PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DAN MODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG.

(1)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DAN MODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh : Angga Mulyana

1104568

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BANDUNG 2015


(3)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : ANGGA MULYANA Nim : 1104568

Judul : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEERTEACHING DAN MODEL INKUIRI

TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

PADA SISWI DI SMPN 5 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. Hendi Suhendi P. NIP.195803021985111002

Pembimbing II

Helmy Firmansyah, M.Pd NIP. 197912282005011002

Mengetahui Ketua Program Studi


(4)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001

PENGARUH

MODEL

PEMBELAJARAN

PEER

TEACHING

DAN

MODEL

INKUIRI

TERHADAP

HASIL

BELAJAR SENAM PADA SISWI

DI SMP NEGERI

5 BANDUNG

Oleh :

ANGGA MULYANA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultasa Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Angga Mulyana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia


(5)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh di perbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(6)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Angga Mulyana

Pengaruh Model Pembelajaran Peerteaching dan Model Pembelajaran

Inkuiri terhadap Hasil Belajar Senam Siwi di SMP 5 Bandung (2015). Skripsi. Bandung: Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran Penjas dan kurangnya hasil belajar siswi dalam memecahkan masalah pada pembelajaran senam. Oleh karena itu masalah penelitian diantaranya Model Pembelajaran Peerteaching dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar Senam. Sesuaikan dengan latar belakang dan masalah penelitian tersebut maka, penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Model Pembelajaran Peerteaching dengan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar Senam siswi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain Posttest Only Control Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bandung  (Sampel pada penelitian ini adalah 20 siswi dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bandung). Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yang dibagi ke dalam dua kelompok yaitu 10 siswa ke dalam kelompok Model Pembelajaran peerteaching, serta 10 siswi pada kelompok Model Pembelajaran Inkuiri. Hasil penghitungan uji dua pihak. Menggunakan uji dua pihak didapat nilai thitung sebesar 2,203 dan ttabel pada 2,204 Ternyata nilai thitung (2,203) > ttabel (2,024) maka Ho DITOLAK dan H1 DITERIMA maka terdapat perbedaan yang signifikan antara Model Pembelajaran peerteaching dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar Senam siswi. Model Pembelajaran Inkuiri memberikan pengaruh terhadap hasil belajar senam siswi dari pada Model Pembelajaran Peerteaching.

Kata-kata Kunci : Model Pembelajaran Peerteaching, Model Pembelajaran Inkuiri, Hasil belajar senam


(7)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angga Mulyana ABSTRACT

Angga Mulyana. The effec of Peerteaching Model and Inquiry Model toward she students Learning result of Gymnastic at SMP 5 Bandung (2015). Final Peper. Bandung: Studies Program Physical Education and Recreation Health. Faculty of Physical Education and Health . Indonesia University of Education

This research is motivated by the lack of teachers’ knowledge about learning model of physical education and lack of student’s learning result in solving problems of gymnasticslearning. Therefore, the research problem to be solved is the Direct Instructional Model and Inquiry Model toward students’ learning result of gymnasti. In accordance with the background and the research problem, this study aims to test the Direct Influence Model with Inquiry Learning Model

Peerteaching students’ result of gymnastics. The method used is an experimental

method using Posttest Only Control Group Design. The population of the study was students’ of Bandung 5 Senior School  (Sample in this study was 20 students of Bandung 5 School). The sampling technique used is purposive sampling, it divided into two groups of 10 students in Direct peerteaching Model , and 10 students in group Inquiry Model. The results of the two person value thitung how 2,203 and ttabel of 2,204 realy coll value (2,203) > t tabel (2,024) then Ho REJECT and H1 ACCAPTANCE, there is significant difference between Direct Learning Model with Inquiry Learning Model toward students’ result of gymnastic. Model with Inquiry Model. Based on these results demonstrate Inquiry Model provides a greater influence on students’ learning result of gymnastic at

inquiri Model.

