Tabel 15. PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor atas Dasar Harga Berlaku dan atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2002-2005
Tahun PDRB Atas Dasar Harga juta Rp. Laju Pertumbuhan Berlaku Konstan ’2000 Berlaku Konstan ‘2000
1 2 3 4 5 2002 22.566.874,32 20.115.276,41 11,48 4,48
2003 25.369.472,89 21.083.381,75 12,42 4,81 2004 28.832.435,46 22.256.364,04 13,65 5,56
2005 35.893.216,72 23.558.830,59 24,49 5,85 Sumber: PDRB Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005
Dari berbagai data dan informasi yang diperoleh, selanjutnya dilakukan berbagai teknik analisis untuk bisa menjawab rumusan masalah penelitian.
Berikut ini adalah uraian pembahasan hasil analisis dari berbagai fenomena empiris yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
4.5.1 Struktur I-O
Tabel Input-Output menggambarkan transaksi barang dan jasa dari berbagai sektor ekonomi yang saling berkaitan dan mempunyai hubungan saling
ketergantungan. Penyusunan tabel I-O Kabupaten Bogor 2003 prediksi, dimaksudkan untuk mengetahui dampak pelaksanaan usaha sektor jasa terhadap
peningkatan perekonomani wilayah Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, jumlah sektor produksi pada tabel I-O Kabupaten Bogor 2003 ada 22 sektor yang
menjadi landasan penyusunan tabel I-O Kabupaten Bogor 2003 dimodifikasi, yaitu dengan menambahkan sektor jasa IPB.
Adapun gambaran umum perekonomian Kabupaten Bogor Tahun 2003 berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Bogor Tahun 2003 dijelaskan pada
Tabel 16 sebagai berikut:
Tabel 16. Komponen Penyusun Tabel Input-Output Kabupaten Bogor Tahun 2003
No. Komponen
Jumlah juta Rp. Distribusi
1. Sisi Permintaan Output
a. Permintaan Antara 6.000.690,55
24,25 b. Permintaan Akhir
18.747.506,70 75,75
c. Total Permintaan 24.748.197,25
100,00 2.
Sisi Penawaran Input a. Input Antara
6.000.690,55 24,25
b. Impor 3.962.973,51
16,01 c. Jumlah Nilai Tambah Bruto
14.784.533,19 59,74
d. Jumlah Input 24.748.197,25
100,00 Sumber: Data Hasil Analisa
Dari Tabel 16 dijelaskan bahwa total nilai output ekonomi wilayah di Kabupaten Bogor adalah sebesar Rp.24,75 trilyun yang terdiri dari permintaan
antara sebesar Rp.6 trilyun 24,25 dan permintaan akhir sebesar Rp.18,75 trilyun 75,75 yang meliputi konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,
pembentukan modal tetap, perubahan stok dan eksport. Besarnya nilai permintaan akhir menggambarkan tingginya permintaan demand side. Konsumsi rumah
tangga, konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap serta perubahan stok menggambarkan kegiatan transaksi intra regional domestik sedangkan nilai
eksport menggambarkan kegiatan transaksi inter regional. Makin tinggi tingkat permintaan maka makin besar pula nilai transaksi
barangjasa. Hal ini mendorong peningkatan nilai output total suatu sektor, namun nilai permintaan akhir belum menggambarkan sepenuhnya nilai permintaan total
suatu sektor serta dampak totalnya terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah. Permintaan akhir yang terlalu tertinggi mengakibatkan permintaan antara yang
rendah. Permintaan antara di Kabupaten Bogor hanya sebesar Rp.6 trilyun 24,25 . Artinya dari total output wilayah yang dihasilkan hanya 24,25 yang
dikembalikan dalam kegiatan produksi domestik. Di sisi input, komponennya terdiri dari input antara 24,25 , import
16,01 dan yang memberikan kontribusi paling besar adalah input primer atau nilai tambah bruto yakni sebesar Rp.14,78 trilyun 59,74 .