Preparasi Abu Layang Batubara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai data-data hasil penelitian yang disusun berdasarkan urutan tahap penelitian yaitu tahap preparasi, sintesis zeolit, karakterisasi zeolit hasil sintesis analisis XRF, FTIR, dan XRD, serta uji kemampuan adsorpsi zeolit hasil sintesis dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS untuk mengetahui absorbansinya.

4.1 Preparasi Abu Layang Batubara

Bahan utama yang digunakan untuk sintesis zeolit adalah abu layang batubara yang diambil dari salah satu tempat penampungan limbah di PLTU Tanjung Jati B Jepara. Abu layang batubara dicuci dengan aquades terlebih dahulu untuk menghilangkan pengotor sisa pembakaran, kemudian dikeringkan menggunakan oven untuk menghilangkan kadar air dalam abu layang. Abu layang dikarakterisasi terlebih dahulu sebelum dikalsinasi untuk mengetahui komponen penyusunnya. Abu layang yang bersih dan kering dikalsinasi pada temperatur 600°C selama 2 jam. Pemilihan suhu ini didasarkan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ma’rifat et al., 2014 yang memberikan hasil bahwa pengabuan pada suhu 600°C menghasilkan abu dalam bentuk amorf. Selain itu juga didukung oleh penelitian Gumilarras 2009 yaitu pada suhu 500-600°C menghasilkan abu dalam bentuk amorf. Abu dalam bentuk amorf mempunyai kereaktifan paling 30 tinggi dibandingkan dalam bentuk kristal dan kuarsa, sehingga silika dalam bentuk amorf ini lebih mudah bereaksi dengan NaOH Vucinic et al., 2002. Berdasarkan hasil kalsinasi diperoleh abu layang yang mula-mula berwarna abu-abu kehitaman berubah menjadi coklat. Perubahan ini menunjukkan zat-zat organik yang ada dalam abu layang terdekomposisi selama kalsinasi menjadi gas CO 2 . Sedangkan warna gelap menunjukkan abu layang sebelum kalsinasi mengandung Fe 2 O 3 yang cukup tinggi Sunardi et al., 2007. Kenampakan abu layang sebelum dan sesudah kalsinasi dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 a Abu layang batubara sebelum kalsinasi, b Abu layang batubara sesudah kalsinasi Berdasarkan analisis menggunakan XRF yang disajikan pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa abu layang batubara memiliki kandungan oksida pengotor Fe 2 O 3 yang sangat tinggi yakni 40,53 . Sedangkan SiO 2 yang terdapat dalam abu layang sebesar 34,0 . Selain itu terdapat juga senyawa lainnya namun dalam jumlah yang kecil seperti Al 2 O 3 , K 2 O, CaO, Fe 2 O 3 , dan P 2 O 5 yang memiliki kadar berkisar antara 2,07-12 . Senyawa lainnya yang memiliki kadar sangat kecil di bawah 1 adalah P 2 O 5 , MnO, V 2 O 5 , Cr 2 O 3 , MnO, NiO, CuO, ZnO, Rb 2 O, SrO, BaO, dan Re 2 O 7 . Untuk mengurangi oksida logam pengotor dilakukan pencucian abu layang menggunakan HCl. Sementara penghilangan air dilakukan dengan a b pengeringan menggunakan oven pada suhu 120°C sampai mencapai berat konstan.

4.2 Sintesis Zeolit