METODE PENELITIAN Efek Ekstrak Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) Terhadap Stres Oksidatif Tikus Diabetes, 2

Pengukuran berat badan dan kadar glukosa darah tikus Pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan elektrik dan kadar glukosa darah pada pagi hari sebelum pemberian pakan dengan menggunakan glukometer Accu check dilakukan pada hari ke- 0, 1, 4, 7, 10, 14 pascainduksi STZ. Sampel darah didapat dari ujung ekor tikus dan hasil yang didapat dirata-ratakan untuk menggambarkan nilai kadar glukosa darah kelompok dengan satuan mgdL Viswanathaswamy et al. 2011. Pengambilan organ hati dan pankreas Pada akhir penelitian hari ke-15 pasca induksi STZ semua tikus dianastesi general memakai campuran Ketamin: 90 mg dan Xylazine: 10 mg. Analisis hati tikus dilakukan untuk mengetahui kadar MDA dan antioksidan enzimatis katalase, SOD, GPx. Analisa jaringan pankreas untuk mengetahui sel - pankreas Asok et al. 2010. Analisa enzim Super Oksida Dismustase SOD Pengukuran kadar SOD dilakukan dengan cara: 0.06 ml serum direaksikan dengan campuran yang terdiri atas 2.70 ml bufer Natriumkarbonat yang mengandung 0.1 mM EDTA pH 10, 0.06 ml xantin 10 mM, 0.03 ml bovine serum albumin BSA 0.5, 0.03 ml NBT 2.5 mM. Kemudian ditambahkan xantin oksidase 0.04 unit. Absorbansi yang dihasilkan setelah 30 menit diukur pada panjang gelombang 560 nm. Kadar SOD dihitung dengan menggunakan persamaan: B-AB x 100; A adalah absorbansi larutan sampel dan B adalah absorbansi larutan kontrol Kotan et al. 2011. Analisis enzim GPx Pengukuran kadar enzim GPx dilakukan dengan caraμ β00 l serum ditambahkan β00 l buffer phosphat 0,1 M pH 7.0 yang mengandung 0,1 mM EDTA, β00 l glutation tereduksi GSH 10 mM dan β00 l enzim glutation reduktase. Kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37 o C, ditambahkan β00 l NADPH 1,5 mM dan diinkubasi lagi selama tiga menit pada suhu yang sama, d itambahkan β00 l HβOβ 1.5 mM. Sampel diukur absorbansinya diantara waktu satu sampai dua menit dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm Kotan et al. 2011 Analisis enzim Catalase Analisa catalase CAT dengan cara: 0.1 ml jaringan homogenate dicampur dengan 2.6 ml dari 25 mM K 2 PO 4 pada pH 7.0 selama 15 menit, ditambah 0.1 ml 10 mM H 2 O 2 . Penurunan penyerapan dari 0.45 ke 0.4 menunjukkan jumlah aktivitas enzim. Perubahan dalam µmol H 2 O 2 mg protein pada pH 7.0 dan suhu 25 o C . Enzim catalase mengkalisis hidrolisis H 2 O 2 menjadi H 2 0 dan dibaca pada = β54 nm Asok et al. 2010. Analisis kadar MDA Sampel 1,8 gram dipotong kecil-kecil lalu digerus dalam mortar dingin yang diletakkan di atas blok es. Ditambahkan 1 mL NaCl 0.9. Pindahkan ke dalam tabung mikro dan disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm selama 20 menit, ditambahkan dengan 550 L aquades, β50 L HCl 1 N, 100 L Na-Thio dan 100 L TCA. Pada setiap penambahan reagen, larutan dihomogenkan dengan vortex, lalu disentrifugasi dengan kecepatan 500 rpm selama 10 menit. Larutan diinkubasi pada air dengan suhu 100 o C selama 30 menit dan dibiarkan pada suhu ruangan. Sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang 535 nm Asok et al. 2010. Analisis Serum Darah Tikus Parameter biokimia yang dianalisis dalam serum darah tikus adalah kolesterol, HDL, TG dan glukokinase menggunakan standart kit diagnostik komersial Torrico et al. 2006; Daisy dan Rajathi 2009. Analisis sel β-pankreas Parameter pengamatan hasil pewarnaan Imunohistokimia pada potongan jaringan pankreas tikus semua kelompok diamati jaringan pankreas termasuk kerusakan sel. Pengamatan terhadap potongan jaringan pankreas khususnya pada sel beta yang diwarnai dengan diamino benzidin dilakukan dengan melihat gambaran distribusi sel endokrin pankreas pulau Langerhans pada tikus diabetes induksi streptozotocin Pessin and Saltiel. 2010. Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL. Data dianalisis dengan : Sidik Ragam ANOVA pada selang kepercayaan 95 untuk melihat ada tidaknya pengaruh perlakuan, apabila terdapat keragaman dilanjutkan dengan uji beda Duncan. Ethical Clearance Persetujuan ethical clearance diperoleh dari Komosi Etik Rumah Sakit Hewan Institut Pertanian Bogor nomor : 04-2014 RSH-IPB, yang merupakan ijin penggunaan hewan coba sebagai model penelitian. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian laboratorium diharapkan diperhatikan kenyamanan fisiknya, diperlakukan dengan baik, pemberian makanan dan minuman memadai. Pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit memakai campuran Ketamin: 90 mg dan Xylazine: 10 mg dengan cara diinjeksi intra peritoneal.

4. IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DALAM TANAMAN TORBANGUN

Coleus amboinicus Lour Trini Suryowati 1 , Rimbawan 2 , M Rizal M Damanik 2 , Maria Bintang 3 , Ekowati Handharyani 4 1 Departemen Biokimia FK UKI Jakarta 13630, Indonesia. 2 Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Bogor 16680, Indonesia 3 Departemen Biokimia FMIPA IPB Bogor 16680, Indonesia. 4 Devisi Patologi FKH IPB Bogor 16680, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen senyawa kimia dalam daun, dahan bagian atas dan akar menggunakan analisis Kromatografi Gas- Spektrometri Massa GC-MS serta aktivitas antioksidan daun torbangun Coleus amboinicus Lour yang diekstrak dengan etanol, ditanam di kebun daerah Cibeureum Bogor, Jawa Barat Indonesia, pada bulan Januari – Maret 2015. Daun torbangun yang diekstrak etanol dianalisis aktivitas antioksidan menggunakan test DPPH, dan daya hambat enzim α-glukosidase diukur dengan metode spektrofotometer. Hasil analisis dalam daun menunjukkan komponen kimia Carbamic acid, monoammonium salt CAS Ammonium carbamate 11.73, Hexadecanoic acid CAS Palmitic acid 8.35, I-Limonene 5.92, Heptadecene-8-carbonic acid-1 4.76, Oxacycloheptadec-8-en-2-one CAS Ambrettolide 4.70. Hasil analisis dalam dahan menunjukkan komponen kimia Formamide CAS Methanamide 22.8, 12,13-Dimethyl-2,7-dioxa5,10diaza tricyclo [4.4.4.01,6] trans -tetradecan-12 13.22, Hexadecanoic acid CAS Palmitic acid 11.51, 2-Propanone,1-hydroxy- CAS Acetol 10.14, 9- Octadecen-1-ol, Z- CAS cis-9-Octadecen-1-ol 7.09. Hasil analisis dalam akar menunjukkan komponen kimia Methanamine, N-methyl-CAS Dimethylamine 28.45, Acetic acid CAS Ethylic acid 9.78, 3.2- Propanone, 1- hydroxy- CAS Acetol 6.41, 1-Propen-2-ol, acetate CAS Isopropenyl acetate 5.16, 4.73 Phenol, 2-methoxy- CAS Guaiacol 4.73. Hasil uji antioksidan terhadap daun torbangun dengan metode DPPH didapatkan IC 50 247.942 ppm dibandingkan standar vitamin C 1 ppm. Nilai IC 50 dari penghambatan enzim α-glukosidase dalam ekstrak daun torbangun 100 ppm dibandingkan dengan standart glukobay 0,264 ppm. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa daun torbangun yang diekstrak dengan etanol mampu berperan sebagai antioksidan berdasarkan nilai IC 50 . Kata kunci : Aktivitas antioksidant, Coleus amboinicus Lour, komponen kimia PENDAHULUAN Tanaman torbangun Coleus amboinicus Lour banyak tumbuh di daerah Sumatera Utara dan Kaliurang-Yogyakarta, dan telah banyak dikomsumsi ibu-ibu yang baru melahirkan untuk meningkatkan produksi air susu ibu Damanik et al. 2001, 2004, 2005, 2006; Damanik 2009; Warsiki et al. 2009. Tanaman ini banyak dijumpai di seluruh wilayah Indonesia dengan nama yang berbeda-beda, dapat tumbuh secara liar, mudah dikembang-biakkan dengan stek, berakar di tanah yang gembur dan jarang berbunga. Di daerah Jawa, daun tersebut biasa disebut Jinten, di daerah Sunda disebut daun Ajeran, di daerah Batak disebut Bangun-bangun, dan merupakan suatu tumbuhan jenis rumput-rumputan, mempunyai batang dan tangkai berkayu. Tanaman torbangun mudah ditanam di kebun dan daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut. Tanaman ini tumbuh subur di tempat yang tidak terkena sinar matahari, dan cukup air, dan dapat tumbuh