Dalam menjawab tantangan tersebut, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya setiap tahun selalu berupaya untuk lebih bersinergi baik internal antar bidang dan sub bidang maupun eksternal
dengan SKPD lain di tingkat daerah, provinsi, maupun nasional. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan pengembangan sumberdaya manusia dalam bentuk bimbingan teknis, seminar dalam
rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia di bidang perencanaan. Ke depan diharapkan Bappeda Kabupaten Pesisir Selatan memiliki tenaga fungsional di bidang perencanaan yang
akan berperan dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Pesisir Selatan.
BAB III PROFIL KINERJA PELAYANAN
Secara administratif Kabupaten Pesisir Selatan merupakan bagian dari Propinsi Sumatera Barat. Bagian Utara berbatasan langsung dengan Kota Padang, bagian Timur berbatasan dengan
Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan, bagian Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muko – muko Propinsi
Bengkulu dan di bagian Barat merupakan Samudera Indonesia dengan panjang pantai ± 248 Km. Sedangkan secara astronomis terletak pada 0
59 – 2
28,6 LS dan 100
19 – 101
18 BT
Kondisi topografi berupa daerah perbukitan dan dataran rendah, yang memanjang dari Utara sampai Selatan. Daerah pergunungan terletak dibagian Timur yang yang merupakan kawasan
Hutan Lindung Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS dengan luas 4.056,13 Km
2
70,54 sedangkan lahan yang dapat dibudidayakan untuk mendukung kehidupan masyarakat 1.693,76
Km
2
. Dengan luasnya daerah perbukitan yang merupakan daerah tangkapan air, maka aliran airnya semua menuju ke arah Barat dan bermuara ke lautan Samudera Indonesia. Kondisi
topografi inilah yang menjadikan Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Kabupaten yang sering terjadi bencana alam berupa tanah longsor, banjir hampir setiap tahunnya.
Selain itu, Kabupaten Pesisir Selatan sangat dekat dengan Lempeng Gempa Eurasian yang posisinya berada pada Samudera Hindia dan Kepulauan Mentawai. Hal itu menyebabkan daerah
Kabupaten Pesisir Selatan memiliki intensitas gempa tektonik dan kemungkinan tsunami yang cukup tinggi.
Pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah diperjelas dalam lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor
12 tahun 2010 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Kantor Lingkungan Hidup terdiri dari 3
kepala seksi dan 1 kepala bagian tata usaha, yaitu seksi AMDAL, seksi Pengawasan, Pengendalian dan Penegakan Hukum serta Kepala Seksi Pengendalian dan Pencemaran
Lingkungan ditambah dengan Kepala Bagian Tata Usaha. Pemerintah sebagai lembaga yang mengayomi masyarakat sekaligus sebagai pemberi
mandatory kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup, telah memberi batasan yang jelas kinerja minimal yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah. Undang - undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai payung dasar sekaligus acuan bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan
pengelolaan lingkungan hidup. Disamping itu penetapan jenis dan target pelayanan bidang lingkungan hidup melalui Permen LH No. 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah KabupatenKota serta Permen LH No. 20 Tahun 2008 tentang Juknis Standar Pelayanan Minimal Bidang LH Daerah Provinsi maka
akan jelas bagi Pemerintah Daerah untuk merancang program dan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup di daerah. Namun penetapan Standar Pelayanan Minimal SPM ini bukan
berarti menghapuskan kewajiban daerah untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup lainnya, karena SPM hanya sebagian kecil kewajiban dan tanggungjawab yang diemban
pemerintah, masih ada kewajiban dan tanggung jawab lain seperti yang dicantumkan dalam PP 382007.
A. KEBIJAKAN UMUM
Kebijakan umum pembangunan lingkungan hidup yang dituangkan dalam RPJMD pada agenda Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Pembangunan Berkelanjutan dengan arah kebijakan
yang diarahkan untuk : 1 Memperbaiki system manajemen dengan menerapkan pendekatan pengelolaan sumberdaya alam secara terpadu antara pemanfaatan dan konservasi untuk
menjaga kondisi fisik sumberdaya pada tingkat yang dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan; 2 Meningkatkan peran serta dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi dan
program pengelolaan sumberdaya alam termasuk penyedian jasa lingkungan untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat; 3 Melaksanakan pembangunan ekonomi
berbasis sumberdaya alam proses poduksi dan pemanfaatan dengan mengacu kepada prisip- prinsip keberlanjutan ekologi, pertumbuhan ekonomi, dan keadilan sosial; 4 Meningkatkan
pengawasan dan pengendalian melalui pembuatan peraturan daerah, monitoring dan evaluasi yang diperlukan untuk perbaikan system manajemen dan peningkatan pengelolaan dan
penegakan hukum; 5 meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kemampuan teknis
pengelolaan sumberdaya alam baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam kerangka penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan; 6 Meningkatkan pelaksanaan rehabilitasi dan
pemulihan cadangan sumberdaya alam yang rusakterdegradasi dan mengendalikan
pencemaran; 7 mengembangkan system informasi sumberdaya alam untuk mendukung
pengembilan keputusan dan mitigasi bencana banjir, kekeringan, longsor, gempa bumi, tsunami, dan bencana alam lainnya dan pengendalian daya rusak air; 8 Memperkuat kapasitas dan
kesiapan pengelolaan dan penanganan dampak bencana alam; 9 memperkuat kapasitas