Media Pembelajaran TINJAUAN PUSTAKA

15 sendiri yang memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematis. Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang di dalamnya terjadi interaksi baik antara siswa dan guru ataupun siswa dan media pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Definisi tersebut didukung oleh Sanjaya 2012: 172 yang menyatakan bahwa prinsip interaktif mengandung makna, bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa; akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Penjabaran beberapa bentuk proses pembelajaran interaktif menurut Munir 2009: 88, yaitu: Dalam proses pembelajaran interaktif, terjadi beberapa bentuk komunikasi, yaitu satu arah one way communication, dua arah two ways communication, dan banyak arah multy ways communication berlangsung antara pengajar dan siswa. Pengajar menyampaikan materi pembelajaran dan siswa memberikan tanggapan respon terhadap materi tersebut. Bahan ajar yang mendukung pembelajaran interaktif menurut Sadiman 2011: 181, sebagai berikut: Bahan ajar interaktif merupakan bahan ajar yang mendukung pembelajaran interaktif yang dalam menyiapkannya diperlukan pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam mengoperasikan peralatan, seperti komputer, kamera video, dan kamera foto. Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disk CD. Salah satu bahan ajar interaktif yang dapat mendukung pembelajaran interaktif, yaitu multimedia interaktif yang merupakan kombinasi dari dua atau lebih media audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan perilaku alami dari suatu presentasi. 16 Berdasarkan penjelasan di atas mengenai modul dan pembelajaran interaktif, maka modul interaktif dapat didefinisikan sebagai sebuah multimedia yang berupa kombinasi dua atau lebih media audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video yang disajikan dalam bentuk compact disk CD dan terjadi interaksi hubungan timbal balik atau komunikasi dua arah atau lebih antara media dan penggunanya. Tujuan modul cetakan sama halnya dengan tujuan modul non cetakan yakni agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lain sesuai dengan kemampuannya secara mandiri.

D. LCDS Learning Content Development System

Aremu dan Efuwape 2013 menjelaskan pengertian LCDS sebagai berikut: The Microsoft Learning Content Development System LCDS is a free tool that enables the Microsoft training and certification community to create high-quality, interactive, online courses and Microsoft Silverlight Learning Snacks. The LCDS allows anyone in the Microsoft training and certification community to publish e- learning courses and Learning Snacks by completing the easy-to-use LCDS forms that seamlessly generate highly customized content, interactive activities, quizzes, games, assessments, animations, demos, and other multimedia. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa, Microsoft menyediakan LCDS yang merupakan software gratis yang memungkinkan kita untuk menciptakan konten pembelajaran yang berkualitas tinggi, interaktif, dan dapat diakses secara online. LCDS memungkinkan setiap orang dalam komunitas atau organisasi tertentu untuk menerbitkan e-learning dengan menggunakan LCDS secara mudah dengan konten yang dapat 17 disesuaikan, interaktif activity, kuis, game, ujian, animasi, demo, dan multimedia lainnya. Taufani dan Iqbal 2011:4 juga menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam membuat konten pada LCDS sebagai berikut: 1 Create: Pada tahap pertama, tentunya kita membuat konten coursepelatihan. Menentukan tema, nama, struktur dan jenis pelatihan. Pada LCDS telah tersedia template untuk setiap topik yang memudahkan kita dalam membuat konten e-learning yang berkulitas. 2 Review: Setelah kita memilih templateyang sesuai dengan konten pelatihan dan mengisi template tersebut, kita dapat mem-preview hasilnya. Hal ini memudahkan kita untuk tahu seperti apa hasil e- learning yang telah kita buat pada saat itu juga. 3 Refine: Jika anda merasa kurang puas dengan konten maupun template-nya, anda dapat mengeditnya kembali dan kemudian menyimpannya. 4 Delight: Publikasikan pelatihan Anda dan mendistribusikannya kepada publik melalui Web Whitney 2010 juga menjelaskan bahwa: After you’ve finished developing your course, the LCDS gives you a few options for creating a distribution package. If you plan to host your course on a Learning Management System, you can create it as a SCORM package, which is a standard for e-learning content. Otherwise, you can copy the course files onto a CD or Web site. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa ada empat tahapan dalam menuliskan konten pembelajaran pada LCDS, yaitu create, review, refine, dan delight. setelah selesai dalam mengembangkan suatu modul dengan LCDS, LCDS akan memberikan beberapa opsi dalam mempublikasikan produk yang telah dibuat. Jika hendak mempublikasikan produk pada Learning Management System, maka file yang dibuat berbentuk SCROM yang standar dengan Learning Management System. Produk yang dikembangkan juga dapat disimpan dalam CD.