle 2 is succesful with an average of 87,9 or 87,9 with very
succesful category. Thus, the mean value meets the standards of KKM values set
to 75. Based on this; it can be said that there is an increase in result learning with
the inquiry method.
Keywords: Inquiry Method, Classroom Action Research, Result learning.

iv

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini berjudul Penerapan Metode Inkuiri Terhadap
Hasil Belajar Pada Pelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa
Kelas X1 MA AN NAJAH Petukangan Jakarta Selatan) ditulis guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan bantuan
dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada :
1. Bapak Prof. DR. Dede Rosyada, sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak DR. Iwan Purwanto M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
4. Bapak Syaripullah M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Iilmu
Pengetahuan Sosial
5. Bapak Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I
Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
6. Ibu Annisa Windarti, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II Skripsi
Iniversitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
7. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, terima kasih atas ilmu yang sangat bermanfaat
yang telah diberikan
8. Bapak Drs. Bukhori, M.Si, selaku Kepala Sekolah MA AN NAJAH
Petukangan Jakarta Selatan yang telah mengizinkan penulis melakukan
penelitian guna penyusunan skripsi ini.

v

9. Kedua orang tua penulis tercinta, Ayahanda H. Nasan dan Ibunda Hj.
Amah, yang selalu mengusahakan anak-anaknya untuk sukses dan tiada
hentinya mencurahkan kasih sayang dan do’a yang selalu terucap untuk
keberhasilan penulis.
10. Kakak dan Adik, Lia Nadia Khoirunnisa dan M. Afga Klhoirul Faqqi yang
selalu

menghibur

dan

memberikan

semangat

sehingga

penulis

menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan dalam dosen pembimbing skripsi, Sri Maya,
Ida F.M dan Dedy F. Prasetyo, terima kasih karena telah berbagi pikiran
dan membantu meringankan kesulitan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Teman-teman BDS, Saddam Husein Syaifullah, Emil Dwi Febrian,
Muhammad Rizky, Khoirul Fahrudin, Firdaus, Imam Wahyudi, Dedi
Firman Prasetyo, Fari Agung Setiadi, Delvi Andrizal, Ibnu Ardhani,
Antoni Widodo, Dendy Harmadi, Jonathan Alfrendi, Asif Nazri, Sigit
Rahmadinur, Aprian Hidayat dan Muhammad Nurul Huda yang selalu
memberikan kata-kata semangat dan menghibur penulis dalam suka
maupun duka sehingga penulis dapat segera menyelesaikan skripsi ini,
semoga persahabatan ini selalu menjadi baik dan semakin baik.
13. Teman-teman kelas Sosiologi Pendidikan IPS angkatan 2011 yang telah
berjuang bersama dalam setiap perkuliahan yang ada dan saling bantu
dalam kebersamaan, semoga kita disukseskan dan selalu diberikan yang
terbaik.
14. Kepada semua pihak yang namanya belum disebutkan yang telah
memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Akhirnya penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penulisan ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya
bahwa skrips ini belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang

vi

membangun sanga penulis harapkan demi penyempurnaan pengetahuan penulis di
masa yang akan datang.
Jakarta, 30 November 2015

Akmal Maulana Nasrullah

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. i
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................. ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................
C. Pembatasan Masalah...........................................................................
D. Rumusan Masalah ..............................................................................
E. Tujuan Penelitian ...............................................................................
F. Manfaat Penelitian ..............................................................................

1
6
6
7
7
7

BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Metode Inkuiri ..........................................................
a. Pengertian Metode Inkuiri ............................................................
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial ............................................
c. Langkah-langkah Melaksanakan Metode Inkuiri .........................
d. Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri................................
B. Tinjaun Tentang Belajar dan Hasil Belajar .......................................
a. Pengertian Belajar.........................................................................
b. Tujuan Belajar ..............................................................................
c. Jenis-jenis Belajar .........................................................................
d. Faktor-faktor Belajar ....................................................................
e. Hasil Belajar .................................................................................
f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................
C. Tinjauan Tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .......................
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas .........................................
b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas .....................................
c. Model Penelitian Tindakan Kelas ...............................................
d. Hasil Penelitian Yang Relevan ....................................................
e. Hipotesis Tindakan ......................................................................

