66
Faizal Nur Iman, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Peer Teaching Terhadap Kerjasama dan Hasil Belajar Kata
Beregu Heian Shodan Pada Pembelajaran Karate di SMA Negeri 1 Baleendah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Instrument yang di gunakan adalah tes keterampilan kata
berdasarkan kriteria penilaian kata menurut WKF World Karate Federation
rule of competition 2011:29.
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Keterampilan Kata
KRITERIA PENILAIAN KATA NILAI
A. Bentuk Kuda-Kuda
Zenkutsu Dachi 1. Berat badan berada di kaki depan.
1 2. Kaki belakang lurus
1 3. Kaki depan dan belakang tidak pada satu garis
1 Kokutsu Dachi
4. Berat badan bertumpu di kaki belakang 1
5. Kaki depan dan belakang berada dalam satu garis 1
Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria A 5
B. BENTUK PUKULAN
1. Kepalan tangan rapat tidak berongga 1
2. Bentuk lengan lurus ke arah sasaran 1
3. Posisi badan tegak menghadap kedepan 1
4. Posisi tangan yang tidak aktif berada di atas pinggang 1
5. Pukulan bertenaga Power pukulan 1
Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria B 5
C. BENTUK TANGKISAN
Gedan Barai 1. Tangan lurus satu kepal di atas lutut kaki depan
1 Age Uke
2. Posisi tangan menangkis di atas kepala 1
3. Lengan ditekuk 90
o
1
KRITERIA PENILAIAN KATA NILAI
Sotouke 4. Bentuk tangan rapat terbuka dengan jempol ditekuk
1 5. Lengan ditekuk 90
o
1
Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria C 5
D. KESERAGAMAN GERAK
1. Tidak mendahului teman satu regunya ketika menampilkan kata 1
2. Kesamaan ritme gerak 1
3. Kembali keposisi awal pada saat selesai menampilkan kata 1
4. Gerakan dilakukan tanpa aba-aba 1
67
Faizal Nur Iman, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Peer Teaching Terhadap Kerjasama dan Hasil Belajar Kata
Beregu Heian Shodan Pada Pembelajaran Karate di SMA Negeri 1 Baleendah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
5. Ekspresi saat menampilkan kata 1
Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria D 5
TOTAL SKOR 20
3. Uji coba Instrumen
Sebelum menggunakan instrumen penelitian, instrumen tersebut diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan kepada 12 orang siswa SMAN 1
Baleendah kelas X IPS yang tidak termasuk ke dalam sampel penelitian. Hal ini dilakukan karena kelas X IPS mempunyai karakteristik dan kurikulum yang
sama. Instrumen yang diujicobakan berjumlah 64 item untuk instrument
kerjasama. Setelah dilakukan uji coba, kemudian dilakukan penyeleksian item dengan cara melihat nilai validitas dan reliabilitas hasil instrumen. Instrumen
yang baik haruslah memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas Arikunto, 2006:168.
4. Validitas Instrumen
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur Arikunto, 2007:167.
Penilaian validitas dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal yang dinilai dengan kriterianya.
Pada pengujian alat ukur penggunaan penelitian dapat menunjukkan seberapa besar alat untuk penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat
dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, validitas merupakan suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkatan akurasi suatu alat ukur. Suatu alat akur
yang salah memiliki validitas rendah, begitupun sebaliknya. Terdapat dua cara dalam pengujian validitas Sugiyono, 2008 yaitu:
a. Validitas Isi Content Validity Untuk menguji validitas isi, digunakan pendapat dari ahli judgement
expert . Yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan pada
teori tertentu. Instrumen yang telah dijudgement dan mendapatkan penilain
68
Faizal Nur Iman, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Peer Teaching Terhadap Kerjasama dan Hasil Belajar Kata
Beregu Heian Shodan Pada Pembelajaran Karate di SMA Negeri 1 Baleendah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
] ][
[
2 2
2 2
y y
x x
y x
xy n
r
xy
cukup baik oleh para ahli di bidangnya maka dapat digunakan dalam melakukan penelitian.
b. Validitas Item Item Validity Setelah dilakukan judgement oleh para ahli, maka instrument tersebut
divalidasi item dengan cara diujicobakan. Dalam menguji validitas item, maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi
yang telah diajarkan. Pada setiap instrument baik tes maupun non tes terdapat butir-butir item pertanyaan atau pernyataan.
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau kebenaran ítem-item soal dalam suatu instrumen sehingga layak digunakan
untuk mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Formula yang akan digunakan untuk
mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah product moment coefficient
dari Karl Pearson.
