Subjek Uji Coba Pengembangan Produk Prosedur Pengembangan
40 observasi inilah yang menjadi acuan penulisan latar belakang masalah
penelitian pengembangan ini.
2. Identifikasi Sumber Daya
Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dilakukan dengan mengamati segala sumber daya yang dimiliki, baik SDM guru maupun
sumber daya sekolah, seperti perpustakaan dan laboratorium. Sumber daya sekolah yang diidentifikasi meliputi kelengkapan buku penunjang
materi kelengkapan sarana perpustakaan dan kelengkapan peralatan laboratorium komputer. Identifikasi sumber daya ini dilakukan dengan
wawancara dengan guru mata pelajaran fisika dan memberikan angket kepada siswa.
Berdasarkan identifikasi sumber daya diketahui bahwa kemampuan guru dan siswa dalam penggunaan media TIK dengan hasil yang
menunjukkan bahwa, guru dan siswa di SMA Muhammadiyah 02 Bandarlampung telah mampu menggunakan media TIK dengan baik.
SMA Muhammadiyah 02 Bandarlampung memiliki laboratorium komputer yang memenuhi standar dan dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran. Berdasarkan sumber daya yang dimiliki tersebut maka peneliti melakukan pengembangan modul interaktif dengan program
LCDS untuk materi pokok Listrik Statis.
41 3. Identifikasi Spesifikasi Produk
Identifikasi spesifikasi produk dilakukan untuk mengetahui ketersediaan sumber daya yang mendukung pengembangan produk
dengan memperhatikan hasil analisis kebutuhan dan identifikasi sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Tahap ini dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut: 1 Menentukan topik atau materi pokok pembelajaran yang akan
dikembangkan. 2 Mengidentifikasi kurikulum untuk mendapatkan identifikasi materi
pelajaran dan indikator ketercapaian dalam pembelajaran. 3 Menentukan format pengembangan modul interaktif.
Spesifikasi produk yang akan dikembangkan adalah modul interaktif dengan program LCDS materi Listrik Statis untuk Sekolah Menengah
Atas SMA. Topik materi yang dipilih adalah materi Listrik Statis kelas XII SMA karena dengan mengembangkan modul interaktif maka
materi Listrik Statis dapat disajikan dengan mudah baik materi tekstual, visual maupun audio visual. Produk yang dikembangkan ini merupakan
modul interaktif yang dikembangkan menggunakan software LCDS. Pembuatan modul interaktif dengan program LCDS perangkat
komputer harus menginstal juga microsoft silverlight. Pengembangan modul interaktif ini juga didukung dengan beberapa software lain yaitu
Microsotf Office Power Point, Macromedia Flash 8, Adobe Photoshop CS, iSpring quizMaker, dan pinnacle. Materi yang dikembangkan
42 dalam modul interaktif ini ialah materi Listrik Statis SMA Kelas XII
dengan sub materi yaitu, Muatan Listrik, Gaya Listrik, Medan Listrik, Potensial dan Energi Listrik, serta Kapasitor. Kompetensi dasar serta
indikator pencapaian kompetensi dasar dapat dilihat pada Lampiran 19.
4. Pengembangan Produk
Proses desain pengembangan modul pembelajaran meliputi dua aspek desain, yaitu aspek desain media dan aspek materi fisika yang akan
diberikan. Pengembangan media pembelajaran yang akan dikembangkan adalah media pembelajaran berupa modul interaktif,
maka proses desainnya meliputi pembuatan: 1 Tujuan
Tujuan pembuatan media interaktif ini secara sistem meliputi: a. Menciptakan sebuah produk modul pembelajaran interaktif.
b. Menyediakan alat pembelajaran yang dapat menuntun pengguna untuk menguasai materi secara mandiri.
c. Menciptakan media pembelajaran Listrik Statis. 2 Storyboard
Storyboard mendeskripsikan setiap tampilan pada modul sehingga memudahkan dalam pengembangannya.
Proses pengembangan modul interaktif ini dilakukan beberapa tahapan yaitu mengumpulkan bahan berupa materi-materi yang berasal dari
sumber yang telah teruji dan membuat sajian materi dan soal uji penguasaan materi. Jika bahan-bahan telah terkumpul, selanjutnya ialah
43 mengolah bahan tersebut menjadi kumpulan bahan dalam berbagai
bentuk sajian seperti animasi, video gambar, sajian materi tekstual serta soal interaktif. Bahan-bahan tersebut disusun secara sistematis sesuai
dengan flow chart yang telah dibuat menjadi satu kesatuan dalam bentuk modul interaktif. Modul interaktif yang dikembangkan
menyajikan lima kegiatan belajar dengan lima sub mataeri yaitu, kegiatan belajar 1 untuk materi muatan listrik, kegiatan belajar 2 untuk
materi gaya listrik, kegiatan belajar 3 untuk materi medan listrik, egiatan belajar 4 untuk materi energi dan potensial listrik, dan kegiatan
belajar 5 untuk materi kapasitor. Produk yang dihasilkan pada tahap ini selanjutnya kita sebut sebagai prototipe I.