Key Words: Peeteaching Model, Inquiry Model, learning result of Gymnastic


(8)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Batasan Penelitian ... 9

G. Struktur Organisasi Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A.Kajian Pustaka ... 11

1. Pendidikan Jasmani ... 11

2. Belajar dan Pembelajaran ... 15

3. Model Pembelajaran Penjas ... 16

4. Model Pembelajaran Peerteaching ... 23

5. Model Pembelajaran Inkuiri ... 25

6. Hasil Belajar ... 32

7. Senam ... 35

B.Kerangka Berpikir ... 41

C.Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 47

B.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 47

C.Populasi dan Sampel ... 48

D.Variabel Penelitian ... 48

E. Desain Penelitian ... 50

F. Instrument Penelitian ... 52

G.Teknik Pengumpulan Data ... 57


(9)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Data ... 61

B.Pengujian Persyaratan Analis ... 62

C.Pengujian Hipotesis ... 63

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 71

B.Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 74

A. Sk Pengesahan Judul dan Dosen Pembimbing………... 74

B. Surat Permohonan Ijin Penelitian………... 75

C. Surat Keterangan Penelitian dari SMP 5 Bandung………. 76

D. Uji Mengunakan Statistik………77

E. Rencana Pembelajaran………... 83

F. Lampiran Foto Penelitian………... 85

G. RPP Model Peerteaching……… 87

H. RPP model Inkuiri……….……… 164


(10)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosi. Pendidikan jasmani merupakan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total dari pada hanya mengagapnya sebagai yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya, Mahendra (2012, hlm. 3) Keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani merupakan aspek yang mendasar dan tidak kalah penting, karena merupakan modal individu khususnya siswa untuk dapat melakukan kegiatan dalam berbagai persoalan belajar. siswa yang memiliki keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani dapat mengarahkan diri ke berbagai keterampilan baru dan mampu mengembangkan kapasitasnya untuk terus hidup melalui kreativitas sepanjang masa dan mampu lebih optimis dalam belajar karena memiliki keadaan jasmani dan rohani yang sehat. Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswi dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompokpengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan.

Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) untuk Kelas VII SMP/MTs yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. PJOK bukan berisi materi pembelajaranyangdirancang hanya untuk mengasah kompetensi keterampilan peserta didik, atau mata pelajaran yang membaginya menjadi pengetahuan tentang kesehatan dan keterampilan berolahraga. PJOK adalah mata pelajaran yang membekali siswa dengan pengetahuan tentang gerak jasmani dalam berolahraga serta faktor kesehatan yang dapat memengaruhinya,


(11)

2

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan dalam melakukan gerak jasmani dalam berolahraga dan menjaga kesehatannya, serta sikap perilaku yang dituntut dalam berolahraga dan menjaga kesehatan sebagai suatu kesatuan yang utuh. Sehingga terbentuk peserta didik yang sadar kebugaran jasmani, sadar olahraga, dan sadar kesehatan. Pembelajarannya dirancang berbasis aktivitas terkait dengan sejumlah jenis gerak jasmani/olahraga dan usaha-usaha menjaga kesehatan yang sesuai untuk peserta didik Kelas VII SMP/MTs. Aktivitas-aktivitas tersebut dirancang untuk membuat peserta didik terbiasa melakukan gerak jasmani dan berolahraga dengan senang hati karena merasa perlu melakukannya dan sadar akan pentingnya menjaga kesehatan jasmani baik melalui gerak jasmani dan olahraga maupun dengan memperhatikan faktor-faktor kesehatan yang memengaruhinya.

Sebagai mata pelajaran yang mengandung unsur muatan lokal, tambahan materi yang digali dari kearifan lokal dan relevan dengan mata pelajaran ini sangat diharapkan untuk ditambahkan sebagai pengayaan dari buku ini. Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, siswi diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswi dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia. Nuh (2013, hlm. III)

Salah satu penanaman keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani di sekolah adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan


(12)

3

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang berproses pada memanfaatkan aktivitas fisik yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, emosional dan pembentukan watak. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, kognitif, afektif, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Ruang lingkup pendidikan jasmani berupa permainan, olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan. Seiring perkembangan pendidikan jasmani, model-model dalam pembelajarannyapun semakin beragam. ‘’Joyce & Weil (dalam Juliantine, 2013, hlm. 8) berpendapat Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas’’. Penjelasannya Model-model pembelajaran dalam pendidikan jasmani menurut Joyce & Weil (dalam Juliantine, 2013, hlm. 14) terbagi dalam empat rumpun model yaitu: (1) model pemrosesan informasi; (2) model pribadi; (3) model interaksi sosial; dan (4) model perilaku.

