3.3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam model ini seperti disajikan pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Nama Variabel
Simbol Satuan
Umur Responden Pendidikan Responden
Pengalaman Kerja Jam Kerja
Modal Awal Usaha Lokasi Dalam IPB
Lokasi Sekitar IPB Asal Daerah
Umur Pendidikan
Kerja Curahan
Modal IPB
Lokasi Asal
Tahun SD s.d. S3 Tahun
Tahun Jamhari
Rupiah Kampus D1
Darmaga Ciampea D2 Nama Daerah D3
Keterangan : 1. Kesempatan kerja adalah kesempatan untuk bekerja baik dengan membuka
usaha sendiri maupun bekerja pada usaha orang lain yang diukur dari jumlah dan jenis usaha yang berada di sekitar kampus IPB Darmaga meliputi
kelompok usaha perdagangan, jasa dan angkutan 2. Sektor informal adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai ciri mudah
dimasuki, bekerja sendiri atau hanya dibantu pekerja keluarga, beroperasi dalam skala kecil, umumnya tidak menuntut keterampilan yang berasal jalur
pendidikan formal, pola usahanya tidak teratur baik operasi maupun jam kerjanya dan tidak memiliki izin usaha.
3. Sektor formal adalah salah satu kegiatan ekonomi yang bersifat resmi dan mendapat pengakuan legitimasi dari pemerintah berdasarkan surat ijin serta
umumnya memiliki tenaga kerja tetap yang diatur secara tertulis. 4. Umur Responden adalah rentang waktu dari lahir hingga sekarang yang
dimiliki oleh pelaku usaha yang dinyatakan dalam tahun. 5. Pendidikan Responden adalah lama pendidikan formal yang diikuti,
dinyatakan dalam tahun.
6. Lama Bekerja adalah jumlah waktu yang telah dilalui pelaku usaha dalam menjalankan usahanya yang dinyatakan dalam bulan.
7. Curahan adalah banyaknya jam kerja yang digunakan untuk melakukan usaha yang dinyatakan dalam jam per bulan.
8. Modal adalah uang atau nilai barang yang digunakan pelaku usaha untuk memulai usahanya, dinyatakan dalam rupiah.
9. Lokasi Dalam IPB IPB adalah usaha yang dilakukan di dalam Kampus IPB Darmaga.
10. Lokasi Sekitar IPB Lokasi adalah usaha yang dilakukan di luar Kampus IPB Darmaga.
11. Asal yaitu mengacu pada tempat dimana pelaku usaha dilahirkan atau pelaku usaha dibesarkan.
12. Pendapatan usaha sektor informal adalah pendapatan yang diterima pelaku usaha sektor informal yang merupakan selisih antara penerimaan yang
diperoleh dengan biaya untuk menghasilkan barang atau jasa usaha tersebut. Pendapatan ini dinyatakan dalam rupiah per bulan.
Untuk menganalisis dampak keberadaan kampus IPB Darmaga terhadap peningkatan perekonomian wilayah Kabupaten Bogor, digunakan analisis “Model
Input-Output” Sutomo 1995, Badan Pusat Statistik 1995, Budiharsono 1996. Analisis dengan model I-O tersebut dilakukan dalam lima tahap sebagai berikut:
Tahap I. Penyusunan tabel I-O Kabupaten Bogor tahun 2003 dengan
menggunakan metode “non survey”, yaitu diturunkan atau di “up-date” dari tabel I-O Jawa Barat
yang telah tersedia BPS Jawa Barat.
Tahap II. Penyusunan tabel I-O Kabupaten Bogor 2003 prediksi,
dimaksudkan untuk mengetahui dampak pelaksanaan usaha sektor jasa terhadap peningkatan perekonomani wilayah Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, jumlah
sektor produksi pada tabel I-O Kabupaten Bogor 2003 ada 22 sektor yang menjadi landasan penyusunan tabel I-O Kabupaten Bogor 2003 harus
dimodifikasi, yaitu dengan menambahkan sektor jasa IPB.
Tahap III. Penyusunan tabel I-O Kabupaten Bogor 2003 tersebut pada tahap II dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode “non survey” dan
metode “survey”. Metode “non survey” digunakan untuk menurunkan atau meng “up date” nilai semua sektor produksiekonomi dan komponen lainnya
pada tabel I-O Kabupaten Bogor 2003 menjadi tabel I-O Kabupaten Bogor 2003. Langkah-langkah dalam melakukan “up date” tersebut adalah:
1. Melakukan proyeksi atau estimasi total permintaan permintaan antara dan permintaan akhir atau total input input antara, impor dan input primer dari
setiap sektor produksi dan komponen lainnya dalam tabel I-O dengan mempertimbangkan: laju pertumbuhan output masing-masing sektor produksi
dan komponen lainnya dari tahun 2000 sampai tahun 2004. 2.
Hasil proyeksi atau estimasi total permintaan atau total input tersebut, selanjutnya dialokasikan ke masing-masing komponen dari permintaaninput
antara, permintaan akhir, impor dan input primer pada tabel I-O Kabupaten Bogor 2003 berdasarkan pada “koefisien input” masing-masing komponen
dari tabel I-O 2003, yang telah ditentukan dengan metode Location Quotient LQ.
Sementara itu, metode “survey” digunakan untuk memperoleh datainformasi tentang aktivitas sektor usaha jasa, termasuk di dalamnya kaitan
dengan sektor produksi atau komponen lainnya dalam tabel I-O, yang dilaksanakan di Kabupaten Bogor Dengan demikian, datainformasi yang
diperoleh melalui kedua metode tersebut non survey dan survey digabungkan dan dituangkan ke dalam tabel I-O Kabupaten Bogor.
Tahap IV. Pembuatan struktur tabel I-O Kabupaten Bogor sebagaimana
disajikan dalam Tabel 3 berikut: