Hakikat Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter

sendiri. Bahasa merupakan sarana mengungkapkan sastra. Bahasa dalam sastra pun mengemban funsi utamanya yaitu fungsi komunikatif. 7 Moral Seperti halnya tema, moral dilihat dari segi dikotomi bentuk isi karya sastra merupakan unsur isi. Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita. Secara umum moral menyaran pada pengertian ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya ; akhlak, budi pekerti, asusila KBBI dalam Nurgiyantoro, 2002:320. Dari beberapa definisi unsur-unsur pembentuk cerpen di atas, peneliti akan menggunakan teori pengkajian fiksi dari Kosasih 2012:34 sebagai acuan penelitian ini.

2.2.2 Pendidikan Karakter

2.2.2.1 Hakikat Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan oleh pelajar, dan pengangguran lulusan sekolah menengah dan atas. Semuanya terasa lebih kuat ketika negara ini dilanda krisis dan tidak kunjung beranjak dari krisis yang dialami. Menurut Parker 2009 dalam jurnal internasional yang berjudul „Comprehension for Character : Lessons from Newbery Books‟ mengemukakan bahwa : Integrating character lessons with academics is essential, because effective character development initiatives must be purposeful, pervasive, repetitive, consistent, creative, and concrete. Dari paparan di atas dijelaskan bahwa mengintegrasikan pembelajaran berkarakter pada akademisi sangat lah penting, karena menciptakan karakter yang efektif berinisiatif harus memiliki tujuan, meresap, berulang-ulang, konsisten, kreatif, dan kongkret. Pendidikan karakter menurut Megawangi dalam Kesuma dkk, 2013:5 mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari –hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Definisi lainnya yang dikemukakan oleh Gaffar dalam Kesuma dkk, 2013:5 pendidikan karakter merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Departemen Pendidikan Amerika Serikat dalam Barnawi Arifin, 2012:23 menambahkan bahwa pendidikan karakter sebagai proses belajar yang memungkinkan siswa dan orang dewasa untuk memahami, peduli, dan bertindak pada nilai-nilai etika inti, seperti rasa hormat, keadilan, kebajikan warga negara yang baik, dan bertanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain. Istilah lain dari pendidikan karakter diungkapkan oleh Azzet 2011:27 pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan cognitive, perasaan feeling, dan tindakan action. Berdasarkan beberapa definisi pendidikan karakter di atas, peneliti berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai kehidupan yang baik sebagai upaya untuk membentuk kepribadian seseorang agar sesuai dengan norma –norma yang berlaku di masyarakat.

2.2.2.2 Peran Pendidikan Karakter