Uji Reliabilitas tes Tingkat Kesukaran

Fuja Siti Fujiawati, 2013 Pemanfaatan Model Blended Learning Berbasis Online Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tersebut maka, dapat disimpulkan bahwa uji signifikansi alat pengumpul data adalah valid. dapat dilihat pada lampiran 3.2.

b. Validitas Butir Soal

Validitas selanjutnya adalah validitas butir soal. Hasil penghitungan data hasil uji coba instrumen untuk validitas butir soal dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada lampiran 3.4. Berdasarkan uji validitas butir soal tersebut diketahui terdapat beberapa soal yang tidak valid. Soal-soal yang tidak valid yaitu soal-soal yang nilai standar deviasinya lebih kecil dari r tabel , soal tersebut yaitu nomber 5, 6 dan 12. Soal-soal tersebut diganti dengan soal yang baru, dengan pertimbangan keterwakilan indikator soal. Untuk Kuisioner angket dilakukan juga uji coba kuisioner yang diberikan kepada mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam yang telah melaksanakan model pembelajaran blended learning dengan LMS UPI. Kuisioner yang terisi sebanyak 41 orang. Berdasarkan uji validitas kuisioner tersebut diketahui terdapat beberapa soal yang tidak valid. Soal-soal yang tidak valid yaitu soal-soal yang nilai standar deviasinya lebih kecil dari r tabel , soal tersebut yaitu pada kuisioner untuk respon ideal nomor 1, dan 7. Sedangkan pada kuisioner untuk respon aktual nomor 1, 8 dan 11. Soal-soal tersebut diperbaiki redaksi kalimatknya dengan pertimbangan keterwakilan indikator pada kuisioner.

2. Uji Reliabilitas tes

Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki tingkat keajegan dalam hasil pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan untuk memperoleh gambaran keajegan suatu instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik split-half method . “Split berarti membelah dan half berarti setengah atau separuh. Untuk memperoleh angka koefisien korelasi secara menyeluruh dari tes tersebut digunakan rumus Spearman Bronwn. Teknisnya soal-soal dibagi menjadi dua kelompok bagian yaitu satu kelompok soal ganjil X dan satu kelompok soal genap Y. Kemudian dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan rumus Product Moment. Hasil korelasi antar Fuja Siti Fujiawati, 2013 Pemanfaatan Model Blended Learning Berbasis Online Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu skor dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown dan hasilnya akan dibandingkan dengan r tabel . Apabila nilai reliabilitas lebih besar dari nilai r tabel maka instrumen dinyatakan reliabel. Hasil ujicoba reliabilitas dengan menggunakan split half dari Spearman Brown diperoleh indeks sebesar 0.710 perhitungan secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 3.3. Alat pengumpul data dikatakan reliable jika rhitung rtabel pada taraf signifikasi 0,05 dengan dk = n-2. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa rhitung rtabel 0.710 0.248 maka, berdasarkan kriteria tersebut dapat dikatakan bahwa instrumen tes objektif yang digunakan reliabel.

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukran soal adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan. Setelah diketahui tingkat kesukaran tiap butir soal, untuk memperolah hasil belajar yang baik sebaiknya proporsi antara tingkat kesukaran soal tersebar secara normal Arifin, 2009: 270. Perhitungan proporsi tersebut dapat diatur sebagai berikut : a. Soal sukar 25, soal sedang 50, soal mudah 25, atau b. Soal sukar 20, soal sedang 60, soal mudah 20, atau c. Soal sukar 15, soal sedang 70, soal mudah 15. Penyusunan instrumen soal dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kesukaran soal, sehingga hasil yang dicapai peserta didik dapat menggambarkan hasil belajar yang sesungguhnya. Berdasarkan penghitungan tingkat kesukaran soal pada instrumen yang diuji cobakan dapat diketahui klasifikasi soal tersebut berdasarkan tingkat kesukarannya sebagai berikut : Fuja Siti Fujiawati, 2013 Pemanfaatan Model Blended Learning Berbasis Online Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4 Persentase tingkat kesukaran instrumen Tingkat Kesukaran soal Nomor soal Jumlah Mudah P 27 2, 4, 5, 6, 22, 23, 28, 46, 48 9 Sedang 27 - 72 1, 3, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 25, 26, 27, 30, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39, 41, 43, 44, 47, 51, 52, 53, 54, 57, 58, 59, 60 36 Sukar P 73 12, 13, 17, 20, 24, 29, 34, 35, 40, 42, 45, 49, 50, 55, 56 15 Dari tabel di atas, tampak bahwa instrumen tes sebanyak 9 soal berkategori mudah, 36 soal berkategori sedang, dan 15 soal berkategori sukar. Bila menggunakan proporsi yang ada, instrumen tes tersebut akan disesuaikan dengan proporsi yang kedua yaitu soal sukar 20, soal sedang 60, dan soal mudah 20.

4. Uji Daya Beda

Dokumen yang terkait

Efektivitas Penggunaan Media Film Pendek Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa pada Mata Kuliah Media Televisi dan Video : studi kuasi eksperimen terhadap mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Departemen Kurikulum dan Teknologi Pe

0 1 40

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM.

0 1 48

EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN UPI BANDUNG.

0 0 43

EFEKTIVITAS METODE ONLINE COLLABORATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN.

0 0 49

BLENDED LEARNING DILIHAT DARI PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEKNIK ELEKTRO (Studi pada Departemen Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI).

0 0 41

PENERAPAN MODEL RESEARCH BASED LEARNING (RBL) UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAn HASIL BELAJAR MATA KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA PROGRAM S1 PGSD.

0 0 1

Pembelajaran Interactive Learning Berbasis Internet untuk Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa pada Mata Kuliah Struktur

0 0 1

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM - repository UPI T PK 1103400 Title

0 0 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING PADA MATA KULIAH PEMISAHAN KIMIA MATERI KROMATOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR

1 2 9

IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH METODE NUMERIK

1 1 7