Laju Infiltrasi pada Model Tanaman

commit to user

C. Laju Infiltrasi pada Model Tanaman

Laju infiltrasi adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk melalui permukaan tanah. Kemampuan tanah untuk menyerap air infiltrasi pada suatu saat disebut kapasitas infiltrasi. Pada saat tanah keadaan kering maka laju infiltrasi tinggi. Sebaliknya saat tanah jenuh air, laju infiltrasi menjadi menurun dan akhirnya konstan. Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air. Selama laju penyediaan air hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi, maka terjadilah genangan air dipermukaan tanah atau aliran permukaan Arsyad, 2006. Berdasarkan uji Kruskal Wallis pengaruh berbagai model tanaman terhadap laju infiltrasi Lampiran menunjukkan bahwa model tanaman berpengaruh tidak nyata p 0,05 terhadap laju infiltrasi. Hal ini menggambarkan bahwa semua model tanaman menunjukkan laju infiltrasi yang hampir sama. Rerata laju infiltrasi tanah di berbagai model tanaman disajikan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Rerata Laju Infiltrasi semua Model Tanaman yang diamati Terlihat pada grafik ada salah satu laju infiltrasi yang nilainya sangat tinggi dibandingkan yang lain yaitu pada model B4. Pada lokasi ini tanaman utamanya berupa jati dan tanaman sisipan berupa mangga serta pete. Semuanya adalah tanaman yang bisa bertahan hidup di daerah yang beriklim ekstrim. Selain itu juga mempunyai perakaran yang kuat dengan penutupan tajuk cukup 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 LA JU I N F IL T R A S I c m j am Model Tanaman commit to user rapat. Hal tersebut dapat berfungsi mengurangi laju aliran permukaan run off karena air hujan tidak akan langsung jatuh mengenai permukaan tanah. Namun, tertahan sementara di batang dan tajuk tanaman disebut air intersepsi. Arsyad 2006 menyatakan bahwa bagian air hujan yang diintersepsi vegetasi akan menguap ke udara, yang berarti mengurangi banyaknya air hujan yang jatuh ke permukaan tanah. Sehingga mengurangi aliran permukaan dan mengurangi kekuatan perusak butir-butir air hujan terhadap tanah. Oleh karena itu dapat meningkatkan laju infiltrasi. Berdasarkan data di atas jelas bahwa rata-rata nilai limpasan permukaan yang terendah adalah di model B. Hal ini menunjukan bahwa komposisi tanaman pada model B telah memberikan pengaruh yang positif untuk mengurangi limpasan permukaan. Sehingga diharapkan akan meningkatkan laju infiltrasi. Berdasarkan uji korelasi, laju infiltrasi berkorelasi positif dengan BO. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kandungan bahan organik, laju infiltrasi semakin besar. Pengaruh bahan organik terhadap tanah sangat besar yaitu sifat- sifat tanah yang berhubungan dengan laju infiltrasi. Bahan organik mempengaruhi sifat fisika, kimia dan biologi pada tanah. Bahan organik memperbaiki sifat-sifat tanah tersebut sehingga nantinya akan meningkatkan Tabel 4.7 Volume Limpasan Permukaan mmbln Tahun 2011 Perlakuan Januari Febuari Maret April Rata-rata mmbln CH LP CH LP CH LP CH LP mm mm mm mm mm mm mm mm A 299 37.6 200 112.81 232 229.02 47 29.38 102.20 299 5.6 200 5.6 232 10.58 47 12.91 8.67 B 299 3.68 200 50.27 232 125.23 47 3.13 45.58 299 9.51 200 3.49 232 8.8 47 15.58 9.35 C 299 20.23 200 80.51 232 157.54 47 0.47 64.69 299 20.09 200 22.39 232 19.78 47 12.17 18.61 Sumber : Data Sekunder Hasil Analisis Laboratorium Tanah dan Hidrologi BPK Solo di Jumantono Ket : CH : Curah Hujan LP : Limpasan Permukaan commit to user laju infiltrasi pada tanah. Bahan organik akan mendorong agregasi dan memantapkan pori tanah karena membentuk koloid lambat balik yang berperan sebagai perekat. Tanah tersebut akan menjadi lebih mantap dan stabil. Sehingga laju infiltrasi akan tetap terjaga. Hal ini sesuai dengan penyataan Arsyad 2006 yang menyatakan bahwa kapasitas infiltrasi hanya dapat dipelihara jika porositas semula tidak terganggu selama berlangsungnya hujan. Tanah-tanah yang mudah terdispersi akan tertutup pori-porinya sehingga kapasitas infiltrasi cepat menurun. Tanah-tanah yang agregatmya stabil akan menjaga kapasitas infiltrasi tetap tinggi. Bahan organik akan meningkatkan daya jerap dan KTK. Hal ini berhubungan dengan koloid tanah yang merupakan indikasi tanah mengandung liat lempung dan senyawa organik. Inilah yang merupakan bahan perekat tanah untuk memantapkan agregat. Bahan organik juga meningkatkan jumlah dan aktivitas organisme makro dan mikro dalam tanah. Aktivitas organisme ini akan menyebabkan terbentuknya lubang atau celah pada tanah. Sehingga jumlah air yang meresap dalam tanah meningkat. Laju infiltrasi berkorelasi negatif dengan BV, BJ, dan kadar lengas. Artinya semakin tinggi nilai BV, BJ, dan kadar lengas maka laju infiltrasi akan semakin kecil. Sebaliknya semakin rendah nilai BV, BJ, dan kadar lengas maka laju infiltrasi akan semakin besar. Bobot jenis BJ, bobot volume BV dan kadar lengas akan berpengaruh terhadap porositas. Bobot jenis dan bobot volume memiliki pengertian yang sama, yaitu perbandingan antara bobot dengan volume partikel tanah, hanya saja perbedaannya ada pada saat pengukuran volume. Berat volume tanah ditentukan sebagai massa atau berat suatu kesatuan volume tanah kering yang dinyatakan dalam gram per cm 3 . Volume tanah ini menyangkut benda padat dan pori tanah. Sedangkan berat jenis tanah didasarkan suatu kesatuan volume tanah dimana volume tanah ini hanya menyangkut padatan saja. Berdasarkan hal ini, maka berat jenis tanah suatu tanah mempunyai nilai yang lebih besar dari berat volume tananhmya. Hal ini dikarenakan berat volume ditentukan dari suatu massa tanah atau dari berat commit to user suatu kesatuan volume tanah kering yang mencakup benda padatan atau pori, sedangkan berat jenis tanah merupakan suatu ukuran berat yang hanya memperhitungkan butir-butir padatan tanah saja. Total porositas tanah lempung lebih tinggi dibanding tanah berpasir. Pada lokasi penelitian kandungan lempung masih sangat rendah. Hal tersebut disebabkan karena lokasi dengan ordo tanah Inceptisol yang resisten terhadap pelapukan serta rentan dengan pencucian. Sehingga membuat pori totalnya rendah karena tanahnya didominasi fraksi pasir yang komposisi penyusunnya adalah pori berukuran besar.

D. Permeabilitas Tanah pada Model Tanaman