8
8
10
11
13
14
14
15
16
19
20
21
23
24
25
25
26
27

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian............................................................ 28
B. MetodePenelitian ................................................................................ 29
C. Subyek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ............................. 31
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ......................................... 31
E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................................. 31
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................................... 32
G. Data dan Sumber Data ........................................................................ 32
H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 33
I. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 34
J. Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 34
K. Teknik Analisis Data .......................................................................... 37
L. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................... 38
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................... 39
1. Sejarah Sekolah ............................................................................ 39
2. Profil Sekolah ............................................................................... 40
3. Tenaga Kependidikan ................................................................... 41
4. Siswa............................................................................................. 43
5. Sarana dan Prasarana .................................................................... 44
B. Hasil Uji Instrumen .......................................................................... 46
1. Uji Instrumen Siklus I .................................................................. 46
2. Uji Instrumen Siklus II ................................................................. 51
C. Analisis Tindakan Siklus I dan II ................................................... 55
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ................................................... 55
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II.................................................. 58
D. Hasil Pembahasan ............................................................................ 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 67
B. Saran ................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Perencanaan Waktu Penelitian

Tabel 3.2

Tahapan Intervensi Tindakan Siklus

Tabel 3.3

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Tabel 3.4

Kriteria Reliabelitas

Tabel 3.5

Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda

Tabel 3.7

Kriteria Konsep Siswa Berdasarkan Kriteria N Gain

Tabel 4.1

Nama-nama Kepala Sekolah

Tabel 4.2

Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan Berdasarkan Jenjang
Pendidikan

Tabel 4.3

Jumlah Siswa-siswi Dari Tahun 2011-2013

Tabel 4.4

Tamatan Siswa-siswi Sekolah MA AN NAJAH

Tabel 4.5

Sarana dan Prasarana Sekolah

Tabel 4.6

Peralatan Penunjang Pembelajaran

Tabel 4.7

Rekapitulasi Soal yang Valid

Tabel 4.8

Rekaptulasi reliabelitas Instrumen

Tabel 4.9

Rekapitulasi Daya Pembeda

Tabel 4.10

Rekapitulasi Tingkat Kesukaran

Tabel 4.11

Rekapitulasi Soal yang Valid

Tabel 4.12

Rekapitulasi Reliabilitas uji Instrumen

Tabel 4.13

Rekapitulasi Daya Pembeda

Tabel 4.14

Rekapitulasi Tingkat Kesukaran

Tabel 4.15

Hasil Statistik Siklus I

Tabel 4.16

Rekapitulasi N- Gain Sklus I

Tabel 4.17

Hasil Statistik Siklus II

Tabel 4.18

Rekapitulasi N- Gain Siklus II

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1

Diagram Batang Perbandingan Nilai Pretes dan Postes
Siklus I

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Instrumen Soal Uji Validitas Siklus I

Lampiran 2

Uji Validitas Exel Siklus I

Lampiran 3

RPP Siklus I

Lampiran 4

Instrumen Kisi-kisi Soal Siklus I

Lampiran 5

Soal Siklus I

Lampiran 6

Kunci Jawaban Soal Siklus I

Lampiran 7

Perhitungan N Gain Siklus I

Lampiran 8

Hasil Anates Siklus I

Lampiran 9

Lembar Observasi Siklus I

Lampiran 10

Instrumen Soal Uji Validitas Siklus II

Lampiran 11

Uji Validitas Exel Siklus II

Lampiran 12

RPP Siklus II

Lampiran 13

Kisi-kisi Instrumen Siklus II

Lampiran 14

Instrumen Soal Siklus II

Lampiran 15

Kunci Jawaban Soal Siklus II

Lampiran 16

Hasil Anates Siklus II

Lampiran 17

Perhitungan N Gain Siklus II

Lampiran 18

Lembar Observasi Siklus II

Lampiran 19

Dokumentasi Siklus I dan Siklus II

Lampiran 20

Wawancara

Lampiran 21

Obsevasi Awal

Lampiran 22

Surat Izin Melakukan Penelitian (dari UIN)

Lampiran 23

Surat Izin Melakukan Penelitian (dari Sekolah)

Lampiran 24

Biodata

Lampiran 25

Daftar Referensi

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar

dan

proses

pembelajaran

agar

peserta

didik

secara

aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Sekolah tempat siswa memperoleh pengetahuan yang bermacam-macam
mulai dari pengetahuan spiritual dan sosial. Sekolah juga tempat siswa belajar
menjadi anggota masyarakat dalam lingkupan yang lebih kecil sebelum siswa
turun ke masyarakat yang cakupannya lebih luas lagi. Karena itu pendidikan
merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui
pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan
tuntutan dalam kehidupan. Sehingga, peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berilmu, berakhlak mulia, sehat, cakap,
kreatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menjadi warga negara yang
demokratis.2
Observasi awal yang peneliti yang dilakukan pada tanggal 26 Maret 2015
dengan guru pamong IPS yaitu Bapak Hamid S.Pd bahwa siswa kelas X1 MA
AN NAJAH memiliki nilai IPS yang rendah. Hal itu dikarenakan awalnya
mereka memang kelas IPA yang semester sebelumnya tidak belajar IPS
Sosiologi. Hasil belajar IPS Sosiologi yang rendah juga bisa dilihat pada hasil
UTS semester dua kelas X1 MA AN NAJAH yang terlampir pada lampiran
23. Walaupun ada siswa yang mendapatkan nilai tinggi 85 namun secara
keseluruhan masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM 75.

1

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional h. 5
2
Aziz Safa, Restorasi Pendidikan Indonesia: Menuju Masyarakat Terdidik Berbasis
Budaya, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) h. 5

1

2

Pada tahun 2014 mulai dengan kurikulum baru yaitu menggunakan
kurikulum 2013 tidak lagi menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan

(KTSP).

Walaupun

memakai

kurikulum

2013

sistem

pembelajarannya lebih mengedepankan siswa untuk aktif belajar namun umur
guru yang sudah relatif tidak muda lagi membuat proses pembelajaran
metode ceramah. Guru yang sudah relatif tidak muda lagi beranggapan bahwa
sulit untuk diterapkan terlebih masalah penilaiannya yang begitu banyak
aspek penilaiannya tak terkecuali guru IPS Sosiologi. Dan pada semester dua
sekolah yang tidak cocok dengan kurikulum 2013 dikembalikan ke kurikulum
2006.
Dalam proses pembelajaran dikelas X1 MA AN NAJAH sebenarnya
sama saja menggunakan kurikulum KTSP ataupun Kurikulum 2013 guru
lebih banyak menggunakan metode ceramah di dalam kelas. Terlebih lagi
pada kelas X1 pada semester pada semester awal menggunakan Kurikulum
2013 pelajaran IPS belum ada dan pada semester yang kembali ke kurikulum
KTSP pelajaran IPS ada kembali. Siswa-siswinya banyak yang mengeluh
untuk belajar yang belum belajar yang di semester sebelumnya tidak ada
pelajaran IPS

dan di semester dua ada pelajaran IPS. Oleh sebab itu

pembelajaran menekankan pada proses pembelajaran dan hasil belajar seperti
yang ada pada metode inkuiri meskipun mereka baru belajar IPS akan
dituntut untuk aktif dalam proses kegiatan belajar yang berdampak pada hasil
belajar.
Dalam

proses

pembelajaran

anak

kurang

didorong

untuk

mengembangkan kemampuan berfikir sudah menjadi kebiasaan terjadi pada
pendidikan di sekolah-sekolah. Sekolah lebih banyak dengan metode ceramah
guru yang membuat siswa kurang berpikir, mereka hanya berusaha menghafal
apa yang dikatakan guru di depan kelas. Proses pembelajaran didalam kelas
diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal informasi, otak dipaksa
untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk

3

memahami informasi yang diinginkan itu untuk menghubungkan dengan
kehidupan sehari-hari.3
Pada hakekatnya belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi
pada setiap orang sepanjang hidupnya. sejak dilahirkan hingga manusia
meninggal. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi anatara seseorang
dan lingkungan sekitarnya. Belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.
Tanda sesorang yang yang telah belajar adalah dengan adanya perubahan
tingkah laku karena bertambahnya pengetahuan pada dirinya serta
bertambahnya keterampilan dan sikap yang semakin dewasa.
Pengertian IPS pada tingkat SMA paling tidak ada dua arti: pertama, IPS
bisa berarti salah satu Jenis program study (A3).4 Kedua Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) berhubungan tentang mencari fenomena-fenomena yang terjadi
di masyarakat. Jadi IPS mengkaji semua yang terjadi dimasyarakat yang
selalu berkembang dengan kejadian-kejadian yang tidak terduga setiap
harinya. Karena sosial itu selalu mengalami perubahan setiap harinya yang
membuat manusia harus memahaminya kenapa itu bisa terjadi.
Proses pembelajaran IPS menekankan pada pengembangan proses
berpikir untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajah dan memahami
kehidupan bermasyarakat secara langsung. Pendidikan IPS diarahkan untuk
inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperoleh

pemahaman

yang

lebih

mendalam

tentang

kehidupan

bermasyarakat. IPS sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari untuk
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPS dilakukan secara bijaksana agar tidak
berdampak buruk dalam bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.
Proses

pembelajaran

IPS

yang

dilakukan

secara

inkuiri

agar

menumbuhkan kemampuan berfikir siswa, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya. Memiliki kemampuan dasar berpikir logis dan
kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
3