Bluman, 2001:468
Keterangan:
r = koefisien korelasi X = skor tiap item
Y = skor total seluruh item n = jumlah responden
Melalui bantuan program SPSS 17 for windows diperoleh hasil uji validitas instrumen penelitian sebagaimana ditampilkan tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Item Kerjasama
No Item r Hitung
r Tabel Keterangan
1 0.402
0.375 Valid
2 0.751
0.375 Valid
69
Faizal Nur Iman, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Peer Teaching Terhadap Kerjasama dan Hasil Belajar Kata
Beregu Heian Shodan Pada Pembelajaran Karate di SMA Negeri 1 Baleendah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
No Item r Hitung
r Tabel Keterangan
3 0.509
0.375 Valid
4 0.484
0.375 Valid
5 0.751
0.375 Valid
6 0.402
0.375 Valid
7 0.540
0.375 Valid
8 0.121
0.375 In Valid
9 0.845
0.375 Valid
10 0.699
0.375 Valid
11 0.359
0.375 In Valid
12 0.540
0.375 Valid
13 0.837
0.375 Valid
14 0.546
0.375 Valid
15 0.540
0.375 Valid
16 0.502
0.375 Valid
17 0.845
0.375 Valid
18 0.751
0.375 Valid
19 0.494
0.375 Valid
20 0.484
0.375 Valid
21 0.699
0.375 Valid
22 0.402
0.375 Valid
23 0.540
0.375 Valid
24 0.540
0.375 Valid
25 0.386
0.375 Valid
26 0.546
0.375 Valid
27 0.494
0.375 Valid
28 0.484
0.375 Valid
29 0.699
0.375 Valid
30 0.751
0.375 Valid
31 0.54
0.375 Valid
32 0.376
0.375 Valid
33 0.611
0.375 Valid
34 0.588
0.375 Valid
35 0.092
0.375 In Valid
36 0.741
0.375 Valid
37 0.386
0.375 Valid
38 0.699
0.375 Valid
39 0.540
0.375 Valid
70
Faizal Nur Iman, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Peer Teaching Terhadap Kerjasama dan Hasil Belajar Kata
Beregu Heian Shodan Pada Pembelajaran Karate di SMA Negeri 1 Baleendah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
No Item r Hitung
r Tabel Keterangan
40 0.540
0.375 Valid
41 0.606
0.375 Valid
42 0.390
0.375 Valid
43 0.394
0.375 Valid
44 0.384
0.375 Valid
45 0.611
0.375 Valid
46 0.621
0.375 Valid
47 0.484
0.375 Valid
48 0.540
0.375 Valid
49 0.845
0.375 Valid
50 0.751
0.375 Valid
51 0.394
0.375 Valid
52 0.384
0.375 Valid
53 0.845
0.375 Valid
54 0.699
0.375 Valid
55 0.540
0.375 Valid
56 0.502
0.375 Valid
57 0.837
0.375 Valid
58 0.402
0.375 Valid
59 0.540
0.375 Valid
60 0.502
0.375 Valid
61 0.699
0.375 Valid
62 0.751
0.375 Valid
63 0.540
0.375 Valid
64 0.376
0.375 Valid
Berdasarkan tabel 3.4 di atas di peroleh bahwa dari 64 pernyataan kemampuan kerjasama terdapat 61 item yang valid dan 3 item yang tidak valid
yaitu item nomor 8, 11 dan nomor 35. Adapun kalkulasi perhitungan validitas setiap item dapat di lihat di lampiran.
5. Reliabilitas Instrumen
71
Faizal Nur Iman, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Peer Teaching Terhadap Kerjasama dan Hasil Belajar Kata
Beregu Heian Shodan Pada Pembelajaran Karate di SMA Negeri 1 Baleendah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Artinya kapanpun alat pengumpul data tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Instrumen dalam penelitian
ini diuji reliabilitasnya dengan menggunakan teknik koefisien α – Chronbach.
Arikunto, 2010:154
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik, tidak bersifat tendesius, datanya memang benar sesuai
dengan kenyataannya hingga berapa kali pun diambil, hasilnya akan tetap sama. Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha dari
Cronbach sebagai berikut:
∑
Arikunto, 2010:171
Keterangan: r
11
= reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir instrumen ∑ b = varians total
Setelah diujji validitas item dari variabel kerjasama, maka langkah selanjutnya
adalah menguji
apakah item
tersebut reliabel.
