Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kebutuhan Dasar Personal hygiene di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas 2015

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene

di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

SRI AYU LESTARI

122500033

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(2)

(3)

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpah kan Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan tepat waktu. Sholawat beriringkan salam atas nabi besar kita Muhammad SAW karna berkat kasih sayangnya, membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang benderang serta kaya akan ilmu pengetahuan.

Karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kebutuhan Dasar Personal hygiene di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

2015” sebagai suatu tugas akhir pada Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan, bantuan, motivasi dan inspirasi dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesa-besarnya kepada:

1. dr. Dedi Ardinata M. Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S. Kp, M.Kep, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Keluarga tercinta, ayahanda Alm. Mana pula walaupun ayah tidak berada disamping saat ini tapi penulis yakin dari kejauhan sana senantiasa melihat dan mendoakan, dan ibunda Erna Ningsih serta abang dan adik tersayang Handianata dan Prabowo Rynaldi yang telah memberikan motivasi dan dukungan penuh baik secara moral maupun materil serta doa yang tiadak putus-putusnya. Terima kasih atas kasih sayang kalian semua.


(5)

iii

Sugesti Srg, Anitaria Br Tarigan, Junita Sari Lubis, dan Putri Anggraini semoga persahabatan ini akan kekal selamanya.

6. Teman-teman Fakultas Keperawatan stambuk 2012 yang telah memberikan

inspirasi melalui semangat kalian semua.

Penulis mengharapkan semoga segala yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari kebaikan Allah SWT. Atas semua kekhilafan dan kekurangan penulis yang lakukan, dengan segenap hati penulis memohon maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak.

Tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan serta saran semua pihak atas karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya penulis. Amin

Medan, 28 Juli 2015 Penulis


(6)

iv

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah personal hygiene ... 4

1. Pengkajian ... 14

2. Analisa Data ... 16

3. Rumusan Masalah ... 21

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 24

1. Pengkajian ... 24

2. Analisa Data ... 37

3. Rumusan Masalah ... 37

4. Perencanaan dan Rasional ... 39

5. Implementasi dan Evaluasi ... 40

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Personal hygiene adalah suatu usaha pemeliharaan kesehatan diri seseorang yang bertujuan mencegah terjangkitnya penyakit serta untuk memperbaiki status kesehatannya. Salah satu indikator dari Personal hygiene

adalah perawatan kaki, tangan, dan kuku (Perry & Potter, 2005).

Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter& Perry, 2005).

Setiap individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hygiene mereka sendiri tidak hanya berisiko memiliki kondisi psikologis yang buruk, tetapi juga mengalami penurunan kondidi fisik. Secara umum, hygiene pasien yang baik telah dianggap sebagai komponen penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Kulit merupakan pertahanan pertama melawan penyakit dan terdapat bukti bahwa menjaga kebersihan kulit dapat mengurangi jumlah mikroorganisme, misalnya bakteri yang dapat menyebabkan penyebaran infeksi (Horton & Parker, 2002). Pemenuhan personal hygienemerupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia. Ini berarti bahwa setiap manusia membutuhkan kenyamanan pada diri sendiri. Kebutuhan personal hygienesangat penting karena akan berdampak pada proses penyembuhan (Hidayat & Uliyah, 2005).


(8)

2

Dengan terpenuhinya kebutuhan personal hygiene dan lingkungan dapat membangkitkan motivasi klien untuk bekerja sama dalam program perawatan. Pelaksanaan pemenuhan personal hygiene pada klien dilakukan pada pasien yang

tidak mampu secara sendiri dalam memenuhipersonal hygiene. Prosedur

pemenuhan kebutuhan diri dalam pelayanan keperawatan dapat meliputi merawat kulit pada daerah yang tertekan, merawat rambut, merawat gigi dan mulut, merawat kuku, hygiene vulva dan memandikan pasien (Hidayat & Uliyah, 2005).

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah pemenuhan kebutuhan dasar Personal hygiene pada kasus Stroke dikelurahan Harjosari II Medan Amplas.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian pada klien dengan pemenuhan kebutuhan

personal hygiene dengan diagnosa medis stroke di kelurahan harjosari II Medan Amplas.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien pemenuhan

kebutuhan personal hygiene dengan diagnosa medis stroke di kelurahan harjosari II Medan Amplas.

c. Menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan

pemenuhan kebutuhan personal hygiene dengan diagnosa medis stroke di kelurahan harjosari II Medan Amplas.


(9)

3

kebutuhan personal hygiene dengan diagnosa medis stroke di kelurahan harjosari II Medan Amplas.

e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

pemenuhan kebutuhan personal hygiene dengan diagnosa medis stroke dikelurahan harjosari II Medan Amplas.

f. Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien

dengan pemenuhan kebutuhan personal hygiene dengan diagnose medis stroke dikelurahan harjosari II Medan Amplas.

C. Manfaat

1. Pelayanan kesehatan

Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan bagi klien dimasyarakat. 2. Institusi pendidikan

Karya tulis ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi peserta didik keperawatan dalam ruang lingkup judul.


(10)

4

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Personal hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata Personal

yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya (Laila Isro’in, 2014).

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, masalah kebersihan biasanya kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepeleh, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat memengaruhi kesehatan secara umum. Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi Dengan implementasi tindakan

hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2006).


(11)

5 2.1 Tujuan personal hygiene

Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain (Wartonah, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene Menurut Tawoto (2004), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:

a. Citra tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

b. Praktek sosial

Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan personal hygiene. Praktik personal hygiene pada lansia dapat berubah dikarenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal dipanti jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam rumah mereka sendiri, karna mereka tidak mempunyai kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri.


(12)

6

c. Status sosioekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan iti sendiri tidaklah cukup. Seseorang harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali pembelajaran tentang penyakit atau kondisi

yang mendorong. individu untuk meningkatkan personal hygiene.

Misalnya pada pasien penderita diabetes militus selalu menjaga kebersihan kakinya.

e. Budaya

Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal

hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda. Disebagian masyarakatjika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan. Seseorang dari latar belakang

kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek keperawatan personal

hygiene yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri. Dalam merawat pasien dengan praktik hygiene yang berbeda, perawat menghindari menjadi

pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar


(13)

7

f. Kebiasaan seseorang

Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan shampoo dan lain-lain.

g. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit, Tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya. Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energy fisik atau ketangkasan untuk melakukan personal hygiene. Seorang pasien yang

menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi

membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan perawatan personal hygiene total.

