Submenu Daftar Pengunjung Harian Tangibles dalam kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Cimahi Utara melalui SIMPUS

pasien terlihat pada kolom nama, klik nama pasien tersebut maka secara otomatis identitas pasien secara keseluruhan akan muncul pada kotak isian di bawah. b. Melalui nomor registrasi pasien dengan mengetik nomor register pasien pada kotak no. Register dari kartu berobat jalan yang di miliki pasiendan secara otomatis identitas pasien akan muncul pada kotak isian di bawah. 5. Apabila nama pasien sudah ditemukan, klik tombol simpan, untuk menyimpan data pasien yang akan berobat, saat tombol simpan diklik maka akan tercetak struk sebagai bukti pendaftaran pasien. 6. Tekan ESC untuk menutup form struk tersebut. Dan pendaftaran selesai 7. Klik tombol batalbaru untuk pendaftaran pasien berikutnya Untuk pendaftaran pasien Poli Gigi dan Poli KIA, langkah-langkah pendaftaran sama seperti di atas. Terdapat tombol lain pada submenu ini yaitu: 1. Tombol hapus untuk menghapus data pasien yang mendaftar 2. Tombol tutup untuk keluar dari submenu pendaftaran

b. Submenu Daftar Pengunjung Harian

Submenu ini berfungsi untuk melihat daftar kunjungan harian dari pasien. Saat pertama dibuka tampilannya tampak seperti berikut ini: Gambar 3.8 Tampilan Daftar Pengunjung Harian sumber Puskesmas Cimahi Utara Tampilan daftar pengunjung di atas merupakan tampilan daftar kunjungan pasien yang telah melakukan kunjungan sebelumnya, tanggal pada daftar pengunjung tersebut akan secara otomatis sesuai dengan tanggal pada saat itu. Untuk keluar dari submenu dengan mengklik tombol tutup atau tekan ALT+T pada keyboard. Setelah selesai pada proses pendaftaran, form berikutnya yang harus diisi adalah form bagian rekam medik, dimana form rekam medik ini berisi catatan pasien yang hendak melakukan pemeriksaan dalam menu ini masyarakat hanya menyebutkan kemana mereka hendak melakukan pemeriksaan kemudian dilanjut pada pengisian form-form lainnya. Di atas merupakan mekanisme mengenai rangkaian pasien melakukan pendaftaran yang meliputi pendaftaran registrasi pasien baru serta pendaftaran kunjungan pasien melalui SIMPUS dengan melihat pada rangkaian di atas, peneliti dapat menilai bahwa proses pendaftaran menjadi lebih cepat, mudah, dan akurat serta mengurangi antrian karena disini pasien hanya tinggal menyebutkan nama, tanggal lahir atau no. Registrasi untuk pasien yang telah melakukan registrasi sebelumnya, sedangkan untuk pasien yang baru maka pasien harus melakukan registrasi terlebih dahulu untuk melakukan proses pelayanan kesehatan itu pun hanya tinggal menyebutkan identitas diri saja yang selanjutnya secara otomatis komputer akan bekerja dan proses pendaftaran selesai. 55 BAB III OBYEK LAPORAN KKL 3.1 Gambaran Umum Puskesmas Cimahi Utara 3.1.1 Keadaan Geografis Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Cimahi Utara berada di Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi dan mendapat curah hujan 1600 sd 2000 mm pertahun. Mempunyai luas wilayah Kelurahan Cibabat seluas 28.738 terdiri dari 25 RW dan 138 RT. Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Barat yaitu Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara 2. Sebelah Utara yaitu Desa Sariwangi dan Desa Cihanjuang Kabupaten Bandung 3. Sebelah Selatan yaitu Kelurahan Cigugur Kecamatan Cimahi Tengah 4. Sebelah Timur yaitu Kelurahan Pasir Kaliki dan Kodya Bandung Wilayah kerja yang berada di lintas batas dengan Kodya Bandung dan Kabupaten Bandung ini, memungkinkan suatu kasus penyakit di wilayah Kodya Bandung dan Kabupaten Bandung tersebut berimbas dan terjadi juga di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara. Ditinjau dari sisi keterjangkauan dan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan, letak Puskesmas Cimahi Utara yang menyatu dengan kantor Kecamatan cukup strategis dan tidak menjadi persoalan bagi masyarakat. Selain itu, di wilayah kerja Kecamatan Cimahi Utara juga banyak fasilitas pelayanan kesehatan yang dikelola pihak swasta antara lain praktek dokter, klinikbalai pengobatan, praktek bidan dan mantri, serta paraji. Keberadaan rumah sakit juga sangat mendukung kesehatan masyarakat, dan tidak jauh dari wilayah Cimahi Utara terdapat 2 dua rumah sakit yang dekat, yaitu RSUD Cibabat dan RS Mitra Kasih. Jarak antara Puskesmas dengan tempat-tempat yang strategis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Jarak dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Cimahi adalah 300 meter. 2. Jarak dari Puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah RS Cibabat adalah 800 meter. 3. Jarak dari Puskesmas ke Rumah Sakit Umum Pusat RSHS adalah 8 kilo meter.

