2. Pengertian Industri
Industri adalah setiap usaha yang merupakan suatu unit produksi yang membuat suatu barang atau mengerjakan sesuatu barang bahan di suatu tempat tertentu
untuk keperluan masyarakat Bintarto,1977:87. Menurut Kartasapoetra 1987:6 industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri.
Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa geografi industri merupakan cabang dari geografi, khususnya geografi ekonomi, yang secara khusus mempelajari usaha
dan kegiatan industri, maka keberadaan industri kerajinan sulam usus di Desa Natar, merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia, yang
mengolah sutra sebagai bahan baku menjadi barang jadi berupa kebaya sulam usus. Perubahan bahan baku menjadi barang jadi dalam suatu wilayah tempat
berdirinya industri tersebut termasuk ke dalam kajian geografi industri.
Geografi ekonomi adalah cabang Geografi Manusia yang bidang studinya stuktur keruangan aktivitas ekonomi. Dengan demikian, titik berat studinya adalah aspek
keruangan stuktur ekonomi manusia yang termasuk ke dalamnya bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi dan lain-lain
sebagainya Nursid Sumaatmadja, 1988:54.
3. Macam-macam Industri
Departemen Perindustrian dalam Edy Haryono 2004:14 mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja menjadi 4 golongan yaitu:
1 Industri kerajinan, jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang. 2 Industri kecil, jumlah tenaga kerja 5-19 orang.
3 Industri sedang, jumlah tenaga kerja 20-99 orang. 4 Industri besar, jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.
Industri kerajinan sulam usus merupakan industri rumah tangga yang berkembang menjadi industri kecil, sehingga dalam pengerjaannya melibatkan anggota rumah
tangga dan masyarakat lingkungan tersebut pada umumnya.
Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19MSKI1986, tanggal 24 Januari 1986, Kelompok industri kecil, yaitu industri dengan modal kecil yang merupakan
industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit dan teknologi sederhana.
Pendirian industri di wilayah pedesaan bukanlah merupakan suatu hal yang mudah, karena perlu didukung oleh beberapa faktor yang dapat menunjang
berdirinya industri tersebut. Menurut Weber dalam Daldjoeni 1992:64, tiga faktor utama penentu lokasi, adalah material dan konsumsi, kemudian tenaga
kerja.
Pendapat lain diungkapkan pula oleh Robinson dalam Daldjoeni 1992:58 faktor geografis itu sebanyak enam hal; bahan mentah, sumberdaya tenaga, suplai tenaga
kerja, suplai air, pasaran dan fasilitas transportasi. Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa dalam mendirikan suatu industri di suatu tempat harus memperhatikan dan
mempertimbangkan beberapa faktor geografis yang ada pada suatu daerah, sebagai faktor pendukung berdirinya industri.