2.2 Macam-macam Personal hygiene dan Manfaatnya

Pemeliharaan Personal hygiene berarti tindakan memlihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung dan telinga, kaki dan kuku, genetalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya. Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene


(14)

8 a. Perawatan kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, ekresi, pengatur temperature dan

sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam

mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal hygiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya Keruskan kulit. Bagian badan yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut) akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat memyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.

b. Mandi

Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal hygiene total. Keluasaan mandi pasien dan metode


(15)

9

yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian ditempat tidur. Tujuan memandikan pasien ditempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah dan menambah kenyamanan pasien.

c. Hygiene mulut

Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat menigkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi yang melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok dan membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa tidak yang tidak nyaman. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami


(16)

10

praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene

mulut dengan benar.

d. Perawatan mata, hidung dan telinga

Perawatan mata, hidung dan telinga perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata , hidung dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan oleh air mata. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perrlu dibersihkan baik mandiri pasien atau dilakukan oleh perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing kedalam system pernapasan. Pasien yang memilii keterbatasan mobiliasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari-hari.

e. Perawatanrambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara

penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau


(17)

11

rambut sehari-hari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar hygienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat-obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa naman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.

f. Perawatan kaki dan kuku

Kaki dan kuku seringkali memerlukan pehatian khusus mentuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan.

Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal

hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.

g. Perawata genitalia

Perawatan genitalia merupakan bagian daari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan


(18)

12

diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalm ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan prawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan

genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal

hygiene.

2.3 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene

Menurut Tarwoto (2004) dampak yang sering timbul pada masalah

personal hygiene yaitu :

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya personal hygiene dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik pada kuku dan kaki.

b. Dampak psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene pada pasien immobilisasi adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.


(19)

13

2.4 Upaya perawat dalam melakukan personal hygiene

Perawat memiliki peran penting didalam upaya menjaga dan memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan proses keperawatan yaitu (Hidayat, 2006):

a. Riwayat Keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene individu baik faktor pendukung maupun faktor pencatus.

b. Pemeriksaaan fisik

Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah:

1) Pertama dimulai dari rambut, amati kondisi dan keadaan rambut mulai dari warna, tekstur, dan kualitas. Apakah rambut pasien tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan pada rambut pasien?

2) Kedua adalah kepala, amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan pada kepala pasien.

3) Ketiga yaitu bagian mata, amati adanya tanda-tanda icterus,

konjungtiva pucst, secret pada kelopak mata, kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak mata.

4) Keempat yaitu bagian hidung, amati kondisi kebersihan hidung pasien. Kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi,atau perubahan pada daya penciuman.


(20)

14

5) Kelima yaitu bagian mulut, amati kondisi mulut dan juga

kelembabanya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan dan pecah-pecah.

6) Keenam yaitu bagian gigi, amati kondisi dan kebersihn gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, keries, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau terdapat gigi palsu.

7) Ketujuh yaitu bagian telinga, amati kondisi dan kebersihan telinga pasien. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.

8) Kedelapan yaitu bagian kulit, amati kondisi kulit mulai dari tekstur, tutgor, kelembaban dan kebersihan kulit pasien.

9) Kesembilan yaitu bagian kuku tangan dan kaki, amati bentuk dan kebersihan kuku pasien. Perhatikan lah adanya kelainan atau luka. 10)Kesepuluh yaitu bagian genetalia, amati kondisi dan kebersihan

genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola rambut pubis. Dan pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya. Dan yang terakhir yaitu bagian personal hygiene secara umum. Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atau bentuk tubuh.

1. PENGKAJIAN

Perawat memiliki peran penting didalam upaya menjaga dan memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien.Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan proses keperawatan yaitu (Hidayat, 2006):


(21)

15

1) Riwayat Keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.

2) Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah. Pengkajian mulai dilihat dari keadaan rambut. Apakah keadaan rambut kusam, berbau, kotor dan bagaimana keadaan tekstur rambut. Selanjutnya pemeriksaan pada kepala, apakah terdapat Alopesia dikepala klien, atau ada tidak ketombe, kutu, dan eritema. Bagaimana kondisi mata klien, apakah terdapat skelera ikterik, kongjungtiva klien apakah terlihat pucat, bagaimana dengan kebersihan matanya apakah mata klien terlihat merah dan klien merasakan gatal pada daerah mata. Pada hidung adakah klien itu pilek dan alergi, perdarahan, perubahan yang terjadi pada penciuman, kebersihan hidung, membrane mukosa pada hidung dan adakah septum deviasi. Pada mukosa mulut klien, bagaimana dengan kelembabannya, adakah lesi dimulut, dan kebersihan mulut klien. Pada gigi Adakah karang gigi dan karies pada gigi klien, bagaimana dengan kelengkapan gigi, dan bagaimana pertumbuhan dan kebersihan gigi klien. Pada bagian telinga apakah terdapat serumen, lesi, dan bagaimana bentuk telinga klien apakah juga terdapat infeksi di telinga. Selanjutnya pemeriksaan pada kulit klien, bagaimana dengan kebersihan kulit, adakah terdapat lesi, keadaan turgor apakah bisa kembali selama 2 detik setelah ditekan, dan bagaimana dengan warna kulit, suhu,


(22)

16

tekstur serta pertumbuhan bulu klien. Pada pemeriksaan kuku bagaimana dengan bentuk, warna, dan ada atau tidak lesi, serta bagaimana pertumbuhan kuku tangan dan kaki klien. Selanjutnya pemeriksaan genetalia, bagaimana dengan pertumbuhan rambut pubis, keadaan kulit, dan bagaimana keadaan lubang uretra, skrotum dan testis pada pria. Dan yang terakhir adalah pemeriksaan tubuh secara umum, bagaimana dengan kebersihan tubuh secara umumnya, apakah normal atau tidak, dan bagaimana dengan postur tubuh apakah terdapat kelainan-kelainan yang terjadi saat pemeriksaan dilakukan.