5. Uji Internal
Sebuah desain media pembelajaran dalam suatu penelitian pengembangan memerlukan kegiatan uji coba secara bertahap dan
berkesinambungan. Tahap pengembangan ini dilakukan uji internal atau uji kelayakan produk. Uji internal yang dikenakan pada produk terdiri
dari uji ahli desain dan uji ahli isi atau materi pembelajaran. Produk yang telah dibuat diberi nama prototipe I, kemudian dilakukan uji
kelayakan produk dengan berpedoman pada instrumen uji yang telah dibuat. Uji kelayakan produk ini meliputi langkah-langkah sebagai
berikut: 1. Menentukan indikator penilaian yang digunakan untuk menilai
prototipe I yang telah dibuat.
44 2. Menyusun instrumen uji kelayakan produk berdasarkan indikator
penilaian yang telah ditentukan. 3. Melaksanakan uji kelayakan produk yang dilakukan oleh ahli desain
dan ahli isi atau materi pembelajaran. 4. Melakukan analisis terhadap hasil uji kelayakan produk dan
melakukan perbaikan. 5. Mengkonsultasikan hasil yang telah diperbaiki kepada ahli desain
dan ahli isi atau materi pembelajaran.
Pelaksanakan uji kelayakan peneliti melibatkan dua orang ahli, dimana untuk uji ahli desain yang merupakan seorang ahli dalam bidang desain
media pembelajaran, sedangkan ahli bidang isi atau materi dilakukan oleh ahli bidang isi atau materi untuk mengevaluasi isi atau materi
Listrik Statis untuk SMAMA. Jika sudah melalui uji internal produk dan prototipe I mendapat saran-saran perbaikan dari ahli desain dan ahli
isimateri, selanjutnya produk hasil perbaikan, dan konsultasi kemudian disebut prototipe II.
6. Uji Eksternal
Tahap berikutnya dalam penelitian pengembangan ini ialah dilakukan uji eksternal yang diberikan kepada siswa untuk digunakan sebagai
sumber sekaligus media pembelajaran. Uji eksternal merupakan uji coba kemenarikan, kemudahan, kemanfaatan, dan keefektifan produk
oleh pengguna. Uji keefektifan produk dilihat melalui ketercapaian tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
45 KKM yang harus terpenuhi. Uji keefektifan dalam mencapai tujuan
pembelajaran akan ditinjau melalui tiga ranah yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor.
Uji ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu uji satu lawan satu dan uji kelompok kecil. Tahap uji satu lawan satu ini bertujuan untuk melihat
kesesuaian media dalam pembelajaran sebelum tahap uji coba media pada uji kelompok kecil. Uji satu lawan satu dilakukan dengan cara
dipilih lima orang siswa secara acak. Siswa menggunakan media secara individu mandiri lalu diberikan angket untuk menyatakan apakah
media sudah menarik, mudah digunakan dan membantu siswa dalam pembelajaran. Instrumen angket terhadap penggunaan produk memiliki
empat pilihan jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan, yaitu: “tidak menarik”, ”cukup menarik”, ”menarik”, dan “sangat menarik”
serta terdapat kolom keterangan. Produk diperbaiki berdasarkan saran perbaikan yang dituliskan oleh siswa. Uji kelompok kecil dikenakan
kepada satu kelas sampel pada siswa yang belum pernah mendapatkan materi Listrik Statis. Uji kelompok kecil keefektifan media dalam
menjapai tujuan pembelajaran, baik ranah afektif, kognitif maupun psikomotor. Siswa melakukan pembelajaran dengan menggunakan
media berupa modul interaktif dengan program LCDS dan setelah pembelajaran, siswa diberikan post test untuk mengetahui keefektifan
modul interaktif dalam ranah kognitif, sedangkan untuk mengetahui keefektifan modul dalam ranah afektif dan psikomotor dilakukan
dengan memberikan angket penilaian diri.
46
7. Produksi
Setelah dilakukan perbaikan dari uji eksternal maka dihasilkan prototipe III dan dilakukan tahap selanjutnya yaitu produksi. Tahap ini
merupakan tahap akhir dari penelitian pengembangan, sehingga dihasilkan modul interaktif fisika pokok materi Listrik Statis untuk
Sekolah Menengah Atas.