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2006), cet pertama h. 1
4
H. Supriya, Konsep Dasar IPS, (Bandung : UPI PRESS, 2006) Cet. pertama

4

kehidupan sosial.5 Sehingga dalam proses pembelajaran siswa di tuntut untuk
berpikir bukan hanya terdiam dan mendengarkan penjelasan guru. Ini juga
memicu siswa untuk lebih paham materi pelajaran dalam proses pembelajaran
berlangsung. Dan apabila siswa turut serta dalam pembelajaran memberikan
dia pengalaman yang tidak terlupakan.
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran penyelidikan yang
melibatkan proses mental dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : (1)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena (2) merumuskan
masalah yang ditemukan. (3) merumuskan hipotesis, (4) merancang dan
melakukan eksperimen. (5) mengumulkan dan menganalisa data, (6) menarik
kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni : objektif, jujur, hasrat ingin
tau, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab.6
Hasil belajar dapat diartikan sebagai segala perilaku yang dimiliki
seorang sebagai akibat proses belajar yang telah ditempuhnya. Belajar
diarahkan pada pencapaian ssasaran atau tujuan belajar, baik yang berjangka
panjang (tujuan institusional, kurikuler) maupun tujuan jangka pendek (tujuan
pembelajaran). Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar
yang dicapai oleh siswa, tetapi juga dari segi prosesnya.
Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar.
Hal ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa bergantung pula pada
proses belajar siswa dan proses mengajar guru.7 Untuk itu sudah selayaknya
pendidik tidak lagi berpandangan bahwa guru adalah seseorang yang dapat
memberikan ilmu pengetahuan yang pasif, namun guru harus beranggapan
bahwa siswa sebagai agen pembelajar yang aktif, dan guru hanya sebagai
fasilitator sekaligus mediator yang kreatif.
Guru yang biasanya mengajar dengan metode konvensional berupa
ceramah, siswa menjadi pasif, guru melakukan pembelajaran yang tidak
5

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, (Bandung :
PT. Remaja Rosda Karya, 2011), cet Kedelapan, h.126
6
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2010), cet
11, h. 109
7
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
2011), cet keenam belas, h. 65

5

mengarah pada pembentukan konsep diri siswa. contohnya menyuruh
mengerjakan rangkuman materi yang ada pada buku pelajaran. lalu guru tidak
menyuruh siswa untuk mengamati fenomena-fenomena sosial yang terjadi
dan melakukan analisis terjadinya fenomena-fenomena sosial tersebut.
Kurangnya guru memberikan contoh-contoh masalah sosial membuat siswa
kurang memahami pelajaran, dan proses belajar tidak seperti yang
diharapkan.
Mengenai masalah tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian
untuk menerapkan satu sistem yang berorientasi pada pengalaman. Adapun
sistem yang berorientasi pada pengalaman tersebut salah satunya dapat
dilakukan

dengan

menerapkan

metode

inkuiri

(belajar

melalui

pengalaman/proses menemukan). konsep yang mendasari dari metode ini
adalah bahwa pengetahuan itu diberikan langsung dari pikiran guru kepikiran
siswa secara utuh, melainkan pengetahuan tersebut dibangun oleh siswa.
Melihat permasalahan di atas, peneliti berpendapat dengan menggunakan
metode inkuiri yang tepat, maka akan tecapai suatu proses pembelajaran yang
efektif dan hasil belajar yang baik. Strategi belajar mengajar yang efektif
untuk mencapai tujuan tertentu tergantung pada kondisi masing-masing unsur
yang terlibat dalam proses belajar mengajar secara faktual, baik itu
kemampuan siswa, kemapuan guru dalam mensiasati pembelajaran, sifat
materi, sumber belajar, maupun hal-hal yang menyangkut masalah belajar
mengajar.
Oleh karena itu, melalui metode inkuiri inilah siswa akan terdorong
untuk belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsipprinsip yang sesuai, ditambah lagi dengan dorongan yang diberikan guru,
agar setiap siswa memiliki proses berpikir yang memungkinkan mereka
menemukan prinsip-prinsip mereka sendiri. Dengan begitu, keinginan siswa
untuk mengetahui akan menambah motivasi mereka untuk melanjutkan
pekerjaannya hingga mereka menemukan solusi/jawaban dari masalahnya.
Metode inkuiri juga mengajarkan kepada siswa untuk belajar
memecahkan masalahnya sendiri secara mandiri, sehingga dalam diri mereka