2. ANALISA DATA

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar: Mengumpulkan data secara sistematis, Menyotir dan mengatur data yang dikumpulkan, Mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. Data dasar pasien adalah kombinasi data yang dikumpulkan dari wawancara untuk pengambilan riwayat pasien (metode mendapatkan informasi subjektif dengan berbicara dengan pasien dan atau orang terdekat dan mendengarkan respon mereka); pemeriksaan fisik (mendapatkan informasi objektif dengan menggunakan tangan); dan data yang diperolah dari hasil pemeriksaan laboratorium/diagnostic (Doenges. dkk, 2000).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data


(23)

17

dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tinakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (initial assessment), selama klien dirawat secara terus-menerus (on going assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data re-assesment (Sigit, 2010).

a. Tujuan pengumpulan data

1) Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.

2) Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.

3) Untuk menilai keadaan kesehatan klien.

4) Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan

langkah-langkah berikutnya. b. Tipe data

1) Data Subjektif

Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatannya, misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, perasaan malu (Sigit, 2010).

2) Data Objektif

Adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, berat badan, tingkat kesadaran (Sigit, 2010).


(24)

18 c. Karakteristik Data

1) Lengkap

Perawat harus melakukan pengkajian lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut: apakah tidak mau makan karena tidak ada nafsu makan atau disengaja?, apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang patologis?, bagaimana respon klien mengapa tidak mau makan(Sigit, 2010).

2) Akurat dan Nyata

Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir akurat dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati, dan diukur melalui pemeriksaan, ada tidaknya validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila perawat masih kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang

lebih mengeti. Pada observasi:” klien selalu diam dan sering menutup

mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha berkomunikasi dengan klien yang tidak mau makan. Pengkajian lebih lanjut dilakukan untuk menetapkan kondisi klien. Dokumtasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian (Sigit, 2010).

3) Relevan

Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu dalam mengidentifikasi. Kondisi seperti ini bisa diantisipasi dengan membuat


(25)

19

data komprehensif tapi singkat dan jelas. Dengan mencatat data relevan sesuai dengan masalah klien, yang merupakan data focus terhadap masalah klien dan sesuai dengan situasi khusus (Sigit, 2010).

d. Sumber Data

1) Sumber data primer: Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.

2) Sumber data sekunder: orang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui orang tua, suami dan istri, anak, teman klien, jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau dalam kondisi tidak sadar.

3) Sumber data lainnya

a) Catatan medis dan anggota tim kesehatan laiinya: catatan kesehatan terdahul dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan.

b) Riwayat penyakit: pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan medis.

c) Konsultasi: kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnose medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnose.


(26)

20

d) Hasil pemeriksaan diagnostic: seperti hasil pemeriksaan

laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostic dapat digunakan membatu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan.

e) Perawat lain: jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien sebelumnya. Hql ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah diberikan.

f) Kepustakaan: ntuk mendapatkan data dasar klien yang

komprehensig, perawat dapat membawa literature yang

berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh literature sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat (Sigit, 2010).

e. Metode pengumpulan data

1) Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari narasumber secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengn pasien atau narasumber. Dalam proses wawancara diajukan pertanyaan, baik dengan meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan pasien kepadanya.

2) Obsevasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi


(27)

21

merupakan metode yang cukup mudah dilakukan untuk pengumpulan data.

3) Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan

adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi), dan mendengarkan (auskultasi).

4) Studi dokumentasi yaiu mencari data yang berupa catatan melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termsuk juga buku mengenai pendapat yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

3. RUMUSAN MASALAH a. Defisit perawatan diri

Defenisi: kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.Kemungkinan berhubungan dengan kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Kemungkinan data yang ditemukan:

1) Badan kotor dan berbau 2) Rambut kotor.

3) Kuku panjang dan kotor. 4) Bau mulut dan kotor.

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada: 1) Stroke

2) Fraktur


(28)

22 Tujuan yang diharapkan:

1) Kebersihan diri sesuai pola

2) Keadaaan badan, mulut, rambut dan kuku bersih. 3) Pasien merasa nyaman.

Intervensi Rasional

1. Kaji kembali pola kebersihan diri

2. Bantu klien dalam kebersihan

badan, mulut, rambut dan kuku.

3. Lakukan pendidikan kesehatan:

a. Pentingnya. b. Kebersihan diri. c. Pola kebersihan diri. d. Cara kebersihan.

Data dasar dalam melakukan

intervensi

Mempertahankan rasa nyaman

Meningkatkan pengetahuan dan

membuat klien lebih kooperatif.

b. Gangguan integritas kulit

Defenisi: risiko kerusakan kulit adalah keadaan kulit individual berisiko berubah secaramerugikan (Kim, 1995 dalam buku Potter & Perry, 2005). Kemungkinan yang berhubungan dengan:

1) Bagian tubuh yang lama tertekan. 2) Immobilisasi

3) Terpapar zat kimia

Kemungkinan data yang ditemukan: 1) Kerusakan jaringan kulit.

2) Gangrene 3) Decubitus


(29)

23 Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada: 1) Storke

2) Fraktur femur

3) Koma

4) Trauma medulla spinalis Tujuan:

1) Klien akan memiliki kulit utuh selama hopitalisasi. 2) Klien akan bebas bau badan selama hospitalisasi. Hasil yang diharapkan:

1) Kulit tanpa kemerahan.

2) Kulit akan hangat, lembut, halus, dan terhidrasi baik. 3) Bau berkurang atau hilang

Intervensi Rasional

a. Mandikan klien setiap hari

b. Ubah posisi secara teratur (minimal setiap 2 jam)

c. Gunakan lotion pada kulit setelah mandi

d. Keringkan kulit dengan

teliti setelah setiap kali pembersihan.

e. Berikan perawatan perineal setelah setiap kali buang air kecil dan buang air besar.

Pembersihan mengangkat minyak yang

berlebihan, keringat, sel kulit mati, dan kotoran yang menigkatkan perkembangan bakteri.

Tekanan yang digunakan lebih lama, lebih besar

berisiko terjadi kerusakan kulit. Tekanan

mengurangi sirkulasi, yang menghilangkan

oksigen dan nutrisi pada jaringan. (Pires, Mueller, 1991)

Emolien menghaluskan kulit dan mencegah kehilangan kelembaban.

