Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham
Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pasar modal menjadi salah satu indikator dalam proses pembangunan suatu negara serta menunjang perekonomian negara, hal ini senada dengan
pernyataan Idroes dan Sugiarto 2006:120, yang menyatakan bahwa pasar modal memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional yakni sebagai salah
satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Di dalam perekonomian, sumber dana bagi pembiayaan beroperasinya
perusahaan-perusahaan sangatlah terbatas, oleh karena itu pasar modal muncul sebagai salah satu alternatif solusi pembiayaan jangka panjang. Dengan dukungan
dana jangka panjang ini, roda pembangunan diharapkan dapat berjalan. Pasar Modal menurut Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi 2009:41
adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan
sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat dana perusahaan. Sedangkan menurut Tandelilin 2010:26 pasar modal berperan sebagai lembaga perantara
antara pihak yang memiliki kelebihan dana atau investor dengan pihak perusahaan yang memerlukan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Salah satu
sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham.
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham
Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Di Indonesia tempat jual beli sekuritas dikenal dengan Bursa Efek Indonesia BEI. Pada tahun 2007-2008 IHSG Indeks Harga Saham Gabungan
mengalami penurunan pada penutupan tanggal 30 Desmber 2008, IHSG berada pada level 1.355,408 turun sekitar 50.64 dari penutupan 30 desember 2007 yang
berada pada level 2.745,826 hal ini disebabkan oleh krisis global yang berawal dari Amerika Serikat pada tahun 2007 dan semakin dirasakan dampaknya
keseluruh dunia termasuk negara berkembang seperti Indonesia. Tetapi pada penutupan tanggal 30 Desember 2009, IHSG naik kembali pada level 2.534,356
yang naik sekitar 86,98 dari penutupan 2008 IDX Yearly Statistic, 2007, 2008, 2009. Pertumbuhan indeks harga saham pada sektor industri di BEI juga terlihat
lambat, tidak terkecuali sektor consumer goods yang meliputi subsektor food and beverage, tobaco manufactures, pharmaceticeutical, cosmetic and household,
houseware. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 Indeks Harga Saham Consumer Goods Sumber: IDX Yearly Statistic, 2008
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham
Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Gambar 1.1 menjelaskan bahwa jika dibandingkan tahun 2007, pada tahun 2008 sektor consumer goods mengalami penurunan harga saham dari 436.039
menjadi 326.843, yang berarti ada penurunan sebesar 25.04 IDX Yearly Statistic, Desember 2008
Disepanjang tahun 2008, harga saham sektor consumer goods mengalami penurunan hingga bulan desember 2008 dengan harga saham senilai 326.843,
kenaikan terus dialami hingga penutupan pada bulan desember 2009 dengan harga saham 671.305. Dari data tersebut harga saham sektor consumer goods terus
mengalami peningkatan selama tahun 2009. Ternyata pada tahun 2009 sektor consumer goods mengalami peningkatan yang drastis, hal itu dapat dilihat pada
gambar 1.2.
Gambar 1.2 Indeks Harga Saham Consumer Goods Sumber: IDX Yearly Statistic, 2009
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham
Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Disepanjang tahun 2009 harga saham sektor consumer goods masih mengalami peningkatan bahkan pada juli 2009 terdapat lonjakan 19,26 dan
terus diikuti bulan-bulan berikutnya. Consumer goods merupakan salah satu faktor penting dalam perekonomian di Indonesia kebutuhan akan makanan dan
minuman, obat-obatan, kosmetik dan peralatan rumah tangga sangat tinggi. Oleh karena itu sektor consumer goods menjadi perhatian dalam dunia bisnis dan
investasi. Salah satunya sektor makanan dan minuman, industri ini menyediakan
kebutuhan primer manusia sehingga tetap dapat menjadi prioritas utama konsumen meskipun kondisi perekonomian kurang mendukung. Data dari Badan
Pusat Statistik menunjukkan rata-rata 51 pengeluaran per bulan masyarakat Indonesia ditujukan untuk konsumsi makanan, dengan makanan jadi mengambil
porsi paling besar, sekitar 11-12 terhadap total pengeluaran. Hal ini yang menjadikan industri pengolahan makanan dan minuman Indonesia menarik.
Sebesar 60 dari total investasi makanan minuman di Indonesia merupakan investasi pada pengolahan makanan, sisanya 40 merupakan investasi pada
industri minuman. Sumber: IPOT NEWS, 9 Januari 2012. Pangsa pasar produk makanan dan minuman ini tidak hanya terbatas untuk
kalangan tertentu seperti produk industri yang lain. Faktor lain yang mendukung untuk perkembangan industri makananan dan minuman yaitu untuk bahan baku
tersedia melimpah di dalam negeri sehingga tidak perlu menambah biaya untuk melakukan import. Sektor makanan dan minuman untuk saat ini memegang
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham
Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
peranan yang cukup penting dalam perkembangan industri nasional. Kondisi tersebut mengakibatkan pada sektor ini menjadi salah satu pilihan para investor
sebagai sarana investasi yang menjanjikan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan makanan dan minuman yang go public dan menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut telah cukup besar usahanya, dapat menyerap tenaga kerja dan investasi modal yang cukup besar.
