Kajian Pustaka KAJIAN PUSTAKA

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1.2 Kajian Pustaka

Penelitian mengenai analisis muatan pendidikan karakter pada cerkak sebagai penunjang materi pembelajaran membaca pemahaman memang masih jarang ditemukan, akan tetapi ada beberapa penelitian dan jurnal ilmiah mengenai pendidikan karakter. Penelitian-penelitian yang sudah ada menjadikan kebermanfaatan bagi referensi bacaan cerkak yang bermutu kaitannya dengan nilai-nilai karakter yang ada di dalamnya. Di bawah ini disajikan beberapa penelitian dan jurnal ilmiah mengenai kajian struktural cerkak dan muatan pendidikan karakter dari Huda 2013, Riantini 2014, Winarsih 2008, Halimah 2013, dan Mustaqim 2013. Huda 2013 dalam penelitiannya yang berjudul „Kumpulan Cerkak Katresnan Rinonce Karya M.Adi Kajian Struktural ‟ mengungkapkan nilai-nilai karakter yang terdapat pada kumpulan cerkak katresnan rinonce berdasarkan hasil analisis unsur-unsur intrinsik cerkak yang meliputi tokoh, penokohan, dan latar. Penggunaan fakta cerita dalam kumpulan cerkak tersebut berfungsi untuk pemilah atau catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita, agar cerita itu mudah dipahami. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Huda dan peneliti yaitu sama- sama meneliti tentang muatan nilai karakter berdasarkan hasil analisis unsur intrinsik yang terdapat pada cerkak. Namun ada pula perbedaan yang mendasari kedua penelitian ini, yaitu jika Huda mengkaji unsur intrinsik hanya dibatasi pada tokoh, penokohan, dan latar, sedangkan peneliti mengkaji semua unsur intrinsik yang terdapat pada cerkak. Selain itu tujuan penelitian yang dilakukan oleh Huda hanya menyarankan cerkak sebagai bahan bacaan, sedangkan peneliti mencoba mengkaji cerkak sebagai penunjang materi membaca pemahaman siswa kelas X SMA. Riantini 2014 melakukan penelitian yang berjudul „Pendidikan Karakter pada Cerita Anak dalam Majalah Jayabaya Edisi 2013 ‟. Berdasarkan penelitian ini ditemukan kriteria cerita anak yang terdiri atas kriteria estetika cerita anak dan 24 nilai karakter. Penelitian yang dilakukan hampir sama dengan penelitian yang dilakukan Riantini, hanya saja objek kajian berbeda. Penelitian ini mengkaji cerkak pada majalah Panjebar Semangat sedangkan Riantini mengkaji cerita anak pada majalah Jayabaya. Winarsih 2008 melakukan peneli tian yang berjudul „Religiositas dalam Kumpulan Crita Cekak Karya Suwardi Endraswara ‟ mengkaji tentang tingkat pengalaman religius pengarang dan tingkat kedewasaan religius pengarang dalam cerkak. Data penelitian ini berupa pengalaman cerkak Senthir yang berjumlah 12 dari 25 cerita yang dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis tingkat pengalaman religius pengarang berada pada tingkat niveau human dan analisis tingkat kedewasaan religius pengarang berada pada tingkat thought penghayatan dan pemahaman karena tingkat ini paling dominan dalam kumpulan cerkak Senthir. Kumpulan cerkak Senthir ini merupakan catatan pengarang dalam pencarian Tuhan. Pengarang dalam hal ini menunjukkan bahwa pengarang sudah menghayati keimanannya. Nilai-nilai religius dalam kumpulan cerkak tersebut dominan pada nilai religius hubungan manusia dengan sesama manusia yang terdapat pada enam cerkak dari dua belas cerkak yang dianalisis, hubungan manusia dengan Tuhan yang berjumlah tiga cerkak, serta hubungan manusia dengan diri sendiri berjumlah lima cerkak. Penelitian yang dilakukan oleh Winarsih dengan peneliti memiliki persamaan yakni sama-sama menganalisis nilai-nilai yang terdapat pada cerkak. Namun, di sini perbedaannya adalah jika Winarsih mencari nilai-nilai religius sedangkan peneliti mencari nilai-nilai karakter yang terdapat pada cerkak yang dikaji. Halimah 2013 mela kukan penelitian yang berjudul „Variasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada Materi Ajar Mendengarkan Cerita Pengalaman Kelas X di SMA Negeri se-Kabupaten Semarang ‟. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Halimah adalah menemukan bahwa variasi nilai-nilai pendidikan karakter di dalam materi ajar menyimak cerita pengalaman yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Jawa kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Semarang antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, komunikatif, gemar membaca, peduli sosial, tanggung jawab, kesopanan, dan percaya diri. Persamaan penelitian yang dilakukan Halimah dan peneliti adalah sama- sama menemukan apa saja variasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ada pada sebuah materi ajar. Di sini perbedaannya, jika Halimah menemukan apa saja variasi nilai-nilai pendidikan karakter yang digunakan oleh guru bahasa Jawa kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Semarang di dalam materi ajar menyimak cerita pengalaman, sedangkan peneliti mengkaji tentang apa saja variasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam teks cerkak majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2013 serta menentukan cerkak yang tepat sebagai bahan bacaan penunjang materi pembelajaran membaca teks pemahaman kelas X SMA. Mustaqim 2013 dalam penelitiannya yang berjudul „Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas XI Teknik Komputer Jaringan di SMK PIRI 1 Yogyakarta ‟ mengemukakan bahwa pendidikan karakter yang diterapkan oleh pihak sekolah berdasarkan keterangan kepala sekolah, guru dan hasil observasi sudah sesuai dengan yang ada di kurikulum dan dikembangkan menurut kapasitas masing-masing dewan sekolah. Penerapan pendidikan karakter yang dilakukan berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif tergolong baik. Hasil yang didapatkan berdasarkan data kuantitatif menunjukan nilai terbesar berada pada interval 101-130 dengan kategori baik yakni sebanyak 23 siswa atau 60 dari total siswa. Berdasarkan data kualitatif diketahui bahwa penerapan pendidikan karakter memiliki pengaruh terhadap perkembangan perilaku akademik siswa. Pengaruh yang terjadi merupakan pengaruh positif sehingga perilaku akademik siswa menjadi lebih berkarakter. Hal tersebut terbukti dari banyaknya indikator yang tercapai dari penerapan pendidikan karakter. Berdasarkan pengaruh yang terjadi, maka hasil penerapan pendidikan karakter di SMK PIRI 1 Yogyakarta tergolong baik. Perilaku akademik siswa kelas XI Teknik Komputer Jaringan di SMK PIRI 1 Yogyakarta berdasarkan data kuantitatif tergolong baik sering demikian juga menurut data kualitatif. Terdapat pengaruh yang positif antara penerapan pendidikan karakter oleh pihak sekolah dengan perilaku akademik siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan di SMK PIRI 1 Yogyakarta, ditunjukkan dengan persamaan regresi Y = 41,547 + 1,103 X, dan didapatkan nilai T hitung = 4,866 T tabel = 2,042 yang menyatakakan signifikan, dengan koefisien determinasi sebesar 0,397 yang menunjukkan persentase sebesar 39,7. Pengaruh yang terjadi antara penerapan pendidikan karakter dan perilaku akademik siswa kelas XI Teknik Komputer Jaringan di SMK PIRI 1 Yogyakarta tergolong baik dan menuju ke arah positif. Persamaan dan perbedaan yang mendasari penelitian Mustaqim dan peneliti ialah sama-sama meneliti tentang bagaimana penerapan pendidikan karakter di sekolah. Namun perbedaannya adalah jika Mustaqim menerapkan pendidikan karakter melalui perilaku akademik siswa sehari-hari selama di sekolah seperti kegiatan rutin dan mencerminkan sifat religius yang dilakukan siswa meliputi ucapan salam dan shalat berjamaah, perilaku jujur ditunjukkan saat mengikuti ujian mandiri, dan lain sebagainya, sedangkan peneliti menerapkan pendidikan karakter melalui bacaan teks cerkak di dalam majalah Panjebar Semangat sebagai penunjang materi pembelajaran membaca pemahaman. Guna melengkapi penelitian sebelumnya, akan dilakukan penelitian mengenai muatan nilai-nilai karakter cerkak di dalam majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2013. Berdasarkan penelitian tersebut diharapkan akan menambah khazanah referensi materi ajar membaca pemahaman bagi siswa kelas X SMA.

1.3 Landasan Teoretis