Etika dan Estetika Berpakaian

44 Artinya: “Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash Ra., ia berkata : Rasulullah saw pernah melihat dua helai pakaian yang bergambar burung. Maka beliau bersabda : Sesungguhnya ini pakaian orang-orang kafir. Karena itu jangan kamu pakai dia.” HR. Muslim, Nasa’i, Al-Hakim, dan Ahmad. Khumais, 2002: 146. c. Tidak berasal dari zat yang diharamkan, baik zat maupun cara mendapatkannya. Dalam Islam segala sesuatu yang bersal dari zat yang di haramkan, hukumnya haram untuk di konsumsi. Sebab akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi penggunanya. Selain itu juga Islam menganjurkan kepada seluruh umat manusia agar mendapatkan suatu barang, baik makanan, minuman, pakaian, uang dan lain sebagai, dengan cara yang dihalalkan oleh syari’at Islam. Karena hal yang baik, dan diperoleh dengan cara yang baik pula, maka insyaallah akan membawa keberkahan dan manfaat yang banyak bagi diri sendiri pada khususnya dan bagi orang lain pada umumnya.

B. Etika dan Estetika Berpakaian

Etika atau aturan harus ditatati oleh setiap individu, khususnya dalam hal berpakaian. Begitu juga estetika atau nilai keindahan harus diperhatikan juga. Sebagaimana dalam Al-Qur’an firman Allah swt dan Al-Hadist Perkataan Nabi Muhammad saw sebagai berikut: 1. Al-Qur’an a. Al-Anbiya’ : 80 45             Artinya: “Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur kepada Allah.” QS. Al- Anbiya’: 80. Beberapa ayat Qur’an di atas menjelaskan bahwa, dalam berpakaian memilki beberapa etika. Diantaranya adalah ketika memasuki masjid. Umat manusia diperintahkan oleh Allah swt. agar memakai pakaian yang baik dan indah setiap memasuki masjid. Karena masjid merupakan tempat untuk beribadah kepada Allah swt. yaitu diantaranya adalah sholat. Sholat merupakan wujud ketaan kepada Allah swt. maka setiap memasuki masjid diperintahkan untuk mengenakan pakaian yang indah dan baik. 2. Hadis Nabi saw. Selain itu, Rasulullah saw. menjelaskan apa saja yang boleh dijadikan pakaian, apa yang tidak boleh dijadikan pakaian, apa yang disunnahkan untuk dipakai, dan apa yang dimakruhkan untuk dipakai. Oleh karena itu, orang muslim konsekuen dengan etika-etika berikut dalam berpakaian: a. Tidak boleh memperpanjang pakaian atau celananya, atau burnus sejenis mantel yang berkudung kepala, atau gamisnya hingga mencapai telapak kaki. 46 Dalam berpakaian Islam juga melarang memanjangkan pakaian sampai bawah mata kaki, karena hal tersebut di neraka. Selain itu juga barangsiapa yang memakai pakaian dengan memanjangkan sampai bawah mata kaki, dan menyeretnya dengan sombong, maka Allah swt. besok di hari kiyamat tidak akan melihatnya. Sebagaimana hal tersebut dijelaskan dalam hadist Rosulullah saw. yang berbunyi : ِﺺﯿِﻤَﻘﻟْاو ِراَزِﻹْا ﻲِﻓ ُلﺎﺒﺳ ِﺈْﻟَا ﺎًﺌﯿَﺷ ﺎﻬْﻨِﻣ ﺮﺟ ْﻦﻣ ،ِﺔﻣﺎﻤِﻌﻟْاو ﺮُﻈْﻨﯾ ﻢَﻟ َءﻼﯿَﺧ ِ ﺔﻣﺎﯿِﻘﻟْا مﻮﯾ ِﻪﯿَﻟِإ ﷲا . Artinya: “Memanjangkan hingga kedua di bawah kedua tumit pada kain, gamis, dan sorban. Barangsiapa menyeret salah satu dari padanya dengan sombong, maka Allah swt. tidak meelihat kepadanya pada hari kiyamat.” HR. An-Nasa’i. ﻪﺑﻮَﺛ ﺮﺟ ْﻦﻣ ﻲَﻟِإ ﷲا ﺮُﻈْﻨﯾ ﻻ َءﻼﯿُﺧ . Artinya: “Allah swt. tidak melihat kepada orang yang menyeret pakaiannya dengan sombong.” HR. Bukhori dan Muslim. b. Untuk wanita wajib memanjangkan pakaiannya hingga menutupi kedua kakinya, dan memanjangkan kerudung di kepalanya hingga menutupi leher dan dadanya. 