B. Petani Kentang Di Desa Kepakisan
Definisi dalam penjelasan Undang-Undang RI No.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman pasal 6, petani diartikan sebagai orang,
baik yang mempunyai maupun tidak mempunyai lahan yang mata pencaharian pokoknya mengusahakan lahan dan atau media tumbuh tanaman
untuk budidaya tanaman. Jenis- jenis petani yang ada di Desa Kepakisan antara lain pemilik
tanah yang tidak pernah mengerjakan sendiri tanahnya, petani gurem yaitu petani kecil biasa memiliki lahan kurang dari 0.25 hektare dan petani
penggarap yang menggarap tanah orang lain dengan sistem bagi hasil. Petani merupakan mata pencaharian utama yang ada di Desa
Kepakisan. Desa Kepakisan merupakan yang merupakan kawasan Dataran tinggi Dieng adalah bagian hulu DAS Serayu dan merupakan sentra produksi
sayuran terutama tanaman kentang yang merupakan komoditas utama di Dataran Tinggi Dieng dan merupakan salah satu yang terbesar di provinsi
Jawa Tengah. Tanaman kentang mulai di tanam di Dataran Tinggi Dieng sejak tahun 1978 hal ini dikarenakan masa panen kentang yang pendek yaitu
3 bulan. Berikut beberapa alasan penduduk Dataran Tinggi Dieng melakukan
usaha tanaman kentang dikemukakan sebagai berikut Setyowati dan Hardati, 2009
1. Tanaman kentang paling ekonomis dan menguntungkan karena dalam
satu tahun bisa tiga kali panen, walaupun biaya produksi mahal tetapi petani masih memperoleh keuntungan yang lebih.
2. Tanaman kentang tidak mengenal musim, kapanpun bisa ditanman
asalkan disiram. 3.
Kentang tidak mudah busuk, bisa tahan selama dua bulan setelah dipanen dengan angka susut 5 saja.
4. Pemasaran sangat mudah, petani tidak perlu memasarkan karena pembeli
dating sendiri. 5.
Tanaman kentang merupakan tradisi turun temurun,sehingga budaya menanam kentang terus berjalan.
Petani di Desa Kepakisan umumnya berusaha tani tanaman kentang pada bedengan-bedengan dengan kemiringan lahan di atas 30 tanpa upaya-
upaya melestarikan lahan atau mengendalikan erosi. Sistem terasering yang diterapkan pada kawasan budidaya tanaman kentang berupa terasering
dengan arah aliran tegak lurus pada garis kontur Kebiasaan menanam tanaman kentang seperti itu bertujuan untuk menciptakan kondisi aerasi atau
drainase dan kelembaban tanah yang baik. Hal ini dikarenakan kondisi aerasi tanah yang buruk dapat membahayakan pertumbuhan tanaman kentang. Pada
umumnya, petani di sana membuat bedengan atau guludan searah lereng pada teras-teras bangku, namun tanpa upaya menstabilkan teras tersebut, sehingga
pada bibir dan tampingan teras cenderung mengalami longsor. Teras bangku tersebut umumnya miring keluar sehingga erosi atau longsor masih mungkin
terjadi. Selain itu, pada ujung luar teras talud tidak ditanami tanaman penguat teras dan permukaan tanah pada tampingan teras juga terbuka atau
bersih tidak ada tanaman.
C. Teknik-teknik Pertanian Berkelanjutan