3.1.2 Keadaan Demografis Puskesmas Cimahi Utara

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara adalah 35.704 dari jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara termasuk pada skala-2 30.000-50.000 penduduk. Jumlah kepala keluarga di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara adalah 10.745 dari jumlah kepala keluarga di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara termasuk pada skala-1 lebih dari 10.000 kepala keluarga. Tingkat pendidikan umum penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Tingkat Pendidikan Umum Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara Lulusan Pendidikan Umum Jumlah Taman kanak-kanak 3278 Sekolah DasarSD 9169 SMPSLTP 8657 SMASLTA 15032 Akademi D1-D3 3827 Sarjana S1-S3 5079 Jumlah 45042 Sumber : data Puskesmas Cimahi Utara Mengacu kepada tabel di atas mengenai tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara bahwa Cimahi Utara termasuk skala -4 jumlah tamat SD dan sederajat ke atas 50-90 Adapun pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara Pekerjaan Jumlah Pegawai Negeri Sipil 1821 TNIPOLRI 200 Pegawai Swasta 7601 WiraswastaPedagang 4921 Petani 45 Pertukangan 242 Buruh tani 2793 Nelayan 4 Peternak 382 Jasa 446 Jumlah 18445 Sumber : data Puskesmas Cimahi Utara Berdasarkan data tabel di atas maka Cimahi Utara termasuk skala -4 25pertanianperikanan dan 75 pedagang toko warung, jasa, kerajinan, industri. Sarana perhubungan di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Utara terdiri dari : 1. Jalan desa : 0,52 KM 2. Jalan ekonomi : 12,08 KM 3. Jalan kabupaten : 5 KM 4. Jalan protokolnegara : - Keadaan jalan untuk mencapai Puskesmas berupa jalan aspal 100. Berdasarkan data demografis tersebut maka Cimahi Utara merupakan daerah yang memiliki potensi yang baik dengan jumlah penduduk yang cukup banyak.

3.1.3 Landasan Hukum

Puskesmas Cimahi Utara merupakan sarana pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang terletak di Jalan Serut No. 16, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara. Telp 022-6631547 email: pkmcimutgmail.com. Berdiri berdasarkan dasar hukum: 1. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Lembaran Negara RI Tahun 1992 No. 100, Tambahan Lembaran Negara RI No. 3495. 2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128MenkesSKII2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas 3. Peraturan Walikota Cimahi No. 6 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD Puskesmas.

3.1.4 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

1. Kedudukan Kedudukan Puskesmas Cimahi Utara dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan KabupatenKota dan Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut: a. Sistem Kesehatan Nasional Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional SIKNAS adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. b. Sistem Kesehatan KabupatenKota Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan KabupatenKota adalah sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan KabupatenKota yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupatenkota di wilayah kerjanya. c. Sistem Pemerintah Daerah Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintah daerah adalah sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan KabupatenKota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah KabupatenKota bidang kesehatan di tingkat kecamatan. d. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Sedangkan kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina. 2. Tugas Tugas pokok Puskesmas Cimahi Utara adalah melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Kesehatan Kota Cimahi di bidang pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya. 3. Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Puskesmas Cimahi Utara mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. b. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi: 1. Pelayanan kesehatan perorangan, Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi private goods dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap. 2. Pelayanan kesehatan masyarakat, Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik public goods dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

