Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN A.

dengan menambah waktu penelitian lebih lama dari yang terjadwal. Di samping itu peneliti memperdalam pertanyaan wawancara terhadap informan, sampai peneliti benar-benar yakin akan keaslian data. Setelah itu data yang diperolah dikorelasikan dengan teori belajar sosial Albert Bandura. Kemudian data yang diperoleh dikelompokan sesuai dengan urutan rumusan dan tujuan penelitian. Mengenai ketekunan pengamatan dilakukan peneliti untuk mengidentifikasi ciri dan unsur sesuai isu atau masalah penelitian perilaku menyontek yang lalu dikaji menurut pandangan teori kognitif sosial Albert Bandura. Dalam hal ini peneliti secara rinci akan memusatkan diri pada pengamatan perilaku siswa yang menyontek. setelah itu data hasil pengamatan peneliti narasikan sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitian. Pada tahap triangulasi peneliti akan memanfaatkan penggunaan berbagai sumber baik buku-buku, artikel, sumber elektronik, dan sumber-sumber lain yang berkaitan subyek dan obyek penelitian. Di samping itu peneliti memanfaatkan metode penelitian sebaik mungkin baik dalam wawancara, observasi maupun kajian buku-buku. Berbagai teori yang mendukungmemperkuat teori pokok yaitu teori kognitif sosial Albert Bandura, selain itu peneliti menempatkan dirinya sebagai instrumen pokok dalam penelitian. Terkait dengan pemeriksaan sejawat peneliti berdiskusi dan wawancara pada guru yang mengajar di kelas XI, dan mengetahui persis siswa yang menyontek. guru atau teman sejawat yang diwawancarai adalah guru yang pernah melaksanakan dan pernah mengawas tugas, evaluasi atau ulangan. Pada saat mengawas ulangan guru tersebut menemukan adanya siswa yang menyontek. Pada analisis kasus negatif, berupa perilaku menyontek lalu disampaikan pula analisis positif yaitu berupa perilaku siswa yang tidak menyontek sebagai data pembanding. Tujuan dari analisis kasus negatif yaitu perilaku menyontek dan analisis kasus positif yang siswa yang jujur adalah sebagai data pembanding yang ideal, yang memberikan gambaran tentang lokasi dan tempat penelitian. Sehingga sebagai acuan untuk penentuan kebijakan dalam menangai kasus atau masalah tersebut. Terkait dengan kecukupan referensi, selain mengumpulkan data tertulis, peneliti juga berusaha melengkapi dengan data-data lain seperti foto sebagai dokumen yang memperkuat data wawancara, Pengecekan anggota dilakukan dengan cara mengecek kembali hasil analisis peneliti dengan pihak yang terlibat secara langsung seperti informan, responden, pihak yang merekam saat pengumpulan data penelitian. Sedangkan uraian rinci peneliti berusaha menterjemahkan berbagai catatan lapangan kedalam laporan penelitian. Pada tahap auditing peneliti melakukan pemeriksaan terhadap seluruh data, seperti data mentah, data yang telah diberi komentar, dan data yang telah dianalisis.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A.

Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam pembahasan tentang perilaku menyontek siswa dalam kajian Teori Kognitif Sosial oleh Albert Bandura dapat disimpulkan bahwa: 1. Lingkungan kelas di sekitar siswa menyebabkan atau mempengaruhi perilaku menyontek, termasuk pengawasan yang terlalu longgar. Lingkungan dan pengalaman menjadi menyebab terbesar perilaku menyontek siswa, yaitu dilakukan oleh 17 dari 18 orang informansiswa. 2. Meniru model atau siswa lain yang menyontek mempengaruhi perilaku menyontek siswa, karena siswa mengimitasi apa yang dilihatnya saat evaluasi atau penilaian pembelajaran. Meniru atau pengaruh model menjadi penyebab ke-dua perilaku menyontek siswa 16 informan. 3. Pengalaman menyontek masa lalu siswa mempengaruhi perilaku menyontek siswa sebagai pengalaman yang dikonstruk kembali oleh siswa atau disebut sebagai pengalaman yang diulang. Pengalaman menyontek di masa lalu menjadi menyebab terbesar perilaku menyontek siswa, yaitu dilakukan oleh 17 dari 18 orang informan atau siswa. 4. Kondisi kognitif siswa yang lemah siswa tidak tahu, tidak bisa, tidak menguasai materi pelajaran yang diujikan mempengaruhi perilaku menyontek siswa. Kondisi kognitif siswa yang lemah atau siswa yang