Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi stres yang cukup besar pada mahasiswa di Jizan University, Kingdom Saudi Arabia yaitu 71,9 Sani M, Mahfouz MS, 2012. Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi akan memunculkan dampak negatif yaitu antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat dan memahami pelajaran. Penurunan tingkat konsentrasi dalam belajar membuat daya ingat menjadi berkurang atau memori menjadi rendah, sehingga secara tidak langsung dapat menyebabkan mahasiswa- mahasiswi tidak mencapai daya serap ilmu yang maksimal. Memori atau ingatan adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi, serta berperan dalam proses pembelajaran individu. Ingatan dapat gagal jika individu tidak dapat mengingat informasi yang masuk, hal ini terjadi karena adanya kegagalan dalam proses pemasukan informasi, penyimpanan informasi, atau dalam tahap pengingatan kembali Atkinson, 1996. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi memori individu, diantaranya adalah adanya interferensi atau gangguan, pecahnya perhatian, keadaan fisik yang lelah, pengaruh zat kimia tertentu, dan emosi Gunawan, 2003. Faktor-faktor ini sering menjadi penyebab penurunan memori mahasiswa-mahasiwi dalam proses belajar di bangku perkuliahan. Memori jangka pendek merupakan suatu ingatan yang membentuk informasi dalam waktu yang relatif singkat dan hanya memuat hal yang relatif sedikit. Memori tersebut sebagian besar hanya dapat dipertahankan dalam waktu pendek dan informasi yang didapatkan minimal. Aktivitas yang menggunakan memori ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Maka para peneliti menawarkan beberapa alternatif metode untuk meningkatkan memori, diantaranya adalah olahraga, brain Universitas Kristen Maranatha 2 gym, terapi humor, dan aromaterapi. Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak esensial atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga. Aromaterapi memiliki manfaat yang sangat beragam, mulai dari pertolongan pertama sampai membangkitkan rasa gembira Hutasoit, 2002. Para ahli mengatakan, aromaterapi dapat merangsang sistem limbik dalam otak yang mempengaruhi perasaan relax, tenang, dan kegembiraan. Aromaterapi juga diyakini dapat berefek terhadap mood dan rasa emosi. Keadaan emosi manusia diatur oleh otak di dalam sistem limbik. Dalam sistem limbik tidak hanya mengatur tentang emosi, namun juga mengatur memori, dan perilaku. Semuanya dapat saling berkaitan satu sama lain. Aromaterapi yang masuk akan mempengaruhi kompleks sensorik somatik yang secara instan mengaktifkan sistem saraf otonom, memori, dan emosi melalui amigdala dan struktur limbik lainnya. Bau yang dihirup akan mengaktifkan pelepasan neurotransmiter seperti serotonin, endorfin, dan norepinefrin di hipotalamus hipofisis axis dan memodulasi neuroreceptors dalam kekebalan tubuh, sistem suasana hati, mengubah, mengurangi kecemasan, dan mengganggu respon stres Butje, 2008 Aromaterapi digunakan dengan cara penghirupan, pengompresan, pengolesan di kulit, perendaman dan akan lebih efektif disertai dengan pijatan Hutasoit, 2002. Salah satu jenis aromaterapi yang dapat digunakan adalah Cinnamon atau kayu manis. Cinnamon mempunyai banyak manfaat diantaranya adalah meningkatkan fungsi otak, antibakteri, anti-inflamasi, mencegah proliferasi sel kanker, mengontrol gula darah. Berdasarkan penelitian sebelumnya, Cinnamon dapat meningkatkan alertness saat mengemudi Bryan Raudenbush, 2009. Ini membuktikan bahwa dengan meningkatnya kewaspadaan maka fungsi otak akan bekerja lebih optimal, sehingga memori diperkirakan akan meningkat. Sampai saat ini belum ada penelitian yang meneliti pengaruhnya terhadap memori. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran aromaterapi minyak kayu manis dalam peningkatan memori jangka pendek. Universitas Kristen Maranatha 3

1.2 Identifikasi Masalah