Atribusi Kausalitas Atribusi Kejujuran

Melalui Bukunya yang berjudul The Psychology Interpersonal Relations, Heider mengemukakan : ” jika anda melihat perilaku orang lain, maka anda juga harus melihat sebab tindakan seseorang. Dengan demikian anda sebagai pihak yang memulai komunikasi harus mempunyai kemampuan untuk memprediksi perilaku seperti yang tampak di depan anda. Liliweri, 1997 : 52 Heider seperti yang dikutip Rakhmat 1988 mengungkapkan ada dua jenis atribusi, yaitu :

1. Atribusi Kausalitas

Intinya hanya mempertanyakan apakah perilaku orang lain tersebut dipengaruhi oleh faktor - faktor personal atau faktor – faktor situasional.

2. Atribusi Kejujuran

Ketika orang memperlihatkan atribusi kejujuran maka ada dua hal yang harus diamati : - Sejauhmana pernyataan orang itu menyimpang dari pendapat umum. - Sejauhmana orang itu memperoleh keuntungan dari anda akibat pernyataan anda. Makin besar jarak antara pendapat pribadi dengan pendapat umum maka kita makin percaya bahwa dia jujur. Liliweri, 1997 : 52-53 Jadi antara Atraksi Interpersonal dan Teori atribusi terdapat hubungan dimana Atraksi Interpersonal terdiri dari Faktor - faktor Personal da Faktor – faktor Situasional sedangkan atribusi adalah Proses menyimpulkan perilaku individu berdasarkan faktor personal dan faktor situasional tersebut. Selain itu juga peneliti menggunakan Teori Penetrasi Sosial dari Irwin Altman Dalmas Taylor 1973 . Teori ini menjelaskan bahwa : “ Dalam hubungan antar pribadi selalu terjadi penyusupan sosial. Ketika anda baru berkenalan dengan seseorang, anda sebenarnya mulai dengan suatu suasana yang tidak akrab, namun setelah proses hubungan terus berlanjut maka situasi hubungan mulai berubah menjadi lebih akrab”. Liliweri, 1997 : 53 . Menurut teori mereka, karena hubungan itu berkembang, komunikasi bergerak dari level yang relatif sedikit dalam, tidak akrab, menuju level yang lebih dalam, lebih personal. Teori ini menyimpulkan bahwa, hubungan antar pribadi selalu melalui suatu proses yangberubah terus – menerus. Selanjutnya peneliti menggunakan konsep kepuasan. “ kepuasan menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro, kepuasan juga menggambarkan evaluasi atas suatu keadaan internal afektif, dan kepuasan juga menggambarkan reaksi afektif individu atas hasil –hasil yang diinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam Organisasi.” Pace Faules, 2006. Menurut Redding 1972, “ istilah kepuasan komunikasi digunakan untuk menyatakan keseluruhan dari tingkat kepuasan yang dirasakan karyawan dalam lingkungan total komunikasinya.” Sedangkan Kepuasan Menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono adalah Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja yang ia rasakan atau alami terhadap harapannya. Kotler, 2001 : 112 . Faktor – faktor harapan yaitu : 1. Kebutuhan Pribadi, sesuatu yang diinginkan karyawan ketika melakukan komunikasi dengan karyawan lain.

2. Pengalaman masa lalu, sesuatu yang pernah dirasakan ketika