Untuk mengetahuinya peneliti menggunakan bantuan perhitungan program SPSS 17
for windows diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Item Kerjasama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.964 64
72
Faizal Nur Iman, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Peer Teaching Terhadap Kerjasama dan Hasil Belajar Kata
Beregu Heian Shodan Pada Pembelajaran Karate di SMA Negeri 1 Baleendah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono 1999 : 149 yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.6
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisen Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 - 0,799 0,80
– 1,000 Sangat rendah
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi
Merujuk pada tabel interpretasi nilai koefisien korelasi, maka reliabilitas instrument ini dinyatakan sangat tinggi, karena 0,964 berada diantara 0,80-1,00.
dengan kata lain, instrumen ini dapat digunakan untuk penelitian.
F. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran pendidikan jasmani dilapangan di SMAN 1 Baleendah Kabupaten Bandung, yang dilaksanakan
selama satu bulan, dan penelitian ini mengacu kepada kurikulum yang telah ada disekolah.
Pelaksanaan pengumpulan
data dilakukan
dengan observasi
menggunakan observasi terstruktur. Menurut Sugiyono 2013:205 observasi terstruktur adalah “
observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati,
kapan dan
dimana tempatnya.
Dalam melakukan
pengamatannya peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reriabilitasnya.
Dalam
pelaksanaannya penelitian
kata beregu
beladiri karate
dilaksanakan dalam satu semester dengan 16 kali pertemuan, dilakukan 3 kali dalam satu minggu. Sesuai dengan pendapat Juliantine et.al 2007:3.5
mengatakan bahwa “Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3 hariminggu. Sedangkan
lamanya latihan paling sedikit 4- 6 minggu.”
73
Faizal Nur Iman, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Peer Teaching Terhadap Kerjasama dan Hasil Belajar Kata
Beregu Heian Shodan Pada Pembelajaran Karate di SMA Negeri 1 Baleendah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pendapat harsono dalam Ryan 2012:61 “sebaiknya latihan dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Kemudian mengacu pada Bompa dalam Iwa 2013:36
menyatakan “During this time athleties should trening 3-5 time for week
depending or their of development in athietes. ”
Mengenai hal tersebut, pembelajaran dilaksanakan pada hari senin, Rabu dan jum’at pada pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Pembelajaran yang dilaksanakan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap persiapan Guru dan peneliti menyiapkanmenyusun skenario pembelajaran dan
siswa diintruksikan untuk memahami skenario pembelajaran tersebut sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Tahap pelaksanaan
a. Kegiatan awal
Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa serta menjelaskan tujuan dan pelaksanaan pembelajaran kata beregu dengan
model pembelajaran peer teaching, serta memberikan penjelasan tentang inti tujuan dari kata beregu tersebut.
b. Kegiatan inti
Setelah melakukan apersepsi dan melakukan pre test terhadap materi minggu lalu, guru menghubungkan materi minggu lalu dengan
topik yang akan dibahas waktu itu. Kemudian guru menerangkan secara umum tentang topik yang dibahas waktu itu. Lalu guru membuat
kelompok antar siswa secara merata, artinya dalam satu kelompok terdapat siswa yang pintar sedang dan kurang pintar. Maksudnya agar
terdapat keseragaman pemikiran nantinya. Langkah berikutnya adalah sebagai berikut :
1 Guru menjelaskan topik, tujuan pembelajaran, dan langkahkegiatan yang akan dilalui siswa
74
Faizal Nur Iman, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Peer Teaching Terhadap Kerjasama dan Hasil Belajar Kata
Beregu Heian Shodan Pada Pembelajaran Karate di SMA Negeri 1 Baleendah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa secara merata tiap kelompok terdapat siswa yang pintar.
3 Di dalam kelompoknya siswa belajar dari dan dengan sesama teman lain
dengan cara
yang saling
menguntungkan serta
berbagi pengetahuan, ide, dan pengalaman masing- masing.
4 Setiap anggota kelompok dituntut memberikan tanggapan serta pendapat mereka sendiri yang nantinya akan disatukan dalam satu
kesimpulan. 5 Setiap
kelompok merumuskan
hasil diskusinya
dalam satu
kesimpulan atas dasar kesepakatan bersama. 6 Beberapa menit kemudian sekitar 20 menit salah satu anggota
masing-masing kelompok
secara bergiliran
mengajarkan hasil
temuannya di hadapan kelompok lain. 7 Setiap kelompok diminta memberikan tanggapan kritik, saran,
pendapat, pertanyaan, komentar, dll 8 Perbedaan pendapat didiskusikan sampai permasalahan terpecahkan
9 Setiap masalah baru yang muncul dicatat oleh guru dan diberikan solusinya
c. Kegiatan akhir
1 Guru memberi
kesimpulan permasalahan
dan pemecahannya,
sehingga pemahaman setiap siswa seragam. 2 Penilaian dilakukan oleh guru saat proses pembelajaran sedang
berlangsung terutama pada langkah 3 .
G. Teknik Pengolahan Data.