Struktur I-O Analisis Input-Output

Komponen nilai tambah bruto sendiri terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung. Besarnya nilai masing-masing komponen terhadap nilai tambah bruto dapat dilihat pada Tabel 17 berikut ini. Tabel 17. Komponen Nilai Tambah Bruto Sektor Ekonomi di Kabupaten Bogor Tahun 2003 No. Komponen Jumlah juta Rp Distribusi 1. Upah dan Gaji 4.632.438,80 31,33 2. Surplus Usaha 8.214.312,74 55,56 3. Penyusutan 1.291.453,15 8,73 4. Pajak Tak Langsung Netto 646.328,50 4,38 Jumlah 14.784.533,19 100,00 Sumber: Data Hasil Analisa Beberapan komponen nilai tambah bruto memiliki nilai dan besaran kontribusi yang bervariasi. Nilai tambah yang besar adalah komponen surplus usaha yang diterima oleh pengusaha yakni dengan total sebesar Rp.8,21 trilyun atau 55,56 dari total nilai tambah bruto. Selanjutnya komponen upah dan gaji yang diterima pekerja dengan total nilai Rp.4,63 trilyun diterima oleh pekerja. dan komponen yang paling kecil nilainya adalah netto pajak tak langsung yang diterima pemerintah yakni sebesar Rp.646.32 milyar. Nilai ini menunjukkan bahwa kemampuan pemerintah untuk meningkatkan penerimaannya masih relatif rendah yakni 4,38 .

4.5.2 Keterkaitan ke Depan Forward Linkage dan Keterkaitan ke

Belakang Backward Linkage Analisis keterkaitan ke depan akan memberikan gambaran tentang kepekaan peningkatan output, income dan tenaga kerja suatu sektor sebagai akibat adanya perubahan permintaan akhir output sektor perekonomian secara keseluruhan termasuk sektor ekonomi lainnya. Interpretasi terhadap keterkaitan ke depan ini menunjukkan kepekaan suatu sektor sebagai sektor hulu dalam menangkap peluang akibat perubahan pada sektor hilir. Sedangkan analisis keterkaitan ke belakang akan menunjukkan kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan output, income dan tenaga kerja sektor lainnya secara keseluruhan sebagai dampak dari perubahan neraca permintaa akhir dari sektor tersebut. Ini menunjukkan bahwa keterkaitan ke belakang akan memberikan gambaran akan kemampuan suatu sektor sebagai sektor hulu dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Keterkaitan langsung ke depan adalah perwujudan akibat perubahan per unit permintaan total sektor jasa IPB terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor jasa IPB secara langsung. Keterkaitan langsung ke belakang menunjukkan perwujudan akibat perubahan per unit permintaan total sektor jasa IPB terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara secara langsung bagi sektor jasa IPB. Keterkaitan antar sektor menunjukkan adanya ketergantungan antar berbagai sektor ekonomi yang ada, baik itu keterkaitan langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini yang dianalisis adalah keterkaitan sektor jasa IPB dengan sektor lainnya di Kabupaten Bogor. Keterkaitan tersebut berupa keterkaitan langsung ke belakang direct backward linkage yaitu antara sektor jasa IPB dengan sektor-sektor yang menyediakan input untuk kegiatan sektor ini, dan keterkaitan langsung ke depan direct forward linkage yaitu sektor-sektor yang memanfaatkan output dari sektor jasa IPB. Adapun keterkaitan antar sektor perekonomian Kabupaten Bogor dapat kita lihat pada Tabel 18 berikut ini: Tabel 18. Keterkaitan Antar Sektor Perekonomian Kabupaten Bogor 2003 No Sektor Keterkaitan ke Depan Keterkaitan Ke Belakang KLD KLTD KLB KLTB 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Tabaman Peternakan Prtn_lain Listrik Gas Air tmbg Immt Itpj In_kayu In_kimai In_lain Bangunan Dagbesran Hotel Restoran Ak_rel Ak_dal_kt Ak_antar_kt Js_pnjg_ak Komunikasi Keuangan Jasa-Jasa Jasa IPB 0,0003 0,0036 0,0003 0,0052 0,0103 0,0189 0,0075 0,0109 0,0000 0,0000 0,0000 0,0020 0,0000 0,0047 0,0000 0,0021 0,0000 0,0204 0,0041 0,0071 0,0009 0,0028 0,0028 0,0065 0,0077 0,0113 0,0657 0,0737 0,0019 0,0077 0,0000 0,0110 0,0889 0,0979 0,0791 0,0880 0,0838 0,0905 0,0087 0,0244 0,0072 0,0149 0,0044 0,0058 0,0133 1,0184 0,0049 0,0064 0,0091 0,0125 0,0043 0,0058 0,0158 0,0193 0,0051 0,0070 0,0080 0,0095 0,0000 0,0009 0,0000 0,0009 0,0000 0,0001 0,0089 0,0116 0,1955 0,2336 0,0340 0,0574 0,0403 0,0530 0,0000 0,0008 0,0095 0,0228 0,0000 0,0002 0,0045 0,0112 0,0113 0,0175 0,0000 0,0030 0,0033 0,0130 0,1078 0,1282 0,0002 0,0054 0,0133 1,0184 Sumber: Data Hasil Diolah Pada Tabel 18 terlihat bahwa sektor jasa IPB memilki koefisien keterkaitan langsung ke belakang sebesar 0,0033 artinya bahwa sektor jasa IPB menggunakan input secara langsung sebesar 0,0033 unit untuk proses komunikasi, sebagai akibat dari kenaikan permintaan akhir sektor yang bersangkutan sebesar satu unit. Koefisien keterkaitan langsung ke belakang ini relatif kecil bila dibandingkan dengan sektor lainnya. Sedangkan lima sektor yang menempati peringkat tertinggi berturut-turut adalah 1 sektor industri lain sebesar 0,1955, 2 sektor keuangan sebesar 0,1078 3 sektor dagbesran sebesar 0,0403, 4 sektor bangunan sebesar 0,0340 dan 5 sektor listrik sebesar 0,0158. Implikasi secara makro dari angka-angka total keterkaitan tadi menunjukkan bahwa total keterkaitan ke belakang dari berbagai sektor menunjukkan sejumlah sektor lebih tinggi dari rata-rata dan sejumlah sektor