1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan pola pikir peneliti.
b. Bagi Perusahaan Memberikan masukan dan pertimbangan dalam mengambil
kebijaksanaan serta keputusan terutama yang berhubungan dengan pencapaian keuntungan atau laba pada perusahaan jasa.
c. Bagi pihak lain Memberikan manfaat sebagai bahan referensi yang nantinya dapat
memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1. Struktur Modal
2.1.1.1. Pengertian Struktur Modal
Struktur modal capital structure merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka
panjang perusahaan. Stuktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan
manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya”. Sawir, 2004:2 menurut Martono 2001:240, Struktur modal adalah perbandingan atau
perimbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjuk oleh perbandingan hutang jangka panjang perusahaan terhadap modal sendiri.
Sedangkan menurut Husnan 1996:275, struktur modal adalah perbandingan antara sumber jangka panjang bersifat pinjaman dan
modal sendiri. Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan perbandingan atau perimbangan antara total
hutang dengan modal sendiri dalam perusahaan.
Perusahaan dalam menentukan struktur modalnya pasti bertujuan untuk meminimalkan biaya modal yang akan dikeluarkan, karena biaya
ini secara potensial akan mengurangi pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Jika biaya modal ini dapat diminimalisir, jumlah
Universitas Sumatera Utara
dividen yang akan dibayarkan akan meingkat, dan hal ini tentunya dapat memaksimalkan harga saham.
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Tujuan ini jelas bukan hanya menguntungkan
pemegang saham, tetapi juga memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, yang menguntungkan
perekonomian. Kekayaan pemegang saham akan menjadi maksimal dengan memaksimalkan perbedaan antara nilai pasar saham dengan nilai
buku saham yang bersangkutan. Ini dapat dicapai dengan membuat kebijakan struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal yang
meminimalisasi biaya modal sehingga menjaga pengembalian atas investasi tetaptinggi.Perusahaan pada umumnya menghadapi
permasalahan bagaimana mengatur kombinasi yang optimal antara pinjaman utang dan modal sendiri untuk memaksimalkan nilai
perusahaan secara keseluruhan. Empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal
Brigman, 2009: 7, yaitu: 1. Risiko bisnis, yakni risiko yang melekat pada operasi perusahaan apabila
perusahaan tidak menggunakan hutang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, maka makin rendah rasio hutang yang optimal.
2. Posisi pajak perusahaan, yakni dengan menggunakan hutang maka biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan
biaya hutang yang sesungguhnya. 3. Fleksibilitas keuangan ataukemampuan untuk menambah modal dengan
persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa modal yang kuat diperlukan untuk
operasi yang stabil dan pemilik modal lebih sika menanamkan modalnya pada perusahaan dengan posisi neraca yang baik bila keadaan
perekonomian sulit.
Universitas Sumatera Utara
4. Konservatisme atau agresivitas manajemen, yakni ada sebagian besar manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih
cenderung menggunakan hutang untuk meningkatkan laba, dimana hal ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal, tetapi akan
mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi struktur modal. Penentuan struktur modal bukanlah sebuah ilmu pasti, karena itu, meskipun perusahaan-perusahaan
berada dalam industri yang sama, seringkali mempunyai struktur modal yang berbeda.Menurut Brigham 2001:5, kebijakan struktur modal melibatkan
perimbangan trade off, antara resiko dan tingkat pengembalian sebagai berikut: a. Menggunakan lebih banyak hutang berarti memperbesar risiko yang
ditanggung pemegang saham. b. Menggunakan lebih banyak hutang juga memperbesar tingkat
pengembakian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham tetapi
meningkatkan tingkat pengembangan yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut, karena itu struktur modal yang optimal harus berada pada
kesinambungan antara risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham.Struktur modal yang optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga
saham perusahaan, dengan menyeimbangkan antara resiko dengan pengembalian. Keseimbangan antara tingkat pengembalian dengan risiko menunjukkan keadaan
struktur modal yang optimal, sedangkan bila tingkat pengembalian hutang memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada risiko yang diterima
maka struktur modal perusahaan dapat dikatakan belum optimal dan bisa dilakukan penambahan modal sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2.Teori struktur modal
Teori struktur modal menjelaskan pengaruh antarastruktur modal dengan nilai perusahaan. Dengan kata lain, apabila perusahaan merubah
sebagian modalnya dengan hutang ataupun sebaliknya, apakah akan merubah harga saham tanpa perubahan keputusan-keputusan keuangan