3.1.5 Visi, Misi, dan Motto

Keberadaan Puskesmas Cimahi Utara sebagai institusi pelaksana pelayanan kesehatan di kota Cimahi memiliki visi, misi, dan motto sebagai berikut: 1. Visi Visi Puskesmas Cimahi Utara adalah “Dengan Iman, Taqwa Dan Profesionalisme Menjadikan Puskesmas Cimahi Utara Penggerak Dan Pemberdaya Masyarakat Dalam Akselerasi Upaya Kesehatan Menuju Kelurahan Cibabat Sehat Mandiri Tahun 2011”. 2. Misi Misi Puskesmas Cimahi Utara dalam proses mencapai kualitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pelayanan kesehatan prima 2. Meningkatkan kualitas SDM Puskesmas 3. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu 4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencapaian kemandirian hidup sehat 5. Meningkatkan kemitraan dengan semua pihak 3. Motto Adapun motto Puskesmas Cimahi Utara adalah “Keep The People Health With High Touch And High Tech”. Dimana High Touch dalam Puskesmas Cimahi Utara adalah ditandai dengan kata SMART yaitu S = Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun, M = Melayani dengan ikhlas, A = Aktif, R = Rapi dan T = Terampil. Sedangkan High Tech adalah Profesional

3.1.6 Jumlah Pegawai Puskesmas Cimahi Utara

Aparatur yang terdapat pada Puskesmas Cimahi Utara terkait dengan pelaksanaan proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah berjumlah 26 orang dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Puskesmas Cimahi Utara NO TENAGA KESEHATAN JUMLAH ORANG 1 Kepala Puskesmas 1 2 Kepala TU 1 3 Dokter Umum 3 4 Dokter Gigi 1 5 Bidan 4 6 Perawat 4 7 Perawat Gigi 1 8 Asisten Apoteker 2 9 Ahli Gizi 1 10 Sanitarian 1 11 Rekam Medis 1 12 Analis Kesehatan 1 NO TENAGA KESEHATAN JUMLAH ORANG 13 Analis Kimia 1 14 Pelaksana TU 2 15 Cleaning Service 1 16 Penjaga Malam 1 Jumlah 26 sumber: data Puskesmas Cimahi Utara 79 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL

4.1 Tangibles dalam kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Cimahi Utara melalui SIMPUS

Hasil dari penelitian ini adalah berupa informasi dan data yang akurat mengenai permasalahan yang diteliti yaitu mengenai kualitas pelayanan kesehatan melalui SIMPUS di Cimahi Utara studi pada proses pendaftaran registrasi pasien baru dan pendaftaran kunjungan pasien, hasil dari data dan informasi tersebut dituangkan dalam pembahasan laporan KKL ini. Dimana, peneliti dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan tersebut adalah dengan cara menggunakan indikator-indikator ukuran kualitas pelayanan. Adapun indikator-indikator yang dipakai oleh peneliti adalah tangibles, reliability, responceveness, assurance, dan emphaty. Indikator-indikator tersebut merupakan ukuran dalam mencapai suatu pelayanan yang berkualitas dalam konteks ini adalah pelayanan kesehatan yang disajikan oleh aparatur dalam proses pendaftaran baik itu menyangkut pendaftaran registrasi pasien baru maupun pendaftaran kunjungan pasien. Indikator-indikator inilah yang dijadikan tolak ukur peneliti dalam melakukan proses penelitian mengenai kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Cimahi Utara melalui SIMPUS khususnya pada proses pendaftaran registrasi pasien baru dan pendaftaran kunjungan pasien. Indikator-indikator tersebut juga membantu peneliti dalam proses wawancara kepada informan baik itu terkait dengan aparatur maupun dengan masyarakatnya, sehingga dengan menggunakan indikator tersebut mempermudah dalam proses penelitian, penelitian menjadi lebih terarah dan jelas serta hasilnya kita dapat mengetahui apakah pelayanan kesehatan di Puskesmas Cimahi Utara sudah berkualitas atau belum melalui penerapan SIMPUS. Proses penelitian ini dilakukan selama satu bulan di Puskesmas Cimahi Utara terkait dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui SIMPUS ternyata pada prakteknya, terjadi banyak permasalahan terkait dengan penerapan SIMPUS khususnya pada proses pendaftaran baik itu pendaftaran registrasi pasien baru maupun pendaftaran kunjungan pasien, dimana setelah melakukakan penelitian yang menjadi masalah sentral adalah terkait dengan SDM dan sarana serta prasara. Untuk memperjelas masalah tersebut, peneliti akan jabarkan permasalahan tersebut yang dihubungkan dengan ukuran kualitas pelayanan. Indikator pertama dalam melihat kualitas pelayanan kesehatan di Cimahi Utara melalui SIMPUS adalah tangibles atau bukti langsung, tangibles merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan perusahaan. Dengan demikian tengibles dilihat dari perspektif pemerintahan adalah pengabdian dari pemerintah kepada masyarakat yang terwujud dalam suatu pelayanan yang diberikan, dimana tengibles meliputi fasilitas fisik, peralatan, personel, dan media komunikasi seperti kondisi gedung, komputer, printer, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan sarana dan prasarana. Maksud tengibles pada penelitian ini adalah tengibles terkait dengan proses pelayanan kesehatan melalui SIMPUS pada proses pendaftaran di Puskesmas Cimahi Utara. Dimana untuk mengukur keberadaan tengibles, peneliti menggunakan indikator kelengkapan aparatur yang melayani masyarakat, kelengkapan peralatan pelayanan dan kesesuaian waktu pelayanan dengan jam kerja dalam proses pelayanan kesehatan melalui SIMPUS. Indikator pertama dalam tangibles adalah kelengkapan aparatur yang melayani masyarakat. Maksud dari pernyataan tersebut adalah adanya kesesuaian antara jumlah aparatur dengan jumlah masyarakat yang melakukan kunjungan kesehatan. Dalam hal ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan jumlah aparatur dalam puskesmas Cimahi Utara tidak sebanding dengan masyarakat yang melakukan kunjungan kesehatan, dilihat dari jumlah pegawai Puskesmas yang hanya 26 orang padahal standar jumlah aparatur dalam sebuah instansi adalah minimal 30 orang. Membludaknya masyarakat membuat aparatur kewalahan dalam memberikan pelayanan. Hal tersebut menyebabkan adanya fungsi ganda dalam setiap aparatur yang seharusnya masing-masinga aparatur hanya berpaku pada tugasnya sendiri, tetapi karena kurangnya jumlah aparatur maka aparatur menjadi mempunyai tugas yang lain. Ditambah lagi apabila ada salah satu aparatur yang tidak masuk karena sesuatu hal. Proses pelayanan menjadi kacau dan menjadi lambat terkait dengan tidak adanya pengganti, sekalipun ada pengganti, aparatur tersebut harus mendapat pelatihan terlebih dahulu karena mengerjakan yang bukan bidangnya sendiri sehingga menyebabkan proses pelayanan menjadi lambat sekali pun dengan diterapkannya SIMPUS. Salah satu contoh mengenai permasalahan tersebut adalah pada loket pendaftaran, dimana aparatur yang bertugas adalah sebanyak dua orang, namun apabila salah satu petugas tidak hadir maka proses pendaftaran tersebut hanya ditangani oleh satu orang, hal tersebut menyebabkan proses pelayanan menjadi lambat karena dengan masyarakat yang setiap hari selalu membludak tetapi tidak ditunjang dengan jumlah aparatur yang memadai. Oleh karena itu untuk mengisi kekosongan tersebut ada aparatur lain yang membantu namun terkadang aparatur pembantu tersebut tidak mengetahui mekanisme cara kerjanya. Indikator kedua pada tangibles adalah kelengkapan peralatan pelayanan yang menunjang penerapan SIMPUS, berdasarkan penelitian yang dilakukan perlengkapan yang menunjang penerapan SIMPUS khususnya pada proses pendaftaran, dimana perlengkapan yang berkaitan dengan proses pendaftaran seperti komputer, printer, barcode, dan speaker masih kurang memadai, hal ini dilihat dari sudut pandang kelayakan terutama terkait komputer. Komputer yang dipakai dalam menunjang penerapan SIMPUS di loket pendaftaran kurang layak karena komputer masih menggunakan Microsoft Acces maka dengan penggunaan link 5 sd 6 komputer secara bersamaan ditambah dengan jumlah data pasien yang sudah mencapai ribuan maka kecepatan proses akan semakin lambat. Dan akhirnya membuat komputer hang, kemudian harus di restart ulang, hal tersebut membuat proses pelayanan tertunda dan memperlambat proses pelayanan. Kejadian tersebut tidak hanya terjadi sekali saja tetapi sering apabila data pasien banyak. Ditambah dengan prosesor yang masih rendah yang masih berbasis intel pentium membuat semakin lambat jalannya proses pelayanan terutama pada saat pendaftaran. Indikator terakhir yang peneliti pakai dalam menilai tangibles adalah kesesuaian waktu pelayanan dengan jam kerja. Terkait dengan masalah waktu pada Puskesmas Cimahi Utara menurut perspektif peneliti sudah sesuai. Hal ini terlihat pada jam kerja puskesmas yaitu dari jam 07.00 sd 14.00 wib. Namun dalam hal ini yang menjadi kendala pada proses pelayanannya adalah kurang disiplinnya aparatur, terlihat dari aparatur telat datang kemudian pulang sebelum waktunya, sehingga sebelum jam kerja selesai kondisi puskesmas sudah sepi hanya tinggal tersisa beberapa aparatur saja yang sibuk dengan urusannya. Dan yang paling krusial adalah terkadang puskesmas tutup lebih awal karena sudah tidak adanya aparatur yang bertugas hal ini menyebabkan kesalahan persepsi pada masyarakat. Dimana masyarakat mengira puskesmas sudah tutup jam 12.00 atau jam 11.00an, namun kesalahsangkanya masyarakat ini menjadi suatu keuntungan bagi aparatur yaitu mengurangi beban tugasnya.