6

akan akan muncul kemampuan berpikir yang kritis, karena selama proses
pembelajaran berlangsung, guru terus menerus mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada sisa yang dapat membangkitkan pemikiran siswa secara
alamiyah, dengan demikian pikiran siswa akan termotivasi untuk selalu
berpikir. Selain itu untuk mendukung metode inkuiri untuk meningkatkan
hasil belajar peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Karena PTK hanya berfokus pada satu kelas saja. Disamping itu PTK juga
mampu memperbaiki proses pembelajaran yang membantu guru untuk
membuat refleksi kegiatan belajar yang lebih baik. Pada tiap siklusnya guru
bisa memperbaiki apa kekurangan yang harus diperbaiki untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
Tidak hanya itu dalam metode inkuiri setiap pertanyaan yang akan
diberikan guru menuntut siswa akan aktif mencari serta meneliti sendiri
pemecahan dari masalah yang dihadapinya.

B. Identifikasi Masalah
Dilihat dari uraian yang telah penulis kemukakan pada latar belakang
masalah diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam hal ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar siswa kelas X1 dalam pembelajaran IPS
Sosiologi.
2. Guru sulit dalam memilih metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan
tujuan, jenis, dan sifat materi yang diajarkan.
3. Kurangnya penguasaan guru dalam menggunakan berbagai metode yang
bervariasi

C. Pembatasan Masalah
Mengacu pada masalah-masalah yang muncul di atas, maka demi
terarahnya penelitian ini penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti
yakni hanya pada masalah Peningkatan hasil belajar IPS Sosiologi pada

7

Siswa Kelas X1 MA AN NAJAH Petukangan Jakarta Selatan dengan
menggunakan metode inkuiri.

D. Perumusan Masalah
Agar tidak terjadinya perbedaan interpretasi pada pembahasan ini, maka
diperlukan suatu perumusan yang konkrit, yaitu :”Apakah penerapan metode
inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPS Sosiologi pada
siswa kelas X1 MA AN NAJAH Petukangan Jakarta Selatan?”.

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar IPS Sosiologi siswa melalui metode inkuiri.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
pengetahuan dalam menggunakan metode pembelajaran yang telah baik
dan praktis dalam mata pelajaran IPS Sosiologi.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi guru:
Dengan dilaksanakan penelitian ini, guru dapat mengetahui metode
pembelajaran yang lebih baik, lebih praktis, dan kreatif sehingga dapat
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
2. Bagi siswa
1) Memberi suasana belajar yang menyenangkan
2) Siswa kreatif dalam pembelajaran
3. Bagi peneliti lain:
Diharapkan mampu memberikan sumber penelitian serta dapat
dikembangkan sebagai bahan pertimbangkan bagi peneliti lain.

BAB II
KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Tentang Metode Inkuiri
a. Pengertian Metode Inkuiri
Metode secara harfiah berarti “cara”. Sedangkan menurut Nana Sudjana
dalam bukunya mengatakan “ Metode dan alat adalah cara atau teknik yang
digunakan dalam mencapai tujuan”.1 Dalam pemakaian yang umum, metode
diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara melakukan
pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.
Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang
berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejalagejala) kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode mengajar ialah cara yang berisi
prosedur baku puntuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya
kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.
Inquiry adalah istilah dalam bahasa inggris, ini merupakan suatu teknik
atau cara yang digunakan guru untuk mengajar didepan kelas.2 Carin dan
Sund, menggunakan bahwa “inkuiri adalah the process of investigating a
problem”,

yaitu

mengemukanan

proses
bahwa

menemukan
“inkuiri

masalah”.

merupakan

suatu

Adapun
metode

Piaget
yang

mempersiapkan peserta didik untuk melakukan eksperimen sendiri secara
luas agar melihat apa yang terjadi ingin melakukan suatu, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan

1

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009) h. 22
2
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2002), cet.
kedelapan h. 75

