Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan Employee Benefit Liabilities
are in Indonesian language.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2012 dan 2011
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS continued
For The Three Months Period Ended March 31, 2012 and 2011
Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated
23 masa datang selama perkiraan umur dari
instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk
nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
instrument or a shorter period, where appropriate, to the net carrying amount of the
financial asset or liability.
Beban diakui pada saat terjadinya dasar akrual. Expenses are recognized when incurred accrual
basis.
n. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan n. Employee Benefit Liabilities
Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas imbalan kerja karyawan sesuai dengan
Undang-undang No. 132003 tanggal 25 Maret 2003 tentang “Ketenagakerjaan”
UU No. 132003 sesuai dengan PSAK No. 24 Revisi 2004, “Akuntansi Imbalan Kerja”.
Berdasarkan UU No. 132003, Perusahaan dan Entitas Anak diharuskan membayar imbalan
kerja karyawan jika kondisi tertentu dalam UU No. 132003 tersebut terpenuhi.
The Company and Subsidiaries recognize employee benefit liabilities in accordance with
Labor Law No. 132003 dated March 25, 2003 “Labor Law No. 132003” as accounted for
under SFAS No. 24 Revised 2004, “Employee Benefits”. Based on Labor Law No. 132003,
the Company and Subsidiaries are required to pay compensation benefits if certain conditions
stated in Labor Law No. 132003 are met.
Dalam PSAK No. 24 Revisi 2004, biaya untuk penyediaan imbalan kerja berdasarkan
UU No. 132003 ditentukan
dengan menggunakan metode penilaian aktuaria
“Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan
atau beban apabila akumulasi bersih dari keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum
diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10 dari nilai kini liabilitas imbalan
pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui secara garis lurus
selama perkiraan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang
timbul dari penerapan suatu program imbalan pasti atau perubahan-perubahan dalam utang
imbalan kerja program yang sudah ada diamortisasi sampai imbalan tersebut telah
menjadi hak karyawan. Under SFAS No. 24 Revised 2004, the cost of
providing employee benefits under UU
No. 132003 is determined using the
“Projected Unit Credit” actuarial valuation method. Actuarial gains and losses are
recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains and
losses at the end of the previous reporting year exceeded 10 of the present value of the
defined benefit obligation at that date. These actuarial gains or losses are recognized on a
straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees.
Further, past-service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or
changes in the benefit payable of an existing plan are required to be amortized over the
period until the benefits concerned become vested.
o. Instrumen Keuangan o. Financial Instruments