Bab I, Merupakan pendahuluan yang meliputi : Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian dan teknik penulisan, review studi terdahulu dan sistematika penulisan. Bab II, Membahas tentang landasan teori koperasi menurut hukum positif
meliputi: definisi koperasi, landasan, asas dan tujuan koperasi, nilai dan prinsip koperasi, bentuk dan jenis koperasi. Dan landasan teori koperasi menurut hukum
Islam meliputi : definis koperasi, landasan dan asas koperasi, nilai dan prinsip koperasi serta peran koperasi melalui kelembagaan umat Islam.
Bab III, Membahasan mengenai gambaran umum Koperasi Langit Biru meliputi : sejarah berdirinya, keanggotaan, kegiatan usaha dan tujuan, visi, misi dan motto
serta manajemen dan sistem operasional. Bab IV, Meninjau tentang sistem operasional pada Koperasi Langit Biru dalam
perspektif hukum positif dan hukum Islam. Bab V, Merupakan penutup, yang terdiri atas : kesimpulan, saran-saran, serta
diakhiri dengan daftar pustaka.
12
BAB II TINJAUAN TEORITIS KOPERASI
A.
Koperasi Dalam Perspektif Hukum Positif
1.
Definisi Koperasi
Kata koperasi secara etimologi atau segi bahasa ”cooperation” dari
bahasa Inggris yang berarti bekerjasama. Akan tetapi tidak semua bentuk usaha bersama disebut koperasi. Secara umum yang dimaksud dengan
koperasi adalah ”suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang
perekomonian, beranggotakan mereka yang berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban
melakukan suatu usaha yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya”. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang
dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan
ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka.
1
R.M. Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang berjudul Sepuluh Tahun Koperasi: Penerangan tentang Koperasi oleh Pemerintah
Tahun 1930-1940, menyatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerjasama untuk
memajukan ekonominya.
2
1
G. Kartasapoetra, Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, cet. V, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, h. 1.
2
Andjar Pachta W, dkk, Hukum Koperasi Indonesia Pemahaman, Regulasi, Pendirian dan Modal Usaha, Jakarta: Kencana, 2007, h. 19.
Definisi lain tentang koperasi dikemukakan oleh Paul Hubert Casselman dalam bukunya yang berjudul:
“The Cooperative Movement and some of its Problems” mengatakan: “Cooperation is an economic system with
social contract” koperasi adalah suatu system ekonomi yang mengandung unsure social.
3
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian Koperasi adalah ”perkumpulan juga berusaha dilapangan ekonomi, tetapi tidak bermaksud
mencari untung”.
4
Masyarakat Indonesia baru mulai mengenal bentuk koperasi pada awal abad ke-XIX. Seorang patih di Purwekerto bernama R. Aria Wiria Atmadja
pada tahun 1896 mendirikan organisasi semacam koperasi simpan pinjam yaitu hulp and spaarbank bank simpanan untuk menolong priyayi pegawai
negeri agar terhindar dari cengkraman lintah darat. Usaha ini, dibantu oleh asisten residen Purwekerto E. Sieburgh. Pada tahun 1898 inisiatif R. Aria
Wiria Atmadja diperluas oleh De Wolf van Westerrode, pengganti E. Sieburgh. Bank itu tidak hanya membantu pegawai negeri saja, tetapi juga
petani dan pedagang kecil.
5
3
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, teori dan Praktek, cet. I, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, h. 39.
4
Wilfridus Josephus Sabarija Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet. IV, Jakarta: P.N. Balai Pustaka, 1966, h. 466.
5
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, cet. II, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, h.28.