8

9

penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukan dengan penemuan peserta didik lain”.3
Metode Inkuiri ini menerangkan tentang bagaimana siswa untuk
menyelidiki masalah-masalah yang terjadi sehingga menemukan suatu
penemuan. Siswa akan mendapat pengetahuan baru hasil dari mereka
berdiskusi tentang masalah yang diberikan guru.
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristis, yang berasal
dari Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.4
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, dapat kita simpulkan
bahwa inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dapat
memicu keinginan peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan, serta
memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya dengan melibatkan
seluruh kemampuan yang mereka miliki, sehingga mereka dapat
menemukan sendiri jawaban-jawaban dari pengalaman serta percobaan yang
telah mereka lakukan.
Dalam proses belajar siswa memerlukan waktu untuk menggunakan
daya otak untuk berpikir dan memperoleh konsep, prinsip, dan teknik
menyelidiki masalah. Untuk meningkatkan teknik inkuiri dapat ditimbulkan
dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :5
a. Membimbing kegiatan laboratorium
Guru menyediakan petunjuk yang cukup luas kepada siswa, dan
sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru. Dimana siswa
melakukan kegiatan percobaan/penyelidikan untuk menemukan konsepkonsep atau prinsip-prinsip yang ditetapkan guru.
3

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2010), cet

11 h. 108
4

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta:Kencana,2006) h. 196
5
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2002), cet.
kedelapan h. 77

10

b. Modifikasi Inkuiri
Dalam hal ini guru hanya menyediakan masalah-masalah, dan
menyediakan bahan/alat yang diperlukan untuk memecahkan masalah
secara perseorangan maupun kelompok.
c. Kebebasan Inkuiri
Setelah siswa mempelajari dan mengerti tentang bagaimana
memecahkan suatu problema dan memperoleh pengetahuan cukup
tentang mata pelajaran tertentu, serta telah melakukan modofikasi
inkuiri, maka siswa telah siap untuk melakukan kebebasan inkuiri.
d. Inkuiri Pendekatan Peranan
Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah yang caracaranya serupa dengan cara-cara yang biasa dilakukan oleh ilmiawan.
e. Mengundang ke dalam Inkuiri
Merupakan kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa dalam
tim-tim yang masing-masing terdiri dari 4 anggota untuk memecahkan
masalah, masing-masing anggota diberi tugas suatu peranan yang
berbeda seperti penasihat teknis, merekam data, dan proses penilaian.
f. Teka-teki bergambar
Salah satu teknik untuk mengembangkan motivasi dan perhatian
siswa di dalam diskusi kelompok kecil/besar.
g. Kejelasan Nilai-nilai
Pendekatan ini untuk menstimulir bakat-bakat kreatif siswa.
Misalnya science dan ilmu-ilmu sastra lebih lanjut dikatakan emosi,
efektif dan komponen-komponen rasional pada pikiran.
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Pembelajaran inkuiri sosial memang baru orang mendengarnya karena
memang pembelajaran inkuiri identik dengan pelajaran IPA atau ilmu-ilmu
alam seperti kimia, biologi, dan fisika. Namun pada perkembangannya
ilmu-ilmu sosial juga mampu menggunkan pembelajaran inkuiri seperti
ilmu sosiologi dan sejarah.

11

Menurut Bruce Joyce dalam buku Wina Sanjaya mengakatakan “inkuiri
sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial (social family)
subkelompok konsep masyarakat (concept of society).6 Karena kajian ilmuilmu sosial mengenai fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat serta
masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. Pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya hasil mengingat seperangkat
fakta-fakta, tetapi juga hasil menemukan sendiri.7 Oleh sebab itu
pembelajaran inkuiri sosial merupakan dari pembaruan pendidikan yang
awalnya digunakan hanya untuk pembelajaran IPA namun sekarang bisa di
gunakan untuk pembelajaran IPS. Adapun karakteristik pembelajaran
inkuiri sosial yaitu :8
1. Aspek masalah
Aspek ini sangat penting untuk terciptanya diskusi antara anggota
kelompok agar saling membantu dan bekerja sama. Permasalahan ini bisa
berupa berita fenomena sosial dari koran, surat kabar, atau artikel dari
internet.
2. Rumusasn hipotesis
Rumusan hipotesis ini merupakan dari fokus inkuiri karena
penekanan fokus berpikir dari permasalahan, kenapa masalah itu bisa
terjadi.
3. Penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis
Disini menekankan pada fakta yang ada dari permasalahan sosial
dari untuk mendukung hipotesis tersebut apakah benar ada atau tidak.
c. Langkah-Langkah Melaksanakan Metode Inkuiri
Menurut

Roestiyah dalam bukunya proses belajar melalui inkuiri

melalui (1) Otonomi siswa, (2) Kebebasan dan dukungan pada siswa, (3)
Sikap keterbukaan, (4) Percaya pada diri sendiri, (5) Self-consept, (6)
6

