pengadilan memainkan peranan yang cukup penting
dalam membantu pembentukan norma- norma baru hukum internasional.
Keputusan-keputusan Mahkamah
Internasional dapat berupa keputusan yang bukan atas pelaksanaan hukum
positif tetapi atas dasa prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran.
sengketa ganti rugi dan penangkapan ikan
telah memasukkan unsur-unsur baru ke
dalam hukum internasional
5. Ajaran-ajaran para
ahlisarjana Pendapat para sarjana terkemuka,
mengenai suatu masalah tertentu, meskipun bukan merupakan hukum
positif, seringkali dikutip untuk memperkuat argument tentang adanya
atau kebenaran dari suatu norma hukum. Pendapat para sarjana akan lebih
berpengaruh jika dikemukakan oleh perkumpulan professional.
Komisi hukum internasionakl yang
beranggotakan para ahli hukum, dibentuk
oleh majelis umum PBB berdasarkan
Resolusi MU 1947
2. Sumber Hukum Internasional Menurut Para Ahli
Pendapat para sarjana mengenai sumber-sumber Hukum Internasional. Menurut J.G.Starke
bahwa sumber-sumber hukum material maksudnya sumber-sumber hukum formal adalah “Bahan-bahan aktual yang dipergunakan oleh sarjana-sarjana hukum internasional untuk
menetapkan hukum yang berlaku bagi hal-hal tertentu.” Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Starke mengemukakan sumber-sumber hukum material maksudnya formal sebagai berikut:
1. Kebiasaan; 2. Traktat;
3. Keputusan Pengadilan atau Badan Arbitrasi; dan 4. Karya-karya Yuridis.
Sedangkan menurut Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan bahwa sumber-sumber Hukum Internasional sebagai berikut:
1. Perjanjian-perjanjian Internasional; 2. Kebiasaan-kebiasaan Internasional;
3. Prinsip-prinsip Hukum Umum; dan 4. Keputusan-keputusan pengadilan dan ajaran-ajaran sarjana-sarjana yang paling
terkemuka dari berbagai negara.
3. Mengadili perkara HI menurut Pasal 38 1 Status Mahkamah Internasional oleh M.I
Menurut Pasal 38 1 Status Mahkamah Internasional yang selanjutnya sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB, tanggal 26 Juni 1945 pada pokoknya mengatakan bahwa: Dalam mengadili
perkara-perkara yang diajukan, Mahkamah Internasional akan mempergunakan:
1. Perjanjian-perjanjian Internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus yang mengandung ketentuanketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negaranegara yang
bersengketa;
2. Kebiasaan-kebiasaan Internasional sebagai bukti dari pada sesuatu kebiasaan umum yang telah diterima sebagai hukum;
3. Prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab; dan 4. Keputusan pengadilan dan ajaran-ajaran sarjana-sarjana yang paling terkemuka dari
berbagai negara-negara, sebagai sumber tambahan bagi menetapkan kaidah-kaidah hukum.
4. CONTOH PENERAPAN PERJANJIAN INTERNASIONAL