Beberapa jenis model pembelajaran pendidikan jasmani yaitu PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan), model pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran pendidikan olahraga (sport education models), model pendekatan taktis, model pembelajaran personal (personal models), dan model pembelajaran peer teaching.

Keberagaman model pembelajaran jasmani menuntut para guru untuk memiliki pengetahuan serta pemahaman yang baik mengenai model-model pembelajaran. Keterkaitan antara model pembelajaran dan proses pembelajaran ada baiknya guru menggunakan suatu jenis dari satu teori dan model sehingga dapat sesuai dengan situasi, kondisi dan karakteristik siswi yang tentunya


(13)

4

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki keunikan masing-masing dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru pendidikan jasmani diharapkan mampu mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (kognitif, afektif, dan psikomotor).

Pembelajaran pendidikan jasmani seharusnya disampaikan kepada siswa dalam bentuk pelatihan, pengulangan dan pembiasaan yang diharapkan siswa mampu menguasai keterampilan bermain yang utuh. Pada kenyataannya, guru pendidikan jasmani hanya seperti melatih suatu cabang olahraga yang hanya menekankan pada keterampilan dasar saja. Keterampilan dasar yang diberikan tidaklah cukup untuk menciptakan hasil belajar yang optimal karena siswa juga memerlukan keterampilan bergerak. Salah satunya adalah dalam pembelajaran olahraga senam lantai.

Menurut Mahendra (2001, hlm. 1) menyatakan bahwa:

Senam adalah Aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani, seperti kekuatan otot dari seluruh tubuh.

Pembelajaran keterampilan memang penting dalam jenis olahraga seperti senam lantai, namun keterampilan dasar saja tidak cukup untuk menciptakan suatu gerakan yang cantik dan menarik. Keterampilan lain yang tidak kalah penting adalah keterampilan dalam bergerak roll depan dan belakang yang dibarengi dengan kerjasama tim yang kuat dan yang mampu menghasilkan hasil keterampilan yang baik. Menurut Mahendra (2012, hlm 211) menyatakan bahwa:Roll depan adalah gerak berguling yang halus dengan menggunakan tubuh bagian tubuh yang berbeda untuk kontak dengan lantai, dimulai kedua kaki, ke dua tangan, ke tengkuk, lalu ke bahu, ke punggung, pinggang dan pantat, sebelum ke kaki kembali.


(14)

5

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Roll belakang adalah gerakan dengan urutan gerak yang merupakan kebalikan dari guling depan.dimulai dari kontak kedua kaki, ke pantat, ke pinggang, ke punggung, ke bahu (tidak ke kepala), ke tangan yang bertumpu, dan kembali ke kedua kaki. Selama bagian pertama gerakan ini, kedua tangan di simpan di atas bahu dengan kedua telapak tangan menghadap ke atas dan ibu jari dekat telinga.

Untuk menopang pembelajaran senam yang harus di tuntut mempunyai keterampilan yang tinggi, harus juga di barengi dengan model yang baik. Keberagaman model-model pembelajaran menjadikan seorang guru pendidikan jasmani untuk mampu menguasai pengetahuan serta pemahaman berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model tersebut dalam pembelajaran, namun kenyataannya masih banyak yang kurang memahaminya sehingga guru terkadang menerapkan model pembelajaran yang konvensional (guru lebih dominan dalam pembelajaran). Padahal dengan penerapan model pembelajaran yang beragam sangat mendukung terbentuknya pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan siswa agar selalu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan terlebih pada pembelajaran pendidikan jasmani sehingga tujuan pembelajaran jasmani tercapai dan berjalan dengan baik.