4.2 Reliability dalam kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Cimahi Utara melalui SIMPUS

Indikator kedua yang dipakai peneliti untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan melalui SIMPUS di Cimahi Utara pada proses pendaftaran adalah Keandalan Reliability. Reliabily yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, tepat dan terpercaya. Untuk mewujudkan suatu reability tersebut, disini peneliti menggunakan aspek kemampuan aparatur dalam menjalankan aplikasi SIMPUS, kesesuaian tarif pelayanan dengan tempat pelayanan yang mudah dijangkau. Konsep reliability ini sejalan dengan konsep pelayanan pada dasarnya yaitu sesuatu yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhannya untuk memberikan kepuasan. Dimana indikator pertama untuk menilai reliability adalah kemampuan aparatur dalam hal ini adalah kemampuan aparatur dalam menjalankan aplikasi SIMPUS. Dalam hal ini kemampuan para aparatur Puskesmas Cimahi Utara dalam menjalankan aplikasi SIMPUS dipandang masih kurang memadai. Hal tersebut terlihat dari sebagian aparatur yang belum mengerti dengan mekanisme atau cara kerja dari SIMPUS itu sendiri yang menyebabkan aparatur untuk kembali ke manual, namun hal tersebut tidak terjadi di semua aparatur, oleh karena itu dalam hal ini peran pusat sangat diperlukan untuk menunjang kemampuan aparatur tersebut. Indikator kedua dari reliability adalah kesesuaian tarif pelayanan. Dalam hal ini peneliti masih simpangsiur karena belum adanya kepastian dari aparatur yang berwenang, aparatur disini khususnya adalah pusat, mereka tidak memberikan penjelasan yang gamblang kenapa sampai dinaikannya tarif Puskesmas yang awalnya hanya Rp.3000,- menjadi Rp.5000,-. Disini membuktikan tidak adanya transfaransi dari pemerintah kepada masyarakat. Padahal salah satu asas dalam pelayanan adalah transfaransi, namun kembali hal ini hanyalah konsep semata dalam realitasnya nihil. Akibat tidak adanya tranfaransi ini, menimbulkan persepsi dari masyarakat, bahwa dengan adanya teknologi informasi menyebabkan kenaikan tarif pelayanan sehingga masyarakat cenderung enggan untuk memilih menggunakan teknologi informasi tetapi mereka lebih memilih manual karena biayanya yang lebih murah. Persepsi masyarakat ini bersifat global maksudnya adalah merata untuk semua program pemerintahan yang berbasis teknologi informasi tidak terkecuali pada SIMPUS, berdasarkan pada penelitian yang saya lakukan bahwa masyarakat kaget akan kenaikan tarif pelayanan kesehatan ini walau pun kenaikannya tidak seberapa tapi masyarakat tetap memandang biaya tersebut mahal. Jika memandang permasalahan ini dari sesuai atau tidaknya tarif tersebut dengan pelayanan yang diberikan, untuk masyarakat yang tahu dengan teknologi seperti pada kalangan akademi, memandang hal ini sesuai karena pelayanan yang diberikan pun lebih cepat. Tetapi, jikalau