Prosedur Penelitian Teknik Analisis Data

Ligia Rifani, 2014 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 0,70-1,00 Baik Sekali 5 Negatif Tidak Baik Suharsimi arikunto, 2001 : 218

1.6 Prosedur Penelitian

1. Tahap Pretest Melaksanakan pretest pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan melaksanakan Pretest maka hasil dari Pretest ini akan memberikan sebuah gambaran keadaan awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum masing-masing kelas diberi perlakuan treatment. 2. Tahap Proses Memberi perlakuan atau treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada tahap ini kelas eksperimen dikenai perlakuan berupa pembelajaran dengan penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer, sedangkan kelas kontrol menggunakan Model Pembelajaran Berpikir induktif. 3. Tahap Post test Melakukan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada tahap ini akan diambil data hasil akhir pembelajaran setelah dikenai perlakuan.

1.7 Teknik Analisis Data

1.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut normal atau tidak. Hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan Ligia Rifani, 2014 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu uji statistik yang akan digunakan. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini yaitu uji Liliefors Test. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut Ating dan Sambas, 2006:289, sebagai berikut: a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama. b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu frekuensi harus ditulis. c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatimya. d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik observasi. e. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoretical Proportion pada table z f. Menghitung Theoretical Proportion. g. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi. h. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi Dibawah ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas data: Tabel 3. 5 Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas X F Fx Z - - 1 2 3 4 5 6 7 8 Keterangan : Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul Ligia Rifani, 2014 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik observasi. Formula, = fkn Kolom 5 : Nilai Z, formula, ̅ Dimana : ̅ ∑ dan S = √ ∑ ∑ Kolom 6 : Theoretical Proportion label z: Proporsi Kumulalif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada label distribust normal. Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion dengan cara mencari selisih kolom 4 dan kolom 6 Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut Adalah D hitung. Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara √ . Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :  D hitung D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.  D hit ung ≥ D tabel, maka HO ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal. Ligia Rifani, 2014 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.7.2 Uji Homogenitas

Uji Homogenitas merupakan uji perbedaan varians kelompoknya. Asumsi uji homogenitas adalah untuk kepentingan akurasi data dan keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Dengan kata lain, uji homogenitas ini untuk menguji apakah sampel yang diambil telah homogenitas atau telah memiliki karakteristik sifat yang sama. Uji statistika yang akan digunakan adalah Uji Burlett. Kriteria yang digunakannnya adalah apabila bila nilai hitung nilai tabel , maka menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus: [ ∑ ] Sambas Ali Muhidin, 2010:96 Dimana : = Varians tiap kelompok data = n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = Log ∑ = Varians gabungan = = ∑ ∑ Sambas Ali Muhidin, 2010:96 Sambas Ali Muhidin 2010:97, menjelaskan mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah: Ligia Rifani, 2014 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Menentukan kolompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut. b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses peritungan, dengan model tabel sebagai berikut: Tabel 3. 6 Model Tabel Uji Barlett Sampel db = n-1 1 2 3 … … ∑ c. Menghitung varians gabungan d. Menghitung log dari varians gabungan e. Menghitung nilai Barlett f. Menghitung nilai g. Membuat kesimpulan Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diambil dari hasil pretest dan hasil postest Ligia Rifani, 2014 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sedangkan data kualitatif diambil dari lembar observasi aktivitas guru dan juga aktivitas siswa.

1.7.3 Uji Beda Uji-t

Pengujian selisih dua rata-rata atau yang kita sebut dengan uji-t ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan yang signifikan secara statistik. Adapun rumus dari uji beda uji-t adalah seperti dibawah ini: ̅̅̅ ̅̅̅ √ Sugiyono, 2006:118 Keterangan: : rata-rata nilai kelompok eksperimen : rata-rata nilai kelompok kontrol : jumlah siswa kelas eksperimen : jumlah siswa kelas eksperimen : varians skor kelompok eksperimen : varians skor kelompok kontrol Uji beda uji-t ini akan digunakan untuk mencari perbedaan pada soal pretest, perbedaan pada saat proses ketika terjadi perlakuan, dan juga perbedaan pada soal postest . Uji beda ini dilakukan agar mengetahui kesignifikansi statistik perbedaan atau perubahan yang terjadi Ligia Rifani, 2014 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.7.4 Perhitungan Skor Gain Ternomalisasi

Perhitungan skor gain diperoleh dari selisis skor tes awal pretest dengan skor tes akhir postest. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono 2006:200, “Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari treatmen ”. Perhitungan yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah sebagai berikut: G = Dengan G sebagai gain, sebagai skor tes awal dan sebagai skor tes akhir. Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut: g = Kemudian nilai gain ternomalisasi g yang diperoleh di interprestasikan dengan klasifikasi pada tabel berikut ini: Tabel 3. 7 Interprestasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai g Klasifikasi g ≥ 0,7 Tinggi 0,7 g ≥0,3 Sedang g 0,3 Rendah

1.8 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE LEARNING TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI : Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK W

0 0 59

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Sangkuriang 1 Cimahi Tahun

0 2 51

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI :Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cireb

0 3 36

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI : Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cire

0 0 48

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 201

0 1 53

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MNEMONIC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 201

1 3 44

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi.

0 1 43

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN KONSEP : Studi Kuasi Eksperimen Pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen Kantor kelas X Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung Ta

0 0 47

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN.

0 0 180

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK KRISTEN 2 KLATEN.

0 0 150