12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. LANDASAN TEORI
2.1.1. Kusta
Menurut Kemenkes RI, Ditjen P2PL 2012:1 penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat komplek.
Masalah yang dimaksut bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional.
Penyakit kusta adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacteriun leprae M. leprae yang pertama kali menyerang susunan saraf
tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran pernafasan bagian atas, sistem retikulo endotelial, mata, otot, tulang dan testis. Lepraterutama
didapatkan dari daerah tropis dan subtropis yang udaranya panas dan lembab pada lingkungan hidup yang tidak sehat Harahap, 2000:260; Soedarto, 2009:145.
Sumber: Ditjen PPPL, Kemenkes 2014
2.1.1.1. Sumber Penularan
Sampai saat ini hanya manusia satu-satunya yang dianggap sebagai sumber penularan yang ditularkan melalui kontak erat dan lama dengan penderita
kusta walaupun kuman kusta dapat hidup pada armadillo, simpanse dan pada telapak kaki tikus yang mempunyai kelenjar thymus athymic nude mouse
Kemenkes RI, Ditjen P2PL, 2012:9; Soedarto,2009:145.
13
2.1.1.2. Cara Penularan
Kusta hanya ditularkan melalui kontak erat dalam waktu yang lama, kuman kusta mempunyai masa inkubasi rata-rata 2-5 tahun, akan tetapi dapat juga
bertahun-tahun. Penularan dapat terjadi apabila M. leprae yang hidup keluar dari tubuh pasien dan masuk kedalam tubuh orang lain. Penularan biasanya terjadi di
lingkungan keluarga, misalnya antara ibu penderita kusta dengan anaknya atau suaminya. Pasien yang sudah minum obat MDT tidak menjadi sumber penularan
kepada orang lain Kemenkes RI, Ditjen P2PL, 2012:9; Soedarto, 2009:145. Menurut Amiruddin 2012:19 ada beberapa cara masuk M.leprae kedalam
tubuh yaitu: 1 Penularan melalui kontak
Kontak kulit dengan kulit secara langsung yang erat, lama dan berulang. M.leprae terutama memasuki tubuh manusi melalui lesi kulit. Menggunakan
pakaian pelindung dan alas kaki dapat membantu mengurangi kemungkinan penularan kusta, mengingat kuman kusta dapat bertahan hidup pada
lingkungan diluar tubuh manusia selama lebih dari 46 hari. 2 Penularan melalui inhalasi
Penularan melalui saluran pernapasan yaitu percikan ludah, di mana M.leprae tidak mengakibatkan lesi pada paru-paru karena suhu paru-paru yang lebih
tinggi tetapi langsung masuk ke aliran darah. Dari aliran darah M.leprae kemudian dapat mencapai saraf tepi dan difagosit sel schwann dan
bermultiplikasi di dalamnya.
14
3 Penularan melalui gigitan serangga Adanya kemungkinan transmisi kusta melalui gigitan serangga. Untuk
terjadinya penularan, ada 3 hal yang diperlukan: a. Adanya jumlah bakteri hidup dengan jumlah yang cukup banyak;
b. Adanya makanan yang cukup untuk bakteri, sampai akhirnya dapat ditularkan kepada host;
c. Bakteri harus dapat bermultiplikasi pada serangga sebagai vektor.
2.1.1.3. Gambaran Klinis