Sistem Informasi Geografis Simulasi Skenario Penggunaan Lahan

pola untuk mendistribusikan hujan rancangan menjadi besaran hujan jam- jaman.

I. Simulasi Skenario Penggunaan Lahan

Simulasi merupakan suatu proses pemilihan dengan cara coba-coba yang menghasilan suat rangkaian skenario untuk dapat dijadikan plihan terbaik suatu pengambilan keputusan sesuai dengan tujuan pengelolaan DAS yang diterapkan Balai RKT Wilayah V,1999 dalam Ridwan 2001. Dalam upaya memprediksi besarnya debit puncak, maka untuk penggunaan lahan tertentu perlu dilakukan simulasi dalam berbagai skenario.

J. Sistem Informasi Geografis

Pada hakekatnya Sistem Informasi Geografis adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi ruang muka bumi atau informasi tentang ruang muka bumi yang diperlukan untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah yang terdapat dalam ruang muka bumi yang bersangkutan. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi pengumpulan, penataan, pengolahan, penganalisisan dan penyajian datafakta-fakta yang ada atau terdapat dalam ruang muka bumi tertentu. Datafakta yang ada atau terdapat dalam ruang muka bumi tersebut, sering juga disebut sebagai datafakta geografis atau datafakta spatial. Hasil analisisnya disebut Informasi geografis atau Informasi spatial. Jadi SIG adalah rangkaian kegiatan pengumpulan, penataan, pengolahan dan penganalisisan datafakta spatial sehingga diperoleh informasi spasial untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu. Alasan SIG dibutuhkan adalah karena untuk data spasial penanganannya sangat sulit terutama karena peta dan data statistik cepat kadaluarsa sehingga tidak ada pelayanan penyediaan data dan informasi yang diberikan menjadi tidak akurat. Dengan demikian, SIG diharapkan mampu memberikan kemudahan- kemudahan yang diinginkan yaitu: 1 penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku 2 revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah 3 data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisis dan direpresentasikan 4 menjadi produk yang mempunyai nilai tambah 5 penghematan waktu dan biaya 6 keputusan yang diambil menjadi lebih baik. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan Sugito, 2010. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah wetlands yang membutuhkan perlindungan dari polusi. Berikut ini merupakan beberapa contoh pemanfaatan SIG : a. Aplikasi SIG di bidang sumber daya alam inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, kehutanan, perencanaan tataguna lahan, analisis daerah rawan bencana alam, dan sebagainya, b. Aplikasi SIG di bidang perencanaan perencanaan pemukiman transmigrasi, perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kota, perencanaan lokasi dan relokasi industri, pasar pemukiman, dan sebagainya, c. Aplikasi SIG di bidang lingkungan berikut pemantauannya pencemaran sungai, danau, laut; evaluasi pengendapan lumpursedimen baik di sekitar danau, sungai, atau pantai; pemodelan pencemaran udara, limbah berbahaya, dan sebagainya, d. Aplikasi SIG di bidang pertanahan manajemen pertanahan, sistem informasi pertanahan, dan sejenisnya, e. Utility inventarisasi dan manajemen informasi jaringan pipa air minum, sistem informasi pelanggan perusahaan air minum, perencanaan pemeliharaan dan perluasan jaringan pipa air minum, dan sebagainya. f. Aplikasi SIG dalam penelitian mengenai pengaruh tata guna lahan terhadap debit banjir, analisis yang dilakukan antara lain adalah penghitungan luas tata guna lahan yang menggunakan bantuan GIS, penghitungan curah hujan rancanan, waktu konsentrasi, serta nilai koefisien aliran yang disesuaikan dengan deskripsi masing-masing lahan yang kemudian dimasukkan dalam rumus metode rasional untuk menghitung debit banjir. ABSTRAK ANALISIS GEOSPASIAL PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT DAS WAY KUALA GARUNTANG BANDAR LAMPUNG OLEH FIENI YUNIARTI Perubahan tata guna lahan di suatu daerah aliran sungai dapat menimbulkan berbagai macam dampak, diantaranya tingginya fluktuasi debit. DAS Way Kuala Garuntang yang terletak di Kota Bandar Lampung yang mengalami perubahan tata guna lahan yang signifikan. Penelitian ini menganalisis perubahan tata guna lahan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap fluktuasi debit yang terjadi dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis hidrologi, analisis data spasial dan analisis sensitivitas. Analisis hidrologi yang dilakukan berdasarkan data curah hujan harian. Analisis data spasial bertujuan untuk menyajikan data geospasial terkait pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap nilai debit. Analisis sensitivitas dilakukan dengan membuat simulasi skenario tata guna lahan dan dilihat pengaruhnya terhadap debit puncak yang terjadi. Hasil analisis hirologi pada penelitian ini menunjukkan bahwa data curah hujan yang didapat dari stasiun curah hujan sekitar DAS tidak konsisten dan perlu dilakukan perbaikan data. Pola distribusi hujan di Bandar Lampung terdistribusi selama 4 jam dengan pola 40, 40, 15 dan 5. Hasil analisis spasial pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 11 jenis tutupan lahan pada kondisi eksisting dan hanya memiliki kawasan lindung seluas 4,72 dari luas DAS. Dari hasil analisis sensitivitas tata guna lahan menunjukkan bahwa tindakan yang tidak lagi menyediakan 30 ruang terbuka hijau dari luas DAS dapat menyebabkan kenaikan nilai debit puncak. Sebaliknya, tindakan yang mempertahankan adanya 30 ruang terbuka hijau dari luas DAS tidak menyebabkan perubahan debit puncak yang signifikan. Tindakan ini sangat diperlukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada suatu daerah tertentu guna keperluan penyediaan kebutuhan air tanah serta penanggulangan banjir. Kata kunci : tata guna lahan, debit puncak, DAS Way Kuala Garuntang ANALISIS GEOSPASIAL PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG ANALISIS GEOSPASIAL PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT DAS WAY KUALA GARUNTANG BANDAR LAMPUNG Tesis Oleh FIENI YUNIARTI PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 ANALISIS GEOSPASIAL PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WAY KUALA GARUNTANG MAGISTER TEKNIK SIPIL

III. METODE PENELITIAN