Kelembaban yang berlebihan menyebabkan

maserasi kulit, ysng meningkatkan perkembangan bakteri Sekresi keringat yang berlebihan dari kelenjar apokrin didaerah aksila dan pubis menyebabkan bau yang tidak sedap. Mandi meminimalkan bau.

Sekresi yang terakumulasi pada permukaan kulit

sekitar genetalia berperan sebagai tempat


(30)

24 B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. PENGKAJIAN I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 62 tahun

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Wiraswata

Alamat : Jln. Bajak II H, Gg Mushollah

Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2015

Diagnosa Medis : Stroke

II. KELUHAN UTAMA

Ekstremitas diri tidak dapat digerakan dan lemah, rasa seperti kesemutan atau kebas pada bagian sebelah kiri, sakit kepala/pusing dengan skala nyeri sedang, penglihatan menurun atau kehilangan daya lihat sebagian, gangguan atau kehilangan fungsi bahasa (kesulitan untuk mengungkapkan kata).


(31)

25

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG 1. Provocative/Palliative

a. Apa penyebabnya

Klien tidak tidur semalaman, setelah itu pada pagi hari badan pasien terasa lemah terutama tangan dan kaki kiri, sulit bicara/pelo. Setelah itu klien tidak bisa berjalan dan tidak mampu melakukan aktivitas sama sekali, dan sejak itu juga sampai sekarang klien hanya bisa berbaring ditempat tidur tanpa bisa melakukan apa-apa dengan keadaan kulit tampak kotor dan kering dan pergerakan terbatas.

b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Istirahat, minum obat, Melakukan perawatan kebutuhan personal hygiene dan mobilisasi pada klien.

2. Quantity/Quality

a. Bagaimana dirasakan

Klien merasakan sakit kepala/kesemutan dan kesulitan untuk berbicara.

b. Bagaimana dilihat

Klien tampak terbaring lemah di tempat tidur, dengan keadaan kurangnya defisit perawatan diri serta terdapat beberapa bagian tubuh adanya luka decubitus.

3. Region

a. Dimana lokasinya

Klien mengalami luka decubitus pada bagian kepala, punggung dan kaki. Personal hygiene klien tidak terawat dengan baik.


(32)

26

b. Apakah menyebar

Luka decubitus yang ada pada pasien tidak lah menyebar, luka hanya terdapat didaerah kepala, punggung dan kaki

4. Severity

Penyakit yang diderita klien yaitu Stroke menyebabkan kelumpuhan yang

mengakibatkan klien tidak dapat melakukan kegiatan secara total, sehingga berdampak terhadap masalah pemenuhan kebutuhan dasar

personal hygiene.

5. Time

Klien tidak tidur semalaman, setelah itu pada pagi hari badan pasien terasa lemas terutama tangan dan kaki kiri, sulit bicara/pelo. Setelah itu klien tidak bisa berjalan dan melakukan aktivitas sama sekali dan selama itu juga sampai sekarang.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU 1. Penyakit yang pernah dialami

Pada tahun 2012, klien pernah dirawat karena stroke dan hipertensi.

2. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien pernah dirawat dirumah sakit dan perawatan di ICU selama 3 hari.

3. Pernah dirawat/dioperasi

Klien pernah dirawat di Rumah Sakit saat klien mengalami stroke yang pertama.


(33)

27

4. Lama dirawat

Klien di rawat di Rumah Sakit ± 1 bulan 5. Alergi

Klien tidak memiliki alergi baik makanan, minuman, ataupun obat-obatan.

6. Imunisasi

Iya, imunisasi klien lengkap seperti: BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, dan Campak. Klien mendapatkan semua imunisasi tersebut.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA 1. Orang tua

Orang tua klien menderita penyakit hipertensi selama 1 tahun yang lalu.

2. Saudara kandung

Kakak klien pernah mengalami stroke selama 1/2 tahun dan selama sakit dirawat di ICU, stroke yang diderita kakak klien menimbulkan efek yang membuatnya terbaring lemah ditempat tidur. Pengobatan maupun terapi yang pernah dijalaninya hampir berhasil, namun kehendak berkata lain kakak klien meninggal dunia pada tahun 2012.

3. Penyakit keturunan yang ada

Hipertensi, karena orang tua klien mempunyai penyakit hipertensi

4. Anggota keluarga yang meninggal

Kakak klien anak pertama dari berempat saudara

5. Penyebab meninggal


(34)

28

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL 1. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien mengatakan yakin bahwa penyakit yang dideritanya bisa disembuhkan. Klien juga cemas tentang penyakit yang diderita sekarang, tetapi klien tetap optimis bahwa dirinya bisa sembuh.

2. Konsep diri

a. Gambaran diri

Klien adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Klien merasa dirinya

adalah seorang anggota masyarakat dan adik yang baik bagi keluarganya.

b. Ideal diri

Klien tidak dapat menjalankan tugasnya karena sakit yang membuatnya terbaring lemah.

c. Harga diri

Klien merasa dirinya berharga bagi anggota keluarganya dan ingin cepat sembuh akibat penyakit yang dideritanya yaitu (Stroke berulang).

d. Peran diri

Klien bekerja sebagai petani dan klien merupakan kepala keluarga yang rajin serta baik bagi anggota keluarganya.

d. Identitas

Klien anak ketiga dari empat bersaudara. Klien berjenis laki-laki dan senang dengan identitas sebagai laki-laki serta kepala keluarga.


(35)

29 3. Keadaan Emosi

Klien adalah orang yang dapat mengendalikan emosinya. Klien kooperatif, klien menerima setiap tindakan yang diberikan dan mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan, meskipun terkadang apa yang diucapkan klien kurang jelas.

4. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti: Istri dan anak-anaknya.

b. Hubungan dengan keluarga: Klien mengatakan hubungan dengan keluarga sangat baik.

c. Hubungan dengan orang lain: Klien mengatakan hubungannya

dengan orang lain juga baik.

d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

VII. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum

Klien tampak lemah dan keadaan hygiene kurang rapi dan bersih. 2. Tanda-tanda vital

a. Suhu tubuh : 37,30C

b. Tekanan darah : 160/100 mmHg

c. Nadi : 100 x/menit

d. Pernapasan : 24 x/menit

e. Tinggi badan : 185 cm


(36)

30 3. Pemeriksaan head to toe

Kepala

a. Bentuk : Bulat dan simetris

b. Kulit kepala : Kulit kepala klien tampak kotor, kurang kebersihan dan tidak ada pembengkakan Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut: Penyebaran rambut merata dan menyeluruh, keadaan rambut kusam dan kotor.

b. Bau : Berbau khas

c. Warna kulit: Sawo matang

Wajah

a. Warna kulit : Sawo matang

b. Struktur wajah : Simetris, tidak ada kelainan pada wajah dan tidak ada pembengkakan.

Mata

a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, simetris kiri dan kanan

b. Palpebra : Tidak ada oedema

c. Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak anemis dan

sclera tidak ikterus

d. Pupil : Ishokor, reflek tehadap cahaya


(37)

31 Hidung

a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal dan simetris

b. Lubang hidung : Normal dan simetris kiri

kanan

c. Cuping hidung : Tidak terdapat pernapasaan

cuping hidung Telinga

a. Bentuk telinga : Simetris kiri kanan, tidak ada

kelainan

b. Ukuran telinga : Ukuran telinga normal

c. Lubang telinga : Tidak terdapat serumen pada

lubang telinga

d. Ketajaman pendengaran : Ketajaman pendengaran kurang

Mulut dan faring

a. Keadaan bibir : Mukosa kering dan pucat

b. Keadaan gusi dan gigi : Gigi tampak kotor dan berlubang dan gusi berwarna kemerahan

c. Keadaan lidah : Tekstur lidah terlihat putih kotor

d. Orofaring : Tidak ada kelainan

Leher

a. Posisi trachea : Normal dan simetris

b. Thyroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid

c. Suara : Kurang jelas


(38)

32

e. Vena jugularis : Vena jugularis teraba kuat

f. Denyut nadi karotis : Teraba kuat

Pemeriksaan Integumen

a. Kebersihan : Permukaan kulit tampak kotor

b. Warna : Warna kulit sawo matang

c. Turgor : Turgor pada kulit sedikit lambat

d. Kelembaban : Kulit klien tampak kering

e. Kelainan pada kulit : Terdapat decubitus pada daerah yang tertekan, dipunggung, kaki,dibagian kepala Pemeriksaan thoraks/dada

a. Inspeksi thoraks : Normal

b. Pernapasan

- Frekuensi : 24 x/mnt

- Irama : Teratur

c. Tanda kesulitan bernapas : Tidak ada tanda kesulitan saat bernapas

Pemeriksaan paru

a. Palpasi getaran suara : Vocal premitus

b. Perkusi : Sonor

c. Auskultasi

d. Suara nafas : Vocal fremitus


(39)

33 Pemeriksaan jantung

a. Inspeksi : Simetris

b. Palpasi : Tidak ada kelainan

c. Perkusi : Suara pekak

d. Auskultasi : Bunyi jantung lup dup dan frekuensi 92 x/mnt

Pemeriksaan abdomen

a. Inspeksi : Simetris, tidak terdapat massa

b. Auskultasi : Terapat peristaltic usus

c. Palpasi : Tidak ada kelainan

d. Perkusi : Thympani

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya a. Genetalia

1) Rambut pubis : -

2) Lubang uretra : -

b. Anus dan perineum

1) Lubang anus : -

2) Kelainan pada anus : -

3) Perineum : -

Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas

a. Kesimetrisan : Otot simetris kanan kiri

b. Kekuatan otot : 3

c. Edema : Tidak terdapat edema

Pemeriksaan neurologis


(40)

34

b. Nervus optikus/N II : Ketajaman penglihatan berkurang

sejak klien terkena stroke, silau melihat cahaya

c. Nervus okulomotorius/N III : Midriasis, N IV Abdusen, N VI : reaksi pupil mengecil saat melakukan pencahayaan

d. Nervus trigeminus/N V : Didaerah ekstremitas kiri kanan

tidak mampu membedaakan panas/dingin, tajam/tumpul dan getaran

e. Nervus fasialis/N VII : Dapat menggerakkan dahi, otot

wajah dapat digerakan

f. Nervus vestibullocochleris/N VIII: Klien tidak mampu berdiri, klien bedrest total.

g. Nervus glossopharingeus/N XI, N X : Vagus, Klien mampu

membuka mulut dan mengatakan huruf “a”dan mampu mengangkat bahunya.

h. Nervus assesoris/N XI : Baik, dapat memutarkan kepala dan

leher


(41)

35 Fungsi motorik

a. Identifikasi sentuhan : Klien tidak dapat mengidentifikasi sentuhan saat dilakukan pengkajian

b. Tes tajam tumpul : Klien tidak dapat membedakan benda

tajam dan tumpul saat melakukan pengkajian

c. Panas dingin : Klien tidak dapat membedakan panas dan

dingin saat melakukan pengkajian

d. Getaran : Klien tidak dapat mengidentifikasi getaran

saat melakukan pengkajian.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1. Pola makan dan minum

a. Frekunsi makan/hari : 3x sehari

b. Nafsu/selera makan : Nafsu makan klien berkurang

selama sakit

c. Nyeri ulu hati : Klien tidak pernah mengeluh sakit

atau nyeri diulu hati

d. Alergi : Klien tidak ada alergi makanan atau

minuman

e. Mual dan muntah : Tidak ada

f. Waktu pemberian makan : Pagi (jam 8.03) siang (13.00)

malam (18.00)


(42)

36

h. Waktu pemberian cairan/minuman : Sesuai dengan kebutuhan pasien

i. Masalah makan dan minum : Tidak ada

2. Perawatan diri/Personal hygiene

a. Kebersihan tubuh : Tubuh pasien tampak kotor

b. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi tampak kotor, berlubang, dan mulut tampak kering

c. Kebersihan kuku (kaki dan tangan) : Kuku klien terlihat panjang dan kotor

3. Pola kegiatan/aktivitas

Kegiatan Mandiri Sebahagian Total

Mandi 

Makan 

BAB 

BAK 

Gantian pakaian 

4. Pola eliminasi a. BAB

1) Pola BAB : 1 x/hari

2) Karakter feses : Feses lunak, kuning, berbau khas

3) Riwayat perdarahan : Tidak ada

4) BAB terakhir : Tidak ada

5) Diare : Tidak ada

6) Penggunaan laksatif : Tidak ada

b. BAK

1) Pola BAK : 4-6 kali

2) Karakteristik urin : Jernih, berbau khas


(43)

