Teknik budidaya teripang dengan konstruksi kurung

21 kesesuaian dari suatu bidang untuk penggunaan tertentu. Tingkat kesesuaian dibagi atas empat kelas Radiarta dkk., 2004 dapat dilihat ditabel 4 yaitu : Tabel 4. Kategori Tingkat Kesesuaian Perairan Tingkat Kesesuaian Keterangan Kelas S1 : Sangat Sesuai Highly Suitable Daerah ini tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan perlakuan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti atau tidak berpengaruh secara nyata terhadap penggunaannya dan tidak akan menaikan masukan atau tingkat perlakukan yang diberikan Kelas S2 : Cukup Sesuai Moderately Suitable Daerah ini mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius untuk mempertahankan tingkat perlakukan yang harus diterapkan. Pembatas ini akan meningkatkan masukan atau tingkat perlakuan yang diperlukan. Kelas S3 : Sesuai Bersyarat Marginally Suitable Daerah ini mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat perlakuan yang harus diterapkan. Pembatas akan lebih meningkatkan masukan atau tingkatan perlakuan yang diperlukan. Kelas N : Tidak Sesuai Not Suitable Daerah ini mempunyai pembatas permanen, sehingga mencegah segala kemungkinan perlakuan pada daerah tersebut. Matrik kesesuaian perairan disusun melalui kajian pustaka dan pertimbangan teknis budidaya, sehingga diketahui variabel syarat yang dijadikan acuan dalam pemberian bobot.

3.5. Penilaian Lokasi untuk Budidaya Teripang

Lokasi pengembangan budidaya teripang mempunyai kriteria yang dikelompokan sebagai berikut :

3.5.1. Variabel Primer

Merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam usaha pengembangan 22 budidaya baik kelangsungan hidup maupun keberlangsungan usaha. Jika syarat tidak terpenuhi dapat menyebabkan kegagalan dari usaha budidaya yang diinginkan. Variabel primer tersebut terdiri atas: 1. Substrat Dasar Perairan Teripang pada umumnya memanfaatkan bahan organik yang terdapat di dalam pasir, habitat Teripang memanfaatkan tiga sumber makanan yaitu plankton, detritus, dan kandungan organik pada pasir dan lumpur. Sehingga substrat yang berada di dasar perairan sangat menentukan hidupnya teripang diperairan. 2. Salinitas dan Kecepatan Arus Parameter kualitas air penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya teripang. Perubahan salinitas dapat mengganggu proses osmoregulasi teripang dan kecepatan arus yang terlalu rendah dapat menyebabkan kurang makannya teripang, karena teripang bersifat filter feeder. 3. Oksigen terlarut dan kedalaman perairan Rendahnya oksigen terlarut didalam perairan dapat mengganggu nafsu makan teripang dan kedalaman perairan penting untuk menghindari teripang dari kekeringan yang dapat mengganggu kehidupannya 4. Kecerahan Tingkat kecerahan perairan bersangkutan dengan tinggi rendahnya kandungan bahan organik, parameter tersebut sangat penting bagi teripang karena teripang bersifat deposit feeder.

3.5.2. Variabel Sekunder

Variabel sekunder merupakan syarat optimal yang harus dipenuhi oleh 23 suatu kegiatan usaha budidaya. Syarat tersebut diperlukan agar kehidupan biota lebih optimum, agar kehidupan lebih baik. Variabel tersebut meliputi: 1. Suhu Secara umum suhu perairan nusantara mempunyai perubahan suhu baik harian maupun tahunan biasanya berkisar antara 27°C – 32ºC dan hal tersebut tidak berpengaruh terhadap kegiatan budidaya Romimohtarto, 2003. 2. Klorofil-a Klorofil-a dianggap variabel tersier karena tidak berhubungan langsung dengan kultivan yang dibudidayakan. Tetapi variabel tersebut merupakan salah satu penyusun kesuburan perairan dan membantu ketersediaan oksigen terlarut di perairan melalui kegiatan fotosintesa Kangkan, 2006. Berdasarkan pembagian syarat-syarat tersebut, maka disusun matrik kesesuaian dengan sistem penilaian yang disajikan pada Tabel 5. Total skor dari hasil perkalian nilai parameter dengan bobotnya tersebut selanjutnya dipakai untuk menentukan kelas kesesuaian lahan budidaya teripang berdasarkan karakteristik kualitas perairan dan dapat dihitung dengan perhitungan DKP, 2002 : Total skor Total skoring =. x 100 Total Skor Max. Berdasarkan rumus dan perhitungan diatas diperoleh nilai skor kesesuaian lahan sebagai berikut: 85 – 100 = Sangat Sesuai S1 75,00 – 84 = Sesuai S2 65 – 74 = Sesuai marginal S3 65 = Tidak Sesuai N 24 Tabel 5. Matrik Kesesuaian Budidaya Teripang PARAMETER KLAS Angka Penilaian A BOBOT B SKOR AXB SUMBER Substrat Dasar Perairan Berpasir dan Pecahan Karang, Pasir berlumpur, Lumpur 5 3 1 4 20 Martoyo dkk 1994, Sutaman 1993, Rustam 2006 Salinitas Perairan ppt 30,0 – 33,0 5 3 15 Martoyo dkk 1994, Sutaman 1993, Rustam 2006 28,0 – 29,0 3 9 ≤ 28 dan ≥33 1 3 Oksigen Terlarut mgl 4,0 – 8,0 ≥ 3,0 – 3,9 ≤ 2,9 5 2 10 Martoyo dkk 1994, Sutaman 1993, Rustam 2006 3 6 1 2 Kecepatan Arus cmdetik 30,0 – 50,0 5 2 10 Martoyo dkk 1994, Sutaman 1993 20 – 29,9 dan 50 – 74,9 3 6 ≤ 19,9 dan ≥75 1 2 Kecerahan Perairan meter 0,50 - 1,50 5 2 10 Martoyo dkk 1994, Sutaman 1993 1-5 - 5 3 6 ≤ 0,5 dan ≥ 5 1 2 pH 7,0 – 8,50 5 2 10 Martoyo dkk 1994, Sutaman 1993 6,0 – 6,9 dan 8,6 – 8,9 3 6 ≤6,0 dan ≥9.0 1 2 Kedalaman Perairan meter 1 – 1,5 5 2 10 Martoyo dkk 1994, Sutaman 1993, Rustam 2006 1,5 - 5,0 3 6 ≤ 1 dan ≥ 5,0 1 2 Suhu Perairan °C 28,0 – 32,0 5 1 5 Martoyo dkk 1994, Sutaman 1993 24,0–27,0 dan 30,0– 33,0 3 3 24,0 dan ≥33 1 1 Klorofil-a µgl ≥ 10 5 1 5 Effendy 2003 4 – 10 3 3 ≤ 4 1 1 Nitrat mgl 0.23 - 0,67 5 0,5 2,5 Winanto 2004 dalam Kangkan 2006 0,10-0,22 dan 0,67-4.0 3 1,5 0,1 4.1 1 0,5 Fosfat mgl ≤0,020-0.050 5 0,5 2,5 Winanto 2000 dalam Kangkan 2006 ≥0.050 3 1,5 0.020 1 0,5 Skor = 100