lainnya oleh perusahaan. Tetapi bila dengan merubah struktur modal akan merubah nilai perusahaan, maka akan diperoleh struktur modal
yang optimal. Berikut ini adalah beberapa teori dari struktur modal:
1. Agency Theory teori keagenan Menurut Sartono 1998:2 “Masalah keagenan agency problem
biasanya terjadi antara manajer dengan pemegang saham atau antara stockholders dengan debtholders”. Teori ini menjelaskanbahwa struktur
modal disusun untuk mengatasi permasalahan kepentingan antar kelompok seperti yang terjadi antara pemegang saham dengan
manajemen perusahaan. Agency problem biasanya terjadi pada perusahaan besar karena relative kecilnya proporsi kepemilikan
perusahaan oleh manajer.Konflik yang terjadi dalam teori agensi melibatkan manajer dengan pemegang saham, dimana saat posisi
manajer memegang uang kas dalam jumlah yang berlebih yang memungkinkan digunakan untuk keperluan pribadi, kesalahan dalam hal
ini akan mengakibatkan kesalahan manajer dalam mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan pemegang saham, hal ini dikarenakan arus kas
Universitas Sumatera Utara
bebas yang terlalu besar. Seharusnya arus kas bebas yang berlebihan dapat dikurangi dengan membeli kembali saham ataupun
mengalirkannya kembali kepada pemegang saham dalam dividen yang lebih besar atau membeli kembali saham, maka hal tersebut akan
menaikan harga saham dan memakmurkan pemegang saham. Konflik yang terjadi pada substitusi asset yang dilakukan oleh
pemegang saham, dimana jumlah hutangnaik secara signifikan bila dibandingkan dengan jumlah saham. Pemegang saham berusaha untuk
menaikkan laba dengan meningkatkan rasio perusahaan, dimana pemegang saham akan meningkatkan risiko dengan cara memperbesar
jumlah pinjaman hutang yang akan digunakan untuk pengoperasian perusahaan yang dengan tambahan modal yang semakin besar yang
diperoleh dari hutang akan meningkatkan kinerja perusahaan guna memperoleh laba yang lebih besar, tetapi hal ini bukan merupakan
sesuatu yang baik bagi pemegang hutang. Keuntungan perusahaan tidak akan menentukan pay-off yang akan dibayarkan, karena akan tetap
sebesar jumlah bunga yang dibayarkan. Jika terjadi kerugian, risiko yang ditanggung pemegang saham tidak terlalu besar karena risiko dititik
beratkan kepada perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut, pemegang hutang akan meningkatkan jumlah bunganya sesuai dengan peningkatan
hutang yang diperoleh perusahaan. Struktur modal seperti ini menyangkut permasalahn diantara pemegang hutang dengan pemegang
saham.
Universitas Sumatera Utara
2. Pecking Order Theory Teori Pecking Order Pecking Order Theory dalam struktur
modal dijelaskan dalam empat poin berikut: • Perusahaan menerapkan kebijaksanaan denda untuk kesempatan
investasi. • Perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan dana
dari dalam dulu, lalu modal keuangan eksternal akan dicari. • Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan pertama akan
memilih menerbitkan sekuritas utang. Menerbitkan sekuritas jenis modal akan diterbitkan terakhir.
• Dengan semakin banyaknya dana eksternal dibutuhkan untuk mendanai proyek dengan nilai sekarang positif, pendapat pecking
order akan diikuti, ini berarti lebih menyukai utang yang beresiko, artinya konvertibel, modal preferen, dan modal biasa sebagai pilihan
terakhir. Keown, 2000:57
Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu lagi membuka diri dari pemodal luar, kalau bisa
mempengaruhi sumber dana yang diperlukan tanpa memperolehnya dari pemodal luar sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih
disukai dalam bentuk utang daripada modal sendiri dengan alasan : pertama, biaya emisi obligasi lebih murah daripada biaya emisi saham
baru. Kedua, manajer khawatir penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai akibat buruk dari pemodal, dan membuat harga saham akan
turun. Jadi, urutan sumber pendanaan dengan mengacu pada pecking order theory adalah dana internal fund internal, utang debt, dan
modal sendiri equity.
Universitas Sumatera Utara
3.Teori Trade Off Trade Off Theory Sejumlah argumentasi terdahulu mengarah pada perkembangan
yang disebut dengan “Teori Trade Off dari Leverage”, dimana perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang dengan suku
bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi Bringham, 2006:36. Ringkasan dari teori trade off :
• Fakta bahwa bunga adalah beban pengurang pajak menjadikan utang lebih mudah daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya
secara tidak langsung pemerintah telah membayarkan sebagian biaya dari modal utang, atau dengan cara lain, utang memberikan manfaat
perlindungan pajak. Jadi, penggunaan utang memberikan lebih banyak laba operasi perusahaan yang dterima oleh para investor. Karenanya
semakin banyak perusahaan mempergunakan utang, semakin tinggi harga sahamnya. Menurut asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan
pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal sepenuhnya jika perusahaan sepenuhnya menggunakan utang 100.