Upaya dalam mengatasi berbagai permasalahan tersebut intinya bergantung dari guru pendidikan jasmani sendiri. Guru pendidikan jasmani harus paham dan cermat dalam menerapkan model pembelajaran. Berbagai model pembelajaran dapat digunakan oleh guru pendidikan jasmani sebagai cara dalam memunculkan dan meningkatkan hasil belajar siswi saat terlibat aktif dalam pembelajaran seperti senam.

Berdasarkan informasi dan fenomena yang telah dipaparkan, guru sebagai penentu keberhasilan pembelajaran tentunya perlu mengaplikasikan model pembelajaran yang di anggap tepat dalam mengatasi berbagai permasalahan di atas. Diantara beragamnya model pembelajaran dalam pendidikan jasmani, satu model pembelajaran yang di aplikasikan dalam upaya meningkatkan hasil belajar serta keterampilan belajar. dalam senam lantai adalah model pembelajaran peerteaching. Model pembelajaran peerteaching (dalam Juliantine dkk, 2013, hlm.


(15)

6

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

190) menjelaskan:Peerteaching adalah model belajar dengan menggunakan suatu pendekatan diaman seorang anak menjelaskan suatu materi kepada teman lainnya yang rata-rata usianya sebaya, dimana anak yang lainnya.

Dalam peerteaching di kenal juga crossage teaching (pembelajran lintas usia)Untuk yang di rasakan di sekolah SMP 5 ini siswinya merasa banyak yang takut untuk melakukan roll tersebut. Baik itu mau di bantuin olah guru penjas mereka, maupun teman sekelas mereka. Salah satu faktor yang menjadi penghambat jalannya pembelajaran. Di karenakan sisswa masih menyimpan rasa ragu terhadap teman, ataupun mereka punya pengalaman yang kurang mengenakn tentang senam. Salah satu hal yang diharapkan dari pengajaran dengan model pembelajaran pearteaching adalah Model pembelajaran dengan menggunakan suatu pendekatan dimana seorang anak menjelaskan suatu materi kepada teman lainnya yang rata-rata usia sebaya, dimana anak yang menjelaskan ini memiliki pengetahuan yang lebih di bandingkan teman lainnya. Dalam model peerteaching ini siswa di tuntun lebih mengkiatkan kalitas belajar, dan saling bekerjasama untuk mencapai pembelajara yang maksimal.

Model pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa disamping juga pada guru. Pada dasarnya model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya, kemampuan dalam bergerak dan mendorong siswa untuk bertindak aktif mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapinya. Sejalan dengan tujuan model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani ialah untuk mengembangkan pemikiran siswa, memecahkan masalah dan memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi menurut Metzler (dalam Juliantine, 2013, hlm. 94). Pengaplikasian model ini sewaktu mengajar mampu membuat siswa terangsang oleh tugas, aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah yang dialami. Pembalajaran model inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya karena siswa dapat merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan


(16)

7

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menganalisa data serta dapat menarik kesimpulan. Berdasarkan rasional di atas maka penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Bandung dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Peerteaching dan inkuiri terhadap hasil belajar Pada Pembelajaran Senam siswi di SMPN 5 Bandung.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Dari latar belakang masalah di atas terdapat beberapa permasalahan yang ditemui oleh peniliti saat di lapangan diantaranya yaitu :

1. Minimnya pengetahuan guru Penjas mengenai model pembelajaran

2. Jarang ditemukan guru penjas yang menggunakan model pembelajaran pearteaching

3. Jarang di temukan guru penjas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri 4. Kurang aktifnya siswa, sehingga suasana belajar yang monoton

5. Hasil belajar yang kurang dalam pembelajaran

Dari kelima permasalahan yang muncul di atas, selanjutnya penulis mengemukakan masalah yang teridentifikasi yaitu: Model Apakah yang digunakan guru Penjas saat proses pembelajaran Penjas berlangsung? Bagaimana pemahaman Guru Penjas tentang model-model pembelajaran Penjas? Bagaimana hasl belajar siswi saat pembelajaran Penjas ? Model apakah yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswi dalam mengikuti pembelajaran Penjas ? Model pembelajaran apa yang digunakan oleh mayoritas guru dalam pembelajaran Penjas ? Model pembelajaran apa yang dapat memberikan pengaruh dalam hasil belajar siswi pada pembelajaran senam ?

