ADSORPSI ZAT WARNA REMAZOL BLACK B DAN REMAZOL BRILIANT BLUE MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBAHAN LIMBAH KERAJINAN BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) -

ABSTRAK

Zat warna yang tidak terserap pada pewarnaan batik menimbulkan limbah
B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Limbah zat warna pada industri batik dapat
menimbulkan kanker kulit dan dapat merusak ekosistem air. Zat warna yang biasa
digunakan dalam industri batik yaitu jenis Remazol Black B dan Remazol Brilliant
Blue. Metode yang digunakan untuk menghilangkan kadar zat warna Remazol
Black B dan Remazol Brilliant Blue yaitu metode adsorpsi menggunakan karbon
aktif berbahan limbah kerajinan bambu betung (Drendocalamus asper). Bambu
serut dikarbonisasi pada suhu 350oC selama 2 jam kemudian diayak dalam tiga
ukuran 0,250 mm, 0,180 mm, dan 0,125 mm, kemudian diaktivasi menggunakan
H3PO4 dengan rasio aktivator:karbon 2:1 (g/g) pada suhu 600oC selama 4 jam.
Hasil karbon aktif dianalisis dengan uji BET. Luas permukaan karbon aktif yang
diperoleh berdasarkan uji BET untuk masing-masing ukuran 0,250 mm, 0,180
mm, dan 0,125 mm yaitu 435.742, 485.284, dan 492.761 mg/g. Kondisi optimum
adsorpsi zat warna remazol black B terjadi pada waktu kontak 60 menit dengan
rasio massa karbon aktif 1:50 (0,180 mm) dan remazol brilliant blue terjadi pada
waktu kontak 60 menit dengan berat karbon aktif 1:50 g (0,125 mm). Model
isotherm adsorpsi yang sesuai dengan penelitian ini yaitu model isotherm
freundlich.


vi