subur di dalam pot. Ciri-ciri daun torbangun memiliki batang berkayu lunak, beruas-ruas dan berbentuk bulat, diameter pangkal ± 15 mm, tengah ± 10 mm dan ujung 5 mm. Tanaman torbangun berdaun tunggal, tulang daun menyirip, helaiannya bundar telur, atau berbentuk jantung, panjang helaian ± 3,5-6 cm, pinggir berombak, dan tangkainya ± 1,5-3 cm. Daun torbangun berbau aromatik, agak pedas, asam, rasa getir dan tebal di lidah. Proses pemotongan daun torbangun 60 hari, menghasilkan produksi hijauan dan kualitas yang baik, dan kandungan protein, vitamin B, vitamin C dan Zn Sajimin et al. 2011. Daun torbangun Coleus amboinicus Lour mengandung minyak atsiri 0,043 pada daun segar atau 0,2 pada daun kering, berpotensi sebagai antiseptika dan mempunyai aktivitas tinggi melawan infeksi cacing Vasquez et al. 2000. Phytochemical database melaporkan bahwa dalam daun ini mengandung vitamin C, vitamin B1, vitamin B12, beta karotin, niasin, karvakrol, kalsium, asam-asam lemak, asam oksalat, dan serat Duke 2000. Aktivitas biologik dari senyawa-senyawa tersebut sebagai antioksidan, diuretik, analgesik, mencegah kanker, antitumor, antivertigo, immunostimulan, antiradang, antiinfertilitas, hipokolesterolemik, hipotensif, dan lain-lain khasiat yang perlu diteliti lebih lanjut Roshan et al. 2010 Aktifitas farmakologi daun torbangun telah diteliti sebagai prekursor anti tumor dan aktivitas sitotoksik , anti peradangan Gurgel 2009, penginduksi daya tahan tubuh Santosa Triana 2005. Daun torbangun telah dipakai untuk pengobatan tradisional pada alergi kulit, diare, demam dan penyakit hati Luckoba et al. 2006. Ekstrak daun torbangun dilaporkan dapat berperan sebagai senyawa agen antihiperglikemia dengan memperbaiki kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler pada tikus. Peningkatan sekresi enzim insulin menyebabkan berlangsungnya metabolisme dalam tubuh Viswanathaswamy et al. 2011. Potensi lain dari ekstrak etanol daun torbangun telah dilaporkan sebagai biostimulator pada penurunan kadar lemak dalam darah tikus diabetes tipe 2 Trini et al. 2015. Banyaknya manfaat daun torbangun pada pengobatan tradisional bagi masyarakat telah dilakukan analisa fitokimia, komposisi asam amino dan vitamin dalam batang, daun dan akar Plectranthus amboinicus Lour yang merupakan nama sinonim dari Coleus amboinicus Lour Seham et al. 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen senyawa kimia dalam daun, dahan bagian atas yang lunak mudah dipetik dan akar dengan menggunakan teknik Gas Chromatography Mass Spectrometric GC-MS, aktivitas antioksidan daun torbangun Coleus amboinicus Lour dengan metode DPPH dan pengujian daya hambat enzim α–glukosidase dengan strektrofotometer. METODE Bahan dan Alat Torbangun ditanam di kebun seluas 300 m, dengan jarak tanam 20 cm. Perbanyakan tanaman dengan cara stek dan panen daun dilaksanakan setelah 8 minggu. Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu daun, batang bagian atas dan akar torbangun Coleus amboinicus Lour dengan kriteria daun yaitu 5-7 tangkai diatas, warna hijau, berumur dua bulan dan diperoleh dari tanaman di daerah Cibeureum Bogor Sajimin et al. 2011. Bahan kimia yang digunakan yaitu akuades, etil alkohol 96, 0.6 M asam sulfat 100 mL, 28 mM natrium fosfat 100 mL, 4 mM amonium molibdat 100 mL, p- nitrofenil α–D-glukopiranosida p-NPG, enzim α-glukosidase. Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu labu ekstraksi Soxhlet Pyrex, corong pemisah Pyrex, kertas saring kasar, kertas saring Whatman no.1, rotary evaporator Janke dan Kunkel RV 06 - ML, kromatografi gas spektrofotometri massa GCMS-QP2010 Shimadzu, timbangan analitik Ohaus P213, dan alat- alat gelas. Preparasi bahan Daun torbangun dicuci, dikeringkan dengan freeze dryer dan dihaluskan dengan grinder kemudian diayak dengan ukuran 60 mesh. Daun torbangun yang telah halus dilakukan maserasi. Bubuk daun torbangun sebanyak 70 gram dilarutkan dalam 600 ml etil alkohol 96 3 jam 2 kali. Pelarut diuapkan dengan rotary evaporator dan dipekatkan dengan pemanas air suhu 60 o C Viswanathaswamy et al. 2011. Hasil yang didapat adalah ekstrak kental dan disimpan dalam suhu 4 o - 8 o C Uma et al. 2011. Analisis Karakterisasi Simplisia Analisis dengan metode SNI 01-2891-1992 untuk analisa zat gizi atau komponen kimia yang terkandung dalam daun torbangun. Aktifitas Antioksidan Pada penetapan aktifitas antioksidan, ekstrak daun torbangun sebanyak 300 mg dilarutkan dalam 3 ml larutan campuran 0.6 M asam sulfat 100 mL, 28 mM natrium fosfat 100 mL dan 4 mM amonium molibdat 100 mL. Standar yang dipergunakan adalah vitamin C. Nilai absorbansi sampel diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 695 nm, dan aktivitas antioksidan dinyatakan IC 50 Praveena dan Pradeep. 2012. Aktivitas Enzim α-glukosidase Pada analisis uji daya hambat aktivitas enzim α-glukosidase pada ekstrak daun memakai substrat p- nitrofenil α–D-glukopiranosida p-NPG dan enzim α- glukosidase. Nilai absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm, dan memakai tablet Glukobay sebagai kontrol positif. Aktivitas enzim α glukosidase dinyatakan IC 50 Sancheti et al. 2009. Analisis GCMS Daun, batang bagian atas dan akar tanaman torbangun Coleus amboinicus Lour dianalisis dengan kromatografi gas-spektrometri masaGC-MS GCMS- QP2010 Shimadzu, dengan kolom RTX-MS 5 difenil-95 dimetil polisiloksan, panjang 30 meter, diameter dalam 0,25 mm, dengan kondisi operasional : suhu kolom awal 60°C, suhu akhir 280°C dengan kenaikan 10°Cmenit, suhu injektor 280°C, suhu detektor 270°C, gas pembawa Helium, jenis pengion EI Electron Impact, volume sampel yang diinjeksikan 0,1 µL. HASIL DAN PEMBAHASAN Tanaman torbangun Coleus amboinicus Lour mudah ditanam di tanah yang banyak kadar air. Adapun jumlah daun yang dihasilkan dari kebon seluas 300 m2 pada saat panen sebanyak 2850 gram. Sampel daun kemudian dikeringkan dan digiling dengan derajat kehalusan 60 mesh, dihasilkan 548.07 gram simplisia. Tabel 4 menunjukkan hasil analisis karakterisasi simplisia daun torbangun. Tabel 4. Karakteristik simplisia daun torbangun Parameter Hasil Kadar air Kadar abu Kadar lemak Bahan Larut air Bahan Larut etanol Protein Karbohidrat 7.17 13.48 9.11 18.57 12.64 26.33 48.87 Kadar air dalam daun torbangun sebesar 7.7, menunjukkan bahwa daun aman disimpan sebelum digunakan untuk ekstraksi. Hal ini karena kadar air di bawah 10 dapat mencegah terjadinya proses enzimatik dan kerusakan oleh mikroba seperti bakteri, kapang, dan khamir Seham et al. 2012. Analisis kadar abu dalam daun torbangun merupakan parameter kandungan mineral bahan anorganik, didapatkan 13.48. Kandungan bahan anorganik yang terdapat di dalam suatu bahan diantaranya kalsium, kalium, fosfor, besi, magnesium, yang biasa digunakan sebagai bahan baku untuk obat herbal Luckoba et al. 2011. Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak daun torbangun menggunakan metoda DPPH. Analisis ini dinyatakan dengan IC 50 sebagai indikator kemampuan hambatan sebesar 50 dari sampel uji dengan menggunakan vitamin C sebagai standar. Vitamin C adalah komponen yang dapat mengurangi dan menetralkan oksigen reaktif, seperti hidrogen peroksida Seham et al. 2011. DPPH menghasilkan radikal bebas aktif bila dilarutkan dalam alkohol. Absorbansi berkurang ketika radikal bebas DPPH dihambat oleh antioksidan melalui donor hidrogen untuk membentuk DPPH stabil. Reaksi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan warna dari ungu menjadi kuning. Pada analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daun torbangun dengan etanol 96 mengandung senyawa flavonoid 1.612 yang merupakan komponen aktif dan mempunyai aktifitas menghambat radikal bebas. Demikian juga kadar antioksidan quersetin yang terdapat dalam daun torbangun sebesar 0.02 mgg juga berperan dalam hepatoprotektor tikus diabetes Uma et al. 2011. Aktifitas biologis antioksidan salah satunya quersetin dilaporkan dapat menjaga fungsi pembuluh darah dan telah dianalisis secara invitro dan invivo Ajay et al. 2007. Pada penelitian ini hasil uji antioksidan terhadap daun torbangun dengan metode DPPH didapatkan IC 50 247.942 ppm dibandingkan standar vitamin C 1 ppm. Ekstrak Plectranthus amboinicus Lour mempunyai kemampuan menangkal radikal bebas DPPH dengan nilai IC 50 207.57 ppm dan vitamin C 31,0 ppm Roshan et al. 2010, Bhattacharjee et al. 2011. Tabel 5 menunjukkan hasil analisis aktifitas antioksidan serta uji daya hambat enzim α-glukosidase dalam daun torbangun. Tabel 5. Hasil analisis ekstrak daun torbangun Sampel Parameter Hasil Ekstrak etanol 96 simplisia Rendemen bb 5.73 Fenol 4.05 mg GAE 100 g Flavonoid bb 1.612 Quersetin 0.02 mgg Aktivitas antioksidan DPPH-IC 50 247.942 ppm Standar vitamin C 1 ppm Hambatan enzim α-glukosidase-IC 50 100 ppm Standar Glukobay 0.264 ppm Pada uji daya hambat enzim α-glukosidase dalam daun torbangun, diperlukan ekstrak daun torbangun100 ppm untuk dapat menghambat penyerapan glukosa seperti aktifitas standar Glukobay 0.264 ppm. Enzim α- glukosidase berasal dari Saccharomyces cerevisiae yang berisi enzim α-1,4- glukosidase maltase dan oligo-1,6-glukosidase isomaltase yang dapat menghidrolisis karbohidrat atau glikogen. Mekanisme inhibisi dari flavonoid terhadap enzim α-glukosidase adalah melalui ikatan hidroksilasi dan substitusi cincin pada struktur flavonoid. Prinsip penghambatan ini menghasilkan penundaan hidrolisis karbohidrat dan absorbsi glukosa Thu et al. 2013. Identifikasi daun torbangun dilakukan menggunakan kromatografi gas- spektroskopi massa GC-MS. Metode ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa, baik satu komponen maupun campuran. Penggunaan spektrometri massa dalam menentukan fragmentasi dan molekul serta mengidentifikasi