• Dalamdunia nyata, perusahaan jarang menggunakan utang 100. Alasan utama perusahaan membatasi penggunaan utangnya adalah
untuk menjaga-jaga biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap rendah.
• Terdapat beberapa tingkat batasan utang, dimana kemungkinan kebangkrutannya begitu rendah sehingga menjadi tidak penting.
Kemudian, biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan menjadi semakin penting, dan biaya-biaya tersebut mengurangi
manfaat pajak atas utang dengan tingkat yang semakin tinggi. Biaya- biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan berkurang tetapi tidak
sepenuhnya menutupi manfaat pajak atas utang, sehingga harga saham perusahaan naik seiring dengan naiknya rasio utang. Akan tetapi,
kemudian biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan telah melebihi manfaat pajak, sehingga selanjutnya peningkatan rasio utang
akan menurunkan nilai saham.
• Terdapat fakta bahwa banyak perusahaan besar yang sukses menggunakan utang lebih sedikit daripada yang dinyatakan dalam
teori ini. Hal ini mengarah pada teori pensinyalan Brigham, 2006:37- 38.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Analisis Rasio
Analisis rasio dilakukan dengan melakukan perbandingan angka- angka yang terdapat di laporan keuangan dari periode yang berbeda untuk
mengetahui apakah target yang hendak dicapai sudah tercapai atau belum. Perbandingan ini akan menunjukan bagaimana kinerja manajemen dalam
menjalankan tugasnya, sehingga dapat dinilai apakah kinerja manajemen sudah efektif atau belum dalam mengelola perusahaan.
2.1.2.1. Pengertian Rasio Keuangan
Van Horne 2001:202 menyatakan bahwa rasio keuangan adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat
dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang
telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.
2.1.2.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Berikut ini adalah jenis-jenis dari rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemapuan perusahaan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain dari rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan likuiditas badan usaha maupun
di dalam perusahaan likuiditas perusahan.Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan yaitu dengan cara
membandingkan semua komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di passive lancar.
2. Rasio Solvabilitas Leverage Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang. Dalam artian jumlah utang yang digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan bila dibandingkan dengan penggunaan
modal sendiri. 3. Rasio Aktivitas activity Ratio
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitasnya. Hasil pengukuran yang dilakukan dari rasio ini menunjukkan perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola
asset yang dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
4. Rasio Profitabilitas Profitability Ratio Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu.
5. Rasio Pertumbuhan Growth Ratio Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usaha. Pelaksanaa analisis pada
rasio ini adalah petumbuhan ekonomi, laba bersih, pendapatan per saham earning per share dan dividen per saham dividend per share.
6. Rasio Penilaian Valuation Ratio Rasio penilaian adalah rasio yang memberikan ukuran kemampuan
manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi seperti :
- Rasio harga saham terhadap pendapatan - Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku
Berdasarkan penjabaran rasio-rasio diatas, peneliti menggunakan rasio solvabilitas yaitu debt to asset ratio DAR, debt to equity ratio DER untuk
mengukur struktur modal.
Universitas Sumatera Utara
1 Debt to Asset Ratio DAR
Debt to Asset Ratio DAR yaitu rasio yang mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur
perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini
berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan Purhadi, 2006:30.
DAR termasuk kedalam rasio sovabilitas atau disebut juga dengan rasio leverage. Rasio ini menekankan pada peranan pendanaan utang bagi perusahaan
dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Rasio ini juga menginformasikan tentang kemampuan
perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga kepada kreditor. Nilai rasio yang tinggi
menunjukkan peningkatan dari risiko pada kreditor Darsono, 2005:54. Dari hasil pengukuran, apabila nilai rasio tinggi, artinya utang yang
digunakan sebagai pendanaan semakin besar sehingga berdampak terjadi kesulitan bagi perusahaan untuk memperoleh dana pinjaman dikarenkan kekhawatiran dan
ketidakmampuan perusahaan untuk melunasi utang dengan aktiva yang dimiliki.
Debt to Assets Ratio =
��������� �����������
× 100
Universitas Sumatera Utara
2 Debt to Equity Ratio DER
Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan
seluruh ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan rasio ini
dapat diketahui setiap modal sendiri yang dijadikan sebagai jaminan utang. Bagi pemberi pinjaman kreditor, semakin besar rasio ini maka akan
semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin dialami oleh perusahaan. Namun, bagi perusahaan
semakin besar rasio akan semakin baik dan sebaliknya dengan rasio yang rendah maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin
besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva.