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta:Kencana,2006) h. 205
7
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 89
8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta:Kencana,2006) h. 206

12

Pengalaman inkuiri yaitu terlibat dalam masalah.9 Sedangkan menurut
Syaiful Sagala dalam bukunya mengatakan “langkah-langkahnya (1)
merumuskan masalah dalam mata pelajaran apapun; (2) mengamati atau
melakukan observasi, (3) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan,
gambar, laporan, bagan, (4) Mengkomunikasikan pada teman sekelas,
Guru.10 Dan Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan Sistm
Pembelajaran Inkuiri (SPI) dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :11
a) Orientasi
Langkah Oorientasi adalah langkah untuk membina suasana atau
iklim

pembelajaran

yang

responsif.

Pada

langkah

ini

guru

mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelakjaran.
Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan
masalah.
b) Merumuskan Masalah
Langkah membawa siswa pada susatu persoalan yang mengandung
teka-teki. Proses mencari jawaban dari teka-teki itulah yang sangat
penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
c) Merumuskan Hipotesis
Langkah ini manakala ingin membuktikan tebakannya, maka ia
akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih
lanjut. Oleh sebab itu potensi untuk mengembangkan kemampuan
menebak pada setiap individu harus selalu dibina.

9

Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2002), cet.
kedelapan h. 80
10
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 89
11
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta:Kencana,2006) h. 201-205

13

d) Mengumpulkan Data
Dalam pembelajaran Inkuiri, mengumpulkan data merupakan
proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk mencari
informasi yang dibutuhkan.
e) Menguji Hipotesis
Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat
keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
f) Merumuskan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh

berdasarkan

hasil

pengujian

hipotesis.

merumuskan

kesimpulan merupakan proses akhir dalam proses pembelajaran. Hasil
dari tugas kelompok yang diberikan guru diakhiri dengan merumuskan
kesimpulan.
d. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Dalam pembelajaran Inkuiri mempunyai keunggulan dan kelemahan
berikut ini:
1. Keunggulan Strategi Pembelajan Inkuiri
Metode Inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan
oleh karena metode ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :12
a. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri
siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan
ide-ide baik.
b. Membantu menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru..

12

Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar
Mengajar: Teknik Penyajian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), h.76-77

14

c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan
hipotesisnya sendiri.
e. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
h. Memberikan kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
i. Siswa dapat menghindari cara-cara yang tradisional.
j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga
mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Disamping memiliki keunggulan, Metode Inkuiri juga mempunyai
kelemahan, diantaranya :13
a. Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikan
dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit di
implementasikan oleh setiap guru.

B. Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Banyak orang mengatakan belajar hanya menghapal pelajaran di
Sekolah dan mendengarkan guru ceramah. Menurut Witherington dalam

13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta:Kencana,2006), h.208-209

15

buku Nana syaodah mengatakan “ Belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.14
Menurut Howard L. Kingskey mengatakan bahwa “learning is the
process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed
through practice or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.”15
Berdasarkan dari beberapa definisi di atas tentang belajar dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku
seseorang dengan pengalaman yang didapatkan serta bertambahnya
pengetahuan (kognitif) dan pengembangan psikomotoriknya ke arah yang
lebih baik. dengan bertambahnya pengalaman dan pengetahuan membuat
seseorang secara sadar untuk mengubah perilakunya berdasarkan norma
dan nilai yang berlaku disekitarnya serta mampu hidup ditengah
masyarakat dengan baik.
b. Tujuan Belajar
Belajar dilakukan secara terencana, sehingga belajar pasti memiliki
tujuan-tujuan yang ingin dicapai setelah proses belajar terjadi. Tujuan
belajar ini juga menjadi bahasan tersendiri bagi para pakar pendidikan
sehingga menghasilkan beragam pandangan.
Menurut Prof. Pupuh Faturrahman dalam bukunya mengatakan “
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, maka sangat
dibutuhkan peran pendidik yang profesional”.16 Oleh sebab itu, pendidikan
akan berfaedah besar, apabila dapat menumbuhkembangkan kepribadian
manusia, maka tujuan dari pembelajaran adalah mengembangkan strategi
dan teknologi yang lebih manusiawi dalam rangka menciptakan ketahanan
14

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009) Cet kelima , h. 155
15
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2011), Cet ketiga
h. 13
16
Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refliks Aditama,
2012) Cet Pertama h. 15