37

4) Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat penyakit

5) Upaya mengatasi masalah : Tidak ada

2. ANALISA DATA

NO DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN 1 Ds:-

Do:

a. Klien tampak kurang hygiene, seperti: kuku klien panjang dan kotor, rambut kusam dan berbau, kulit tampak kering dan terdapat luka decubitus, gigi kotor dan terdapat lubang pada gigi, bibir tampak kering.

b. Klien tidak dapat melakukan aktifitas secara total.

c. KU : Berat d. GCS :9

Defisit perawatan diri

Noc: Healty promoting Behavior

Nic Motivation

Defisit perawatan diri

2 Ds:- Do:

a. Klien tampak lemas

b. Terdapat luka decubitus pada bagian tubuh: kepala, punggung, dan kaki.

c. T: 37,3

d. HR: 100/menit e. RR: 24/menit

Keletihan fisik

Immobilitas fisik

Takanan pada bagian tubuh

Luka decubitus

Kerusakan integritas kulit

2. RUMUSAN MASALAH

MASALAH KEPERAWATAN 1. Defisit perawatan diri


(44)

38 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit perawatan diri ketidakmampuan untuk membersihkan tubuh

berhubungan dengan kerusakan serebrovaskuler ditandai dengan kuku klien panjang dan kotor, rambut kusam berbau, kulit kering dan terdapat luka, gigi berlubang, serta mulut kering dan luka.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama dan immobilisasi ditandai dengan luka decubitus pada daerah bagian tubuh kepala, punggung dan kaki.


(45)

39

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/tanggal Perencanaan keperawatan

Selasa, 19 Mei 2015

Tujuan Dan Kriteria Hasil:

NOC : Self Care Assistance (mandi, berpakaian, makan, toileting.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri

KH:

Klien terbebas dari bau, dapat makan sendiri, dan berpakaian sendiri No.Dx Rencana Tindakan Rasional

I NIC: Self Care

a. Observasi kemampuan klien untuk mandi, berpakaian dan makan. b. Lakukan pemeliharaan

kesehatan mulut

c. Bantu perawatan diri, mandi hygiene

d. Dorong klien untuk tetap makan sedikit tapi sering

a. Dengan menggunakan intervensi langsung dapat menentukan intervensi yang tepat untuk klien b. Pemeliharaan dan promosi

hygiene oral dan kesehatan gigi

c. Membantu pasien untuk memenuhi hygiene pribadi d. Untuk meningkatkan nafsu

makan Rabu,

20 Mei 2015 Tujuan Dan Kriteria Hasil

NOC: Mempertahankan integritas kulit

Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam integritas kulit tetap adekuat dengan indikator:

Tidak terjadi kerusakan kulit ditandai dengan tidak adanya kemerahan, luka decubitus

II NIC:Berikan manajemen tekanan

a. Lakukan penggantian alat tenun setiap hari dan tempatkan kasur yang sesuai

b. Pantau kulit adanya area kemerahan pecah-pecah. c. Pantau area yang tertekan d. Berikan massage pada

punggung/daerah yang tertekan serta berikan pelembab pada area yang pecah-pecah

e. Pantau status nutrisi

a. Meningkatkan kenyamanan dan mengurangi resiko gatal-gatal

b. Menandakan gejala awal lanjutan kerusakan integritas kulit

c. Area yang tertekan biasanya sirkulasi kurangnya optimal sehingga menjadi pencetus lecet.

d. Memperlancar sirkulasi e. Status nutrisi baik dapat

membantu mencegah kerusakan integritas kulit.


(46)

40

5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI Hari/Tanggal No.

Dx

Implementasi

Keperwatan Evaluasi (SOAP) Selasa, 19 Mei

2015

I a. Mengobservasi

kemampuan klien untuk mandi,

berpakaian dan makan.

b. Melakukan

pemeliharaan kesehatan mulut

c. Membantu perawatan

diri, mandi/hygiene

d. Membantu anggota

keluarga pasien untuk memotong rambut klien yang sudah panjang.

S :

- Anggota keluarga

mengatakan

kebersihan Tn. M

sudah mulai membaik, klien terlihat bersih dan tidak berbau lagi. O :

- Pasien bersih dan tidak berbau lagi, kuku pada

kaki dan tangan

pendek dan bersih,

gigi klien tampak

bersih, rambut dan kepala tampak bersih dan tidak berbau lagi.

- Kulit pasien tampak

bersih, hangat, dan lembab

A : Masalah sebagian teratasi

P : Intervensi dilanjutkan Rabu, 20

Mei 2015

II - Melakukan peggantian

alat tenun setiap hari

dan menempatkan

kasur yang sesuai

- Mematau kulit adanya

area kemerahan/pecah-pecah.

- Memantau area yang

tertekan

- Memberikan massage

pada punggung/daerah

yang tertekan serta

berukan pelembab

pada area yang pecah-pecah

- Menyarankan anggota

keluarga untuk

mengatur posisi pasien setiap 2 jam sekali.s

S :

- Anggota keluarga

mengatakan luka

decubitus pasien sudah mulai kering.

O :

- Luka decubitus pada

bagian tubuh pasien tampak mulai sembuh

- Pasien tampak lemas

- T : 37,3

- HR : 100/menit

- RR : 24/menit

A : Masalah teratasi sebagian


(47)

41

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulisan membahas kesimpulan pada asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada Tn. M dengan diagnosa medis

Stroke di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas, yang dikaji pada tanggal 18 Mei 2015 yang merupakan masalah utama yang harus diatasi. Dari hasil pengkajian yang didapatkan penulis pada Tn. M lemah, pada pemeriksaan integument, kulit Tn. M teraba hangat, kulit terlihat kering dan terdapat beberapa luka decubitus pada daerah yang tertekan seperti kepala, punggung, dan kaki, tekstur lidah tampak putih kotor (coated tongue),rambut terlihat kusam dan kotor, membrane mukosa kering dan kuku tampak kotor dan panjang. Pada pengukuran tanda-tanda vital didapatkan suhu 38,30C, RR 24x/menit, HR 80x/menit dan TD 160/100 mmHg. Berdasarkan dengan data tersebut penulis dapat menegakkan prioritas diagnosa keperawatan yang sudah dirumuskan sesuai dengan data pengkajian pada Tn. M dengan tujuan dan criteria hasil setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan personal hygiene terpenuhi dengan pasien bersih dan tidak berbau, kuku kaki dan tangan pendek dan bersih, gigi klien tampak bersih, rambut dan kepala tampak bersih dan tidak berbau, kulit pasien tampak bersih, hangat dan lembab serta luka decubitus tampak mulai sembuh.


