Kegiatan Pembelajaran 1
6
Kini akan kita melanjutkan dengan membahas model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Dengan mengenal dan dapat
menerapkan suatu model pembelajaran di kelas, kita dapat pula melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas PTK atau menulis Karya Ilmiah yang lain.
Berikut ini akan dibahas tentang model-model pembelajaran yang disarankan dalam Kurikulum 2013 untuk dilaksanakan.
a. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah PBM, dianjurkan untuk diterapkan para guru yang melaksanakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menganut
pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan
untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Di dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based
Learning, peserta didik sebagai pusat pembelajaran atau student-centered, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik
untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan ataupun berkelompok kolaborasi antar peserta didik.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah, mula-mula dikembangkan pada sekolah kedokteran di Ontario Kanada pada 1960-an. Model ini dikembangkan sebagai
respon atas fakta bahwa para dokter muda yang baru lulus dari sekolah kedokteran itu memiliki pengetahuan yang sangat kaya, tetapi kurang memiliki
keterampilan memadai untuk memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam praktik sehari-hari. Perkembangan selanjutnya, PBM secara lebih luas diterapkan
di berbagai mata pelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi. PBM adalah model pembelajaran yang dilakukan untuk memecahkan
permasalahan yang diangkat oleh guru dan peserta didik. Model pembelajaran ini membahas dan memecahkan masalah autentik. Dengan pembelajaran berbasis
masalah kata model sering tidak ditulis peserta didik didorong untuk dapat menyusun pengetahuan sendiri, menumbuhkan keterampilan yang lebih tinggi,
melatih kemandirian peserta didik, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Masalah autentik diartikan sebagai masalah kehidupan nyata yang
ditemukan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Modul Pelatihan Matematika SMA
7
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk mendapatkan suatu penyelesaian tugas atau situasi yang benar-benar
sebagai masalah dengan menggunakan aturan-aturan yang sudah diketahui.
Dengan demikian pembelajaran berdasarkan masalah Problem Based Learning lebih memfokuskan pada masalah kehidupan nyata yang bermakna. Dalam PBM
ini, guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator. Guru mengajukan masalah otentikmengorientasikan peserta didik kepada
permasalahan nyata real world, memfasilitasimembimbing scaffolding dalam proses penyelidikan, memfasilitasi dialog antara peserta didik, menyediakan
bahan ajar peserta didik serta memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan temuan dan perkembangan intektual peserta didik.
Prinsip-prinsip PBM
Prinsip utama PBM adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta
didik untuk
mengembangkan pengetahuan
dan sekaligus
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Masalah nyata adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-
hari dan bermanfaat langsung apabila diselesaikan. Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh guru maupun
peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu. Masalah itu bersifat terbuka open-ended problem, yaitu masalah yang memiliki banyak jawaban
benar atau memiliki banyak strategialgoritma penyelesaian, yang mendorong keingintahuan peserta didik untuk mengidentifikasi strategi-strategi dan solusi-
solusi tersebut. Masalah itu juga bersifat tidak terstruktur dengan baik ill-
structured yang tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan cara menerapkan formula atau strategi tertentu, melainkan perlu informasi lebih
lanjut untuk memahami serta perlu mengkombinasikan beberapa strategi atau bahkan mengkreasi strategi sendiri untuk menyelesaikannya.
Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah PBM
Pada dasarnya, PBM diawali dengan aktivitas peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan atau disepakati. Proses penyelesaian masalah
tersebut berimplikasi pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam
Kegiatan Pembelajaran 1
8
menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru. Secara umum, tahapan-tahapan atau sintaks PBM sebagai
berikut.
Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap
Aktivitas Guru dan Peserta didik Tahap 1
Mengorientasikan peserta didik terhadap
masalah. •
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana atau logistik yang dibutuhkan.
• Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat
dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan.
Tahap 2 Mengorganisasi
peserta didik untuk belajar.
• Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang sudah diorientasikan pada
tahap sebelumnya memahami masalahnya.
Tahap 3 Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok.
• Guru
mendorong peserta
didik untuk
mengumpulkan informasi
yang sesuai
dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah menemukan strategialgoritma sendiri.
Tahap 4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya •
Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan melaksanakan atau menyiapkan karya yang
sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk presentasi, laporan, video, atau model.
Tahap 5 Menganalisis
dan mengevaluasi
proses dan hasil pemecahan
masalah. •
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi, atau evaluasi terhadap proses, hasil, atau
presentasi pemecahan masalah yang dilakukan.
b. Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
Dalam pembelajaran berbasis Kurikulum 2013, peserta didik juga didorong
untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai
dengan lingkungannya. Discovery diartikan sebagai penemuan. Discovery adalah proses mental di mana peserta didik mampu mengasimilasikan sesuatu konsep
atau prinsip . Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan dan sebagainya.