Sektor makanan dan minuman berkembang luas secara nasional di seluruh wilayah Indonesia sehingga pengembangan wilayah Indonesia dapat terbantu
dengan adanya perusahaan makanan dan minuman. Kenyataan tersebut dapat memberikan suatu pertimbangan bagi para investor untuk melakukan investasi
pada sektor ini. Oleh karena itu para investor yakin sektor makanan dan minuman mampu memberikan pengembalian yang optimal. Pengembalian dalam skripsi ini
sama dengan atau berarti return. Perusahaan pada sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI pada periode tahun 2009 tercatat sebanyak 13 perusahaan, namun pada tahun 2010 PT.Aqua Golden Mississippi Tbk tidak lagi tercatat di
BEI delisting karena memilih untuk go private. Alasan PT.Aqua Golden Mississippi melakukan go private karena banyak pemegang saham minoritas yang
tidak dapat menjual sahamnya karena saham tidak likuid. Sumber: Republika, 24 Septermber 2010. Sehingga pada periode 2009-2011 perusahaan pada sektor
makanan dan minuman yang tetap listing berjumlah 12 perusahaan.
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham
Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Berikut merupakan data empiris mengenai tingkat pengembalian saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2011:
Tabel 1.1 Pengembalian Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2008-2011
sumber:www.yahoofinance.com data diolah
Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat pengembalian saham pada perusahaan industri makanan dan minuman berfluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008
hampir semua perusahaan memberikan pengembalian yang negatif hanya ada empat perusahaan yang memberikan pengembalian yang positif. Hal ini
disebabkan karena harga saham masing-masing perusahaan makanan dan
Nama Perusahaan Return
2008 2009
2010 2011
PT. Akasha Wira International Tbk -0,69
1,57 1,27
-0,34 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
-0,43 -0,04
1,01 -0.35
PT. Cahaya Kalbar Tbk. -0,1
2,67 0,63
1,33 PT. Davomas Abadi Tbk.
-0,76 -0,13
0,48 -0,32
PT. Delta Djakarta Tbk. 0,26
1,96 0,90
0,57 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
-0,65 1,46
0,37 0,004
PT. Mayora Indah Tbk. -0,36
1,51 0,97
0,34 PT. Multi Bintang Indonesia
-0,2 1,96
0,80 0,74
PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. 1,35
0,23 -0,45
3,5 PT. Sekar Laut Tbk.
0,4 0,66
-0,06 -0,01
PT. Siantar Top Tbk. -0,6
0,51 0,60
0.63 PT. Ultra Jaya Tbk.
0,23 0.29
1,12 0,001
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham
Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
minuman pada periode 2008 mengalami penurunan sehingga menyebabkan pengembalian yang diterima pun menjadi negatif, sebab harga saat penutupan
tahun 2008 lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sedangkan tahun 2009 banyak perusahaan yang memberikan pengembalian yang positif dan yang memberikan
pengembalian paling tinggi adalah perusahaan Mayora Indah Tbk sedangkan yang memberikan pengembalian negatif ada tiga perusahaan yaitu PT. Davomas Abadi
Tbk, PT. Tiga Pilar Sejahtera Group Tbk dan PT. Ultrajaya Tbk. Tahun 2010 tidak jauh berbeda dengan tahun 2009 perusahaan masih banyak yang
memberikan pengembalian positif meski pengembalian yang diterima menurun dari tahun 2009.
Tahun 2011 lebih banyak perusahaan yang memberikan pengembalian yang negatif daripada tahun 2010 hal ini dibenarkan oleh Adhi Siswaja Lukman,
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia GAPMMI. Menurutnya investasi industri makanan dan minuman selama tahun 2010
mencapai nilai Rp 25,6 triliun, sementara investasi tahun 2011 hanya terbukukan senilai Rp 13,2 triliun data sampai Oktober. Walaupun data November dan
Desember belum terangkum, namun sudah dipastikan investasi tahun 2011 lebih rendah dari investasi tahun 2010. Sumber: Fiqhislam, 12 Januari 2012.
Menurunnya nilai investasi pada perusahaan makanan dan minuman berimbas pada pengembalian yang di dapat pada tahun 2010, hal ini mungkin disebabkan
keterbatasan energi terutama gas serta kondisi infrastruktur yang kurang memadai
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham
Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
dan juga masih banyaknya produk makanan dan minuman yang berasal dari negara lain, misalnya Malaysia, Singapura atau Cina
Namun dalam menilai suatu investasi yang benar-benar optimal, hasil investasi tidak hanya dilihat dari tingkat pengembalian sahamnya saja tetapi harus
memperhatikan faktor risiko. Menurut Sjahrial 2007:133, hanya menghitung pengembalian saja tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu
diperhitungkan, pengembalian dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah. Pengembalian dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko
semakin besar pula pengembalian yang harus diraih. Menurut Tandelilin 2010:104 risiko investasi dapat dibagi menjadi dua,
yaitu risiko sistematis Systematic Risk dan risiko tidak sistematis Unsystematic Risk. Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar merupakan risiko yang
berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas pengembalian suatu investasi.
Sedangkan risiko tidak sistematis atau dikenal dengan risiko perusahaan adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko
perusahaan terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti dengan judul
”Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham Studi Kasus Pada perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia periode 2009-2011 ”.
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham
Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
1.2 Rumusan Masalah Penelitian