(48)

42 B. Saran

1. Pelayanan Kesehatan

Hal ini diharap kan pada pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik antara tim kesehatan dan klien yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan pada pasien kurangnya kebutuhan personal hygiene yang kadang tidak mendapatkan penanganan dan dianggap hal biasa khususnya. Diharapkan pihak Puskesmas atau pun Rumah Sakit mampu menyediakan fasilitas dan pelayanan yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan pasien.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat professional, terampil, handal dan mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.

3. Bagi Penulis

Penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu seefektif mungkin dan dapat terus belajar untuk mengetahui dan memahami dalam memberikan asuhan keperawatan pada secara optimal.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat A. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak W. I. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: ECG.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi Keempat, Volume 1, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG

Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi keempat, volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG

Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses

Keperawatan. EdisiKetiga. Jakarta. Penerbit Salemba Medika

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses

Keperawatan. Edisi Ketiga. Jakarta. Penerbit Salemba Medika

Wilkinson J. M. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: ECG.


(50)

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/ tanggal

Pukul Tindakan Keperawatan I Selasa,

19 Mei 2015 08.15 08.45 09.30 11.00 11.30 13.00

a. Tiba dirumah pasien

b. Mengkaji tanda-tanda vital pada pasien

c. Melakukan personal hygiene pada pasien, memotong kuku pasien.

d. Mengusapkan lotion pada tubuh pasien.

e. Memantau daerah bagian tubuh yang tertekan, apakah ada kemerahan atau iritasi pada kulit.

f. Melakukan perawatan luka decubitus pada kepala, punggung, dan tangan.

g. Mengatur posisi pasien setiap 2jam sekali. I II Rabu, 20 Mei 2015 08.00 08.30 09.00 10.00 11.00 12.00 12.30 13.00 14.00

a. Tiba dirumah pasien

b. Mengkaji tanda-tanda vital pada pasien

c. Melakukan personal hygiene pada pasien, membersihkan telinga, hidung, serta mengusapkan madu pada bibir pasien dengan tujuan untuk melembabkan bibir klien agar tidak kering.

d. Membantu keluarga untuk memandikan pasien dan mengusapkan lotion pada tubuh pasien.

e. Memantau daerah bagian tubuh yang tertekan, apakah ada kemerahan atau iritasi pada kulit.

f. Melakukan perawatan luka decubitus pada kepala, punggung, dan tangan.

g. Mengatur posisi pasien setiap 2 jam sekali. h. Memberikan makan siang pada pasien

i. Memantau perubahan pasien dalam merespon stimulus. I II III Kamis, 21 Mei 2015 08.25 09.00 09.30 10.13 11.06 12.00 12.30 14.00

a. Tiba dirumah pasien

b. Mengkaji tanda-tanda vital pada pasien

c. Membantu memotong anggota keluarga pasien untuk memotong rambut pasien karena sudah panjang. d. Mengusapkan lotion pada tubuh pasien.

e. Memantau daerah bagian tubuh yang tertekan, apakah ada kemerahan atau iritasi pada kulit.

f. Mengatur posisi pasien setiap 2 jam sekali. g. Memberikan makan siang pada pasien.

h. Memberikan posisi nyaman pada pasien Semifowler. I II III Jum’at, 22 Mei 2015 08.25 09.00 09.30 10.15 12.00 13.00 14.00

a. Tiba dirumah pasien

b. Mengkaji tanda-tanda vital pada pasien.

c. Melakukan perawatan luka decubitus pada kepala, punggung, dan tangan.

d. Mengatur posisi pasien setiap 2 jam sekali. e. Melakukan room pasif pada pasien. f. Memberikan posisi nyaman pada pasien g. Memberikan penkes pada pasien dan keluarga.


(51)

SATUAN ACARA PENYULUHAN "PERSONAL HYGIENE"

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Pokok Bahasan : Personal Hygiene

B. Sub pokok bahasan : 1.Pengertian Personal Hygiene

2. Macam-macam Personal Hygiene

3. Tujuan Personal Hygiene

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Personal Hygiene

C. Waktu : 22 Mei 2015 jam 11.00 s.d selesai

D. Tempat : Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

E. Tujuan Instruksional Umum :

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai personal hygiene

diharapkan Klien dan Keluarga mengerti dan memahami tentang personal

hygiene.

F. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah dilakukan penkes 1x25 menit, diharapkan sasaran mampu : 1. Menjelaskan pengertian personal hygiene

2. Mendemonstrasikan dan menjelaskan macam-macam personal hygiene

3. Menyebutkan dan menjelaskan tujuan personal hygiene

4. Menyebutkan dan menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi

personal hygiene

G. Metode : Ceramah


(52)

I. Alat dan Bahan : Sisir, gunting kuku, cotton bud, sampel makanan,

washlap dan peralatan mandi J. Pelaksanaan :

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta 1. 2. 3. Pendahuluan Isi Penutup 5 menit 15 Menit 5 Menit

1.Memberikan salam

2.Menjelaskan secara

ringkas topic dan sub topic.

3.Menyebutkan tujuan

penyuluhan

1.Menjelaskan definisi

Personal Hygiene

2.Mendemonstrasikan dan

menjelaskan

macam-macam personal hygiene.

3.Menyebutkan dan

menjelaskan tujuan

personal hygiene

4.Menyebutkan dan

menjelaskan factor-faktor

yang mempengaruhi

personal hygiene.

