Pengujian Simultan Pengujian Parsial

71 Gitta Parlina Zakaria, 2015 PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu GAMBAR 3.1 REGRESI BERGANDA Keterangan : X1.1 = recreation X1.2 = sociability X1.3 = learning experience X1.4 = aesthetic experience X1.5 = celebrative experience X1.6 = issue - oriented experience

3.2.8.5 Pengujian Simultan

Pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan uji F, yaitu dengan menggunakan rumus Riduwan dan Akdon, 2013:257 � = R ⁄ − � − − Keterangan : R = Koefisien Korelasi k = Jumlah variabel independen n = Jumlah Sampel Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : Jika F hitung F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika F hitung F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima X1.1 X1.2 Y X1.3 X1.5 X1.4 X1.6 72 Gitta Parlina Zakaria, 2015 PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk n-2 serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut : H = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan museum experience terhadap perilaku pasca berkunjung Ha ≠ 0, terdapat pengaruh museum experience terhadap perilaku pasca berkunjung

3.2.8.6 Pengujian Parsial

Pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t seperti dalam Riiduwan dan Akdon 2013:250 yaitu sebagai berikut : = r √ − − Keterangan : r = Nilai Korelasi n = jumlah responden r 2 = Besarnya pengaruh Pengujian hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis pada pengujian parsial dapat ditulis sebagai berikut : Ho = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara recreation terhadap perilaku pasca berkunjung Ha ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara recreation terhadap perilaku pasca berkunjung Ho = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara sociability terhadap perilaku pasca berkunjung Ha ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara sociability terhadap perilaku 73 Gitta Parlina Zakaria, 2015 PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pasca berkunjung Ho = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara learning experience terhadap perilaku pasca berkunjung Ha ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara learning experience terhadap perilaku pasca berkunjung Ho = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara aesthetic experience terhadap perilaku pasca berkunjung Ha ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara aesthetic experience terhadap perilaku pasca berkunjung Ho = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara celebrative experience terhadap perilaku pasca berkunjung Ha ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara celebrative experience terhadap perilaku pasca berkunjung Ho = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara issue-oriented experience terhadap perilaku pasca Ha ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara issue-oriented experience terhadap perilaku pasca berkunjung Jika t tabel t hitung Maka Ho ditolak Ha diterima Gitta Parlina Zakaria, 2015 PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif menggunakan analisis regresi berganda antara museum experience dengan perilaku pasca berkunjung pengunjung non-rombongan ke Museum Geologi Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Museum experience Museum Geologi Bandung sebagai tujuan wisata mendapat penilaian yang baik dari pengunjung. Museum experience terdiri dari sub variabel recreation, sociability, learning experience, aesthetic experience, celebrative experience, dan issue – oriented experience. Sub variabel yang mendapat penilaian tertinggi yaitu sub variabel celebrative experience. Hal tersebut terjadi karena celebrative experience merupakan perasaan yang dapat dirasakan oleh pengunjung mengenai masa lampau melalui koleksi Museum Geologi Bandung yang notabene berisi temuan geologi yang sebagian besar bernilai sejarah. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Neil, et.al 2008:303 bahwa museum-museum sejarah menawarkan celebrative experiences dan disana terdapat narasi mengenai kehebatan peradaban atau kejadian sejarah yang besar. Sedangkan sub variabel yang mendapat penilaian paling rendah adalah sociability. Hal ini terjadi karena karakteristik Museum Geologi Bandung sebagai pusat informasi geologi dan kurang mengedepankan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan bersama maka interaksi sosial di museum tidak terlalu banyak berlangsung. Selain itu kurang diperhatikannya fasilitas pendukung guna menunjang interaksi sosial yang lebih tinggi seperti yang diutarakan Neil, et.al 2008:161 bahwa, “museums should provide ample seating to encourage social exchange ”. Penilaian terhadap sociability menempati paling rendah karena pengunjung tidak terlalu banyak berbagi kegiatan dan pengalaman selama berkunjung, karena interaksi yang didapat selama melakukan kegiatan bersama yang akan membentuk pengalaman itu sendiri. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Celsi et al. 1993 dalam Amalia Triantafi llidou dan George Siomkos 2014:529 bahwa, “the experience acts as a “bond” between consumers who share the experience”.