16

dan keterampilan manusia guna menghadapi kehidupan yang secara terusmenerus berubah. Oleh sebab itu, pembelajaran harus mampu menjawab
kebutuhan peserta didik, untuk merencanakan tujuan hidup, bagaimana
membangun identitas diri, bagaimana membentuk ketangguhan diri, dan
bagaimana mengupayakan relasi dan komunikasi pribadi yang efektif
dengan sesama lingkungannya. Dengan demikian secara umum ada tiga
tujuan pembelajaran yaitu :
1. Untuk mendapatkan pengetahuan.
2. Untuk menanamkan konsep dari pengetahuan, dan
3. Untuk membentuk sikap atau kepribadian.
c. Jenis-jenis Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang
memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek
materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah
laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam
dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia juga
bermacam-macam. Berikut macam-macam jenis belajar :17
1. Belajar Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berfikir
abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan
pemecahan masalah-masalah tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal
yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat di samping
penguasaan atas prinsip, konsep dan generalisasi, termasuk dalam
jenis ini misalnya belajar matematika, astronomi, filsafat, dan materi
bidang studi agama seperti tauhid.
2. Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan
gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat
syaraf dan otot-otot/neuro muscular. Tujuannya untuk memperoleh
17

h. 34

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2011), Cet ketiga

17

dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis
ini misalnya belajar olahraga, musik, menari, melukis, dan
memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebagian materi
pelajaran agama seperti ibadah shalat dan haji.
3. Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalahmasalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.
Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam
memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga,
masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah yang
lain yang bersifat kemasyarakatan.
Selain itu, belajar juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu
pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang
lain atau kelompok lain untuk memenuhi kebutuhannya secara
berimbang dan proporsional. Bidang-bidang studi yang termasuk
bahan pelajaran sosial antara lain pelajaran agama dan PPKn.
4. Belajar Berpikir
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang
harus dipecahkan tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam
pengamatan.

Belajar

berpikir

pada

dasarnya

adalah

belajar

menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis,
logis, teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh
kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah
secara rasional, lugas dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam
menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi serta
insight (tilikan akal) amat diperlukan.
Dalam hal ini hampir semua bidang dapat dijadikan sarana belajar
pemecahan masalah untuk keperluan ini, guru.
5. Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan
berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat).

18

Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan
menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep jenis belajar ini
sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah. Dengan
belajar rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan rasioanl.
Problem Solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan
menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis dan
sistematis.
Bidang-bidang studi yang dapat digunakan sebagai sarana belajar
rasional sama dengan bidang-bidang studi untuk belajar pemecahan
masalah. Perbedaannya, belajar rasional tidak memberikan tekanan
khusus pada penggunaan bidang studi eksakta. Artinya bidang-bidang
studi non eksakta pun dapat memberi efek yang sama dengan bidang
studi eksakta dalam belajar rasional.
6. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaankebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.
Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri tauladan dan
pengalaman khusus juga menggunakan hukuman dan ganjaran.
Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaankebiasaan perbuatan baru dan waktu (kontekstual). Selain itu arti tepat
dan positif di atas ialah selaras dengan norma dan tata nilai moral
yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun tradisional dan
kultural. Belajar kebiasaan akan lebih tepat dalam konteks pendidikan
keluarga sebagaimana yang dimaksud oleh UUSPN 2003

Dokumen yang terkait

Penerapan metode pembelajaran PQ4R (Preview, question, Read, Reflect, Review) dalam meningkatkan hasil belajar siswa :penelitian tindkan kelas di SMPN 3 Tangerang Selatan

2 36 231

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Mata Pelajaran Ips

0 7 107

Pengaruh penggunaan media audio video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu

0 10 161

Penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

8 110 81

Peningkatan Hasil Belajar Ips Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Di Smp Nusantara Plus Kelas Viii-4 Ciputat Tangerang Selatan

0 5 197

Penerapan metode e-learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas vii pada mata pelajaran IPS terpadu: penelitian tindakan kelas di SMP IT Al-Atiqiyah Cipanengah-Sukabumi.

0 6 139

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode advokasi di MTs Yaspina Rempoa Tangerang Selatan

0 9 243

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui metode eksperimen: penelitian tindakan kelas di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Mukhlisin Pasar Minggu Jakarta Selatan

0 12 182

penerapan Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Pada Pelajaran IPS Sosiologi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X1 MA AN NAJAH Petukangan Jakarta Selatan)

0 4 171

Upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih melalui metode advokasi : Penelitian tindakan kelas pada kelas VIII MTS. Al-Huda Bekasi Timur

15 103 155