Rumusan untuk mencari DER yaitu: Debt to equity ratio =
����� ���� ����� ������
× 100
2.1.3.Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk
dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam
Universitas Sumatera Utara
keadaan yang menguntungkan profitable. Tanpa adanya keuntungan profit, maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.
Dalam melakukan analisis perusahaan, di samping melihat laporan keuangan perusahaan, hal ini juga bisa dilakukan dengan menggunakan suatu metode
analisis rasio keuangan. Van Home, Wachowics 2005:222, menjelaskan rasio profitabilitas adalah “ rasio keuangan yang menghubungkan laba
dengan penjualan investasi pada perusahaan”. Rasio profitabilitas terbagi atas dua rasio lagi yaitu:rasio profitabilitas yang terkait dengan penjualan,rasio
yang berkaitan dengan investasi. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan
antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan
perusahaan operating asset. Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang
dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.Menurut
Gibson 2001:303,profitability is the ability of a firm to generate earning. It is measured relative to a number of bases, such as assets, sales, and
investment”. Gibson mengartikan profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan, profitabilitas ini diukur
dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti aktiva
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, penjualan dan investasi. Sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan.
Pengguna rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan mengunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan
keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.. pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya
adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik kenaikan maupun penurunan, sekaligus mencari penyebab perubahan
tersebut.Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah: a. Profit Margin Profit Margin on Siales
b. Return on Investment ROI c. Return on Equity ROE
d. Laba per Lembar Saham Earning per Share of Common Stock Dalam penelitian ini yang dipakai hanya yang terkait dengan ekuitas
yaitu Return on Equity ROE.
• Return on Equity ROE
Menurut Agus Sartono 2001, ROE merupakan pengambilan hasil atau ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebgai suatu parameter dan diperoleh atas
investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Menurut Robert Ang 1997, bahwa menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba atau keuntungan bersih. Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
maka akan semakin meningkatkan ROE. Sedangkan ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total modal sendiri ekuitas yang berasal dari
seorang pemilik, laba tidak dibagi dan cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan.
Return on Equity dapat dirumuskan sebagai berikut: Return on equity ROE =
������� ����� �������� ��� ��� ������
2.2.Tinjauan Peneliti Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual peneliti.
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
N o.
Nama Peneliti dan
Tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel
Hasil Penelitian
1. Jhohor
Triwati N. Barasa 2009
Pengaruh Debt to Equity Ratio
DER dan Debt to Asset ratio
DAR terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI. Variabel independen:
DER debt to equity ratio, DAR debt to
asset ratio Variabel dependen:
- nilai perusahaan - secara parsial menunjukkan
bahwa Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan
Market Vakue of Equity. Secara simultan menunjukkan bahwa
Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. T. Putri M.
Sibarani 2009
Analisis Pengaruh Debt to Total
Asset Ratio dan Debt to Equity
Ratio terhadap Earning Per Share
pada perusahaan Sektor Properti
dan Sektor Manufaktur yang
Go Public di BEI. Variabel independen:
- Debt to Total Asset Ratio DTA
- Debt to Equity Ratio DER
Variabel dependen : - Earning Per Share
a. Sektor Properti - secara parsial bahwa tiap
variabel independen yaitu DTA dan DER berpengaruh terhadap
EPS. -
Secara uji serempak menunjukkan bahwa semua
variabel independen yaiyu DTA dan DER berpengaruh terhadap
variabel dependen EPS. b. Sektor Manufaktur
Universitas Sumatera Utara
- secara parsial bahwa variabel DER berpengaruh positif
terhadap EPS. Namun variabel DTA berpengaruh negative
terhadap EPS. - secara simultan bahwa semua
variabel independen DTA dan DER berpengaruh terhadap
variabel dependen EPS.
3. Andru Kosti,
2010 Pengaruh Struktur
Modal Terhadap Rentabilitas
Modal Sendiri Pada Perusahaan
Perdagangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Variabel Independen:
- Debt to asset ratio DAR
- Debt to equity ratio DER
- Longterm debt to asset ratio LDAR
- longterm debt to equity ratio LDER
Variabel Dependen: - Return on Equity
ROE Hasil penelitian menunjukan
bahwa antara variabel independen yaitu debt to asset
ratio, debt to equity ratio, longterm debt to asset ratio, dan
longterm debt to equity ratio dengan variabel dependen yaitu
Return on equity tidak terdapat hubungan yang signifikan baik
secara parsial maupun simultan.
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1.Kerangka Konseptual