47 Dalam Islam juga mengatur tentang pakaian bagi wanita. Allah swt memerintahkan kepada kaum wanita untuk memanjangkan kerudung untuk menutup auratnya. Selain itu juga Allah swt. memerintahkan kepada wanita agar tidak menampakkan perhiasan dan auratnya kecuali kepada kaum kerabatnya. Sebagaimana hal tersebut dalam firman Allah swt. dalam QS. An-Nur: 31, yang berbunyi:                                                                                48     Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki- laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan- pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” QS. An-Nur: 31. c. Diperbolehkan mengenakan cincin dari perak, atau mencetak namanya di cincin peraknya, kemudian menggunakannya sebagai cap surat- suratnya, atau buku-bukunya, dan sebagainya. Untuk kaum laki-laki, diperbolehkan untuk memakai cincin yang terbuat dari perak, dan memakainya di jari kelingking tangan kirinya. Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra., berkata: Artinya: “Cincin Rasulullah saw. terletak di ini jari, sambil memberi isyarat ke jari kelingking tangan kirinya.” HR. Muslim. d. Jika berpakaian memulai dengan tangan kanan. 49 Islam sangatlah kompleks, sampi-sampai hal memakai pakaian Islam mengaturnya. Jika memakai pakaian dianjurkan mendahulukan anggota yang kanan. Karena hal tersebut dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, yang diriwayatkan oleh Aisyah ra., berkata: Artinya: Rasulullah saw. menyukai memulai dengan tangan kanan dalam segala hal, dalam mengenakan kedua sandalnya, dalam bersisir dan dalam bersuci.” HR. Muslim. e. Jika memakai pakaian baru hendaklah berdo’a. Dalam berpakaian, Islam menganjurkan untuk berdo’a kepada Allah swt. apalagi akan memakai pakaian baru, maka dianjurkan dengan do’a sebagai berikut : ﻮﺴَﻛ ﺖْﻧَأ ﺪﻤَﳊْا َﻚَﻟ ﻢﻬﻠﱠﻟَا ﺎﻣﺮﯿَﺧو ،هﺮﯿَﺧ َﻚُﻟَﺄﺳَأ ،ِﻪﯿِﻨَﺗ ،ِهﺮَﺷ ْﻦِﻣ َﻚِﺑُذﻮﻋَأو ،ﻪَﻟ ﻊِﻨﺻ ﻪَﻟ ﻊِﻨﺻ ﺎﻣﺮَﺷو . Artinya: “Ya Allah, pujian untuk-Mu, Engkau telah memberi pakaian kepada ku. Aku meminta kebaikan pakaian ini kepada-Mu, dan kebaikan apa yang di ciptakan untuknya. Dan aku berlindung diri kepada-Mu dari keburukannya, dan keburuykan apa yang diciptakan untuknya.” f. Jika seorang muslim melihat saudara seagama mengenakan baju baru, maka mendo’akan. 50 Sebagai seorang muslim, bila melihat orang lain memakai pakaian yang baik atau busana baru, sebaiknya mendo’akan mereka dengan do’a seperti di atas. Karena hal tersebut sangtlah di anjurkan oleh Rasullah saw. yang mendo’akan Ummu Khalid yang mengenakan pakaian baru

BAB III GAMBARAN UMUM DAN TEMUAN PENELITIAN