1.Menarik kesimpulan 2.Mengevaluasi 3.Salam penutup

1. Menjawab

salam

2. Memperhatikan

3. Memperhatikan

1. Mendengarkan

penjelasan yang diberikan 2. Memberikan pertanyaan 1. Mendengarkan 2. Mengikuti penutup 3. Menjawab salam

M. Materi

1. Pengertian Personal Hygiene

Personal hygiene (kebersihan perorangan) adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

2. Macam-macam Personal Hygiene


(53)

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah klien untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari. Menyikat, menyisir dan bersampo (minimal 2 kali seminggu) adalah cara-cara dasar higienis untuk perawatan kulit rambut dan kepala.

b. Perawatan Mata.

1) Cahaya harus cukup terang ketika membaca atau bekerja. 2) Hindari tempat berdebu.

3) Makanlah makanan yang banyak mengandung vitamin A (wortel, hati dll).

c. Perawatan Hidung.

1) Untuk mengurangi masuknya polusi udara yang masuk pakailah

kain untuk menutupi hidung pada saat berjalan.

2) Supaya tidak tertular ketika orang bersin/batuk pakailah penutup hidung.

3) Hiruplah udara segar pada pagi hari.

d. Perawatan Telinga.

1) Bersihkan telinga dengan menggunakan cotton buds.

2) Bisa menggunakan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke daun telinga dengan lembut.

e. Perawatan Kuku Kaki dan Tangan.

Potonglah kuku kaki dan tangan yang pendek dan memperhatikan sudut-sudutnya.


(54)

f. Perawatan Genitalia.

Gunakan celana dalam yang bahan kainnya dapat menyerap keringat serta jangan ketat (kalau bisa terbuat dari katun) serta ganti ketika terasa lembab.

g. Perawatan Kulit Seluruh Tubuh.

Mandi dua kali sehari, yang bertujuan:

a) Membersihkan kulit dari bakteri, mengurangi keringat dan sel kulit yang mati yang meminimalkan iritasi kulit dan mengurangi kesempatan infeksi.

b) Mengurangi bau badan.

c) Peningkatan citra diri.

d) Meningkatkan relaksasi dan perasaan segar kembali dan

kenyamanan.

3. Tujuan Personal Hygiene

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. b. Memelihara kebersihan diri seseorang.

c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.

d. Pencegahan terhadap penyakit.

e. Meningkatkan percaya diri seseorang.

f. Menciptakan keindahan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

a. Body image (Citra Tubuh)

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak


(55)

peduli terhadap kebersihannya. Citra tubuh merupakan konsep subyektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. Citra tubuh merupakan konsep subyektif seseorang tentang penampilan fisiknya.

b. Praktik Sosial

Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik higiene pribadi. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola

personal hygiene. c. Status Sosiol ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan digunakan. Bahan-bahan yang penting seperti deodoran, kosmetik, sampo, pasta gigi, sikat gigi, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal higiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.

N. Evaluasi

Soal :

1. Bagaimana perawatan pada telinga yang benar? Peragakan!


(56)

Jawaban :

1. Cara membersihkan telinga :

a. Bersihkan telinga dengan menggunakan cotton buds.

b. Bisa menggunakan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke daun telinga dengan lembut.

2. Tujuan personal hygene adalah :

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. b. Memelihara kebersihan diri seseorang. c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.

d. Pencegahan terhadap penyakit.

e. Meningkatkan percaya diri seseorang.


(57)

(58)

(1)

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah klien untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari. Menyikat, menyisir dan bersampo (minimal 2 kali seminggu) adalah cara-cara dasar higienis untuk perawatan kulit rambut dan kepala.

b. Perawatan Mata.

1) Cahaya harus cukup terang ketika membaca atau bekerja. 2) Hindari tempat berdebu.

3) Makanlah makanan yang banyak mengandung vitamin A (wortel, hati dll).

c. Perawatan Hidung.

1) Untuk mengurangi masuknya polusi udara yang masuk pakailah kain untuk menutupi hidung pada saat berjalan.

2) Supaya tidak tertular ketika orang bersin/batuk pakailah penutup hidung.

3) Hiruplah udara segar pada pagi hari. d. Perawatan Telinga.

1) Bersihkan telinga dengan menggunakan cotton buds.

2) Bisa menggunakan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke daun telinga dengan lembut.

e. Perawatan Kuku Kaki dan Tangan.

Potonglah kuku kaki dan tangan yang pendek dan memperhatikan sudut-sudutnya.


(2)

f. Perawatan Genitalia.

Gunakan celana dalam yang bahan kainnya dapat menyerap keringat serta jangan ketat (kalau bisa terbuat dari katun) serta ganti ketika terasa lembab.

g. Perawatan Kulit Seluruh Tubuh.

Mandi dua kali sehari, yang bertujuan:

a) Membersihkan kulit dari bakteri, mengurangi keringat dan sel kulit yang mati yang meminimalkan iritasi kulit dan mengurangi kesempatan infeksi.

b) Mengurangi bau badan. c) Peningkatan citra diri.

d) Meningkatkan relaksasi dan perasaan segar kembali dan kenyamanan.

3. Tujuan Personal Hygiene

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. b. Memelihara kebersihan diri seseorang. c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang. d. Pencegahan terhadap penyakit.

e. Meningkatkan percaya diri seseorang. f. Menciptakan keindahan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

a. Body image (Citra Tubuh)

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak


(3)

peduli terhadap kebersihannya. Citra tubuh merupakan konsep subyektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. Citra tubuh merupakan konsep subyektif seseorang tentang penampilan fisiknya.

b. Praktik Sosial

Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik higiene pribadi. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola

personal hygiene.

c. Status Sosiol ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan digunakan. Bahan-bahan yang penting seperti deodoran, kosmetik, sampo, pasta gigi, sikat gigi, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal higiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.

N. Evaluasi

Soal :

1. Bagaimana perawatan pada telinga yang benar? Peragakan! 2. Jelaskan tujuan dari personal hygiene!


(4)

Jawaban :

1. Cara membersihkan telinga :

a. Bersihkan telinga dengan menggunakan cotton buds.

b. Bisa menggunakan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke daun telinga dengan lembut.

2. Tujuan personal hygene adalah :

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. b. Memelihara kebersihan diri seseorang. c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang. d. Pencegahan terhadap penyakit.

e. Meningkatkan percaya diri seseorang. f. Menciptakan keindahan.


(5)

(6)