SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

cukup bagi peresapan air hujan pada suatu daerah tertentu guna keperluan penyediaan kebutuhan air tanah serta penanggulangan banjir. 7. Berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan skenario I, II dan III tata guna lahan dengan mempertahankan 30 dari luas DAS adalah ruang terbuka hijau, terlihat adanya penurunan debit puncak dan tidak terjadi perubahan debit puncak yang signifikan. 8. Dari hasil perhitungan debit dengan menggunakan luas tata guna lahan skenario IV, V, VI dan VII yang tidak lagi mempertahankan luas ruang terbuka hijau sebanyak 30 dari luas DAS, terlihat adanya kenaikan nilai debit puncak. 9. Perubahan debit yang paling ekstrim terlihat pada skenario V yang merubah sebagian lahan kosong menjadi kawasan pemukiman dan sebagian lahan pemukiman menjadi kawasan perdagangan dan jasa. 10. Semakin sedikit luas ruang terbuka hijau dan kawasan lindung pada suatu DAS maka perubahan nilai debit puncak akan semakin besar. 11. Penggunaan sistem informasi geografis dalam analisis perubahan tata guna lahan terhadap debit suatu DAS sangat bermanfaat dan membuat sistem proses analisis menjadi lebih efisien.

B. SARAN

1. Perlu diadakan penelitian tersendiri mengenai analisis hidrologi dan penelitian menyendiri mengenai analisis spasial pada DAS Way Kuala Garuntang secara mendalam dan terinci sehingga saat kedua analisis dioverlaykan didapat hasil yang lebih optimal. 2. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas , perlu diadakan penyediaan Ruang Terbuka Hijau Pada DAS Way Kuala Garuntang sebaanyak 30 dari luas DAS. 3. Arahan perencanaan pembangunan sebaiknya tetap memperhatikan fungsi dan kondisi wilayah Sehingga tidak menyebabkan kerusakan sumber daya alam dalam DAS. ANALISIS GEOSPASIAL PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT DAS WAY KUALA GARUNTANG BANDAR LAMPUNG Fieni Yuniarti ABSTRACT Land use and land cover change in a watershed might drive some impacts, such as high amounts of discharge fluctuations. Way Kuala Garuntang Watersheed is one of watershed in Bandar Lampung that has changed significantly. This study analyzed land use and land cover change to determine how much its influence on discharce fluctuations based on Geographics Information System. The method used in this study comprised of hidrology, spatial and sensitivity analysis. Hidrology analysis based on daily rainfall data. Spatial data analysis aims to present geospatial data related effects of land use and land cover change on the value of discharge. Sensitivity analysis is done by creating a land use and land cover simulation scenarios and sees its effect on the peak discharge events. The results of hidrology analysis in this study showed that the rainfall data obtained from the rainfall stations around the watershed were inconsistent and it needs to be repaired. It was found that the pattern of rainfall distribution in Bandar Lampung for 4 hours consists of 40, 40, 15 and 5 pattern. The results of spatial analysis in this study showed that there are 11 types of land cover on the existing condition and only has a protected area covering 4.72 of the total watershed. From the results of the sensitivity analysis showed that land use scenario with availability less than 30 of the area of green open space watershed may cause an increase in the value of the peak discharge. Instead, the scenario to maintain a 30 green open spaces of wide watershed did not make a significant change in peak discharge. This action is necessary to provide enough space for the infiltration of rain water on a particular area for the purpose of supplying the needs of ground water and flood control . Keywords : land use and land cover change, discharge, Way Kuala Garuntang ABSTRAK Perubahan tata guna lahan di suatu daerah aliran sungai dapat menimbulkan berbagai macam dampak, diantaranya tingginya jumlah limbah dan fluktuasi debit. DAS Way Kuala Garuntang merupakan salah satu DAS di Kota Bandar Lampung yang telah mengalami perubahan tata guna lahan yang signifikan.Penelitian ini menganalisis perubahan tata guna lahan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap fluktuasi debit yang terjadi dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis. Lokasi penelitian ini terletak di DAS Way Kuala Garuntang Bandar Lampung. Dalam penelitian ini dilakukan analisis hidrologi, analisis data spasial dan analisis sensitivitas. Analisis hidrologi yang dilakukan berdasarkan dari data hidrologi dan dan parameter DAS lainnya. Analisis data spasial bertujuan untuk menyajikan data geospasial terkait pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap nilai debit. Analisis sensitivitas dilakukan dengan membuat simulasi skenario tata guna lahan dan dilihat pengaruhnya terhadap debit yang terjadi.Hasil analisis hirologi pada penelitian ini menunjukkan bahwa data curah hujan yang didapat dari stasiun curah hujan sekitar DAS sangat tidak konsisten dan perlu dilakukan perbaikan data . Pola distribusi hujan di Bandar Lampung terdistribusi selama 4 jam dengan pola 40, 40, 15 dan 5. Hasil analisis spasial pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 11 jenis tutupan lahan pada kondisi eksisting dan hanya memiliki kawasan lindung seluas 4,72 dari luas DAS. DAS Way Kuala Garuntang memiliki nilai koefisien aliran permukaan sebesar 0,56. Dari hasil analisis sensitivitas tata guna lahan menunjukkan bahwa tindakan yang tidak lagi menyediakan 30 ruang terbuka hijau dari luas DAS dapat menyebabkan kenaikan nilai debit puncak. Sebaliknya, tindakan yang mempertahankan adanya 30 ruang terbuka hijau dari luas DAS tidak menyebabkan perubahan debit puncak yang signifikan. Tindakan ini sangat diperlukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada suatu daerah tertentu guna keperluan penyediaan kebutuhan air tanah serta penanggulangan banjir. Kata Kunci : tata guna lahan, debit puncak, DAS Way Kuala Garuntang

I. PENDAHULUAN