Mengacu dari pertanyaan di atas, maka dalam hal ini peneliti ingin memberikan sebuah treatment atau perlakuan model pembelajaran yang akan diberikan pada siswa pada saat pembelajaran penjas berlangsung. Model


(17)

8

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran penjas yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran pearteaching dan inkuiri

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka peneliti mencoba menjabarkan kembali permasalahan yang timbul sehingga peneliti betul-betul merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut.

Dengan ini peneliti merumuskan masalah penelitian ini ke dalam pertanyaan berikut :

1. Apakah model pembelajaran peerteaching berpengaruh pada hasil belajar senam siswi ?

2. Apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh pada hasil belajar senam siswi ?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran peerteaching dan model inkuiri terhadap senam siswi ?

D.Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh model pembelajaran peerteaching dan inkuiri terhadap hasil belajar pada pembelajaran senam siswi di SMPN 5 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015. Adapun tujuan khusus adalah memperoleh gambaran empirik mengenai :

1. Terdapat pengaruh model peerteaching pada pembelajaran senam siswi 2. Terdapat pengaruh model inkuiri pada pembelajaran senam siswi

3. Terdapat perbedaan hasil belajar model peerteaching dan model inkuiri pada pembelajaran senam siswi

E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis


(18)

9

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara teoretis, hasil penelitian membantu memperkaya dan mengembangkan hasil belajar siswa dan melengkapi berbagai model pembelajaran pendidikan jasmani dalam hasil belajar siswi pada pembelajaran senam

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran dan meningkatkan kualitas hidup siswa melalui pendidikan jasmani.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian diharapkan menjadi pedoman praktis dan dapat dipergunakan oleh guru pendidikan jasmani di sekolah sebagai rujukan serta menjadi bahan informasi dan sumbangan bahan pemikiran maupun pelatihan mengenai pentingnya pemilihan model pembelajaran yang cocok dalam menunjang hasil belajar sisiwa pada senam

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya baik mengenai kerjasama dan keterampilan belajar senam lantai siswa maupun mengenai metode pembelajaran peerteaching dan inkuiri serta memperluas berbagai alternatif model pemelajaran sebagai treatment/perlakuan lainnya.

F. Batasan Penelitian

Untuk menghindari timbulnya penafsiran-penafsiran yang luas dan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penelitian ini, makapeneliti membatasi masalah yang berkenaan dengan pengaruh model pembelajaran Peerteaching dan inkuiri Pada Pembelajaran Senam Lantai sebagai berikut: Pelitian ini di lakukan di SMP Negeri 5 Bandung, Kota Bandung

1. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMP 5 Bandung, dan sampelnya adalah siswi kelas VII A bandung. Kota bandung.

2. Penelitian ini di fokuskan pada pengaruh model peerteaching dan inkuiri dalam hasil belajaran senam siswi.


(19)

10

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen.

4. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model peerteaching dan model inkuiri Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar dalam pembelajaran senam.

G. Struktur Organisasi Penelitian.

BAB I. Latar Belakang Penelitian, dalam Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, batasan penelitian.

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian, dalam Bab ini mengemukakan konsep atau teori yang relevan dengan judul penelitian serta diuraikan mengenai kerangka pemikiran penelitian dan hipotesis penelitian.

BAB III. Metode Penelitian, dalam Bab ini mengemukakan mengemukakan mengenai metodologi penelitian yang dilakukan oleh penulis yang meliputi:, metode penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam Bab ini mengemukakan mengenai deskripsi dari hasil penelitian yang meliputi gambaran umum objek penelitian, gambaran variabel yang diamati, analisis data, dan pengujian hipotesis serta pembahasannya.

BAB V. Kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi, dalam Bab ini mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan mengemukakan implikasi dan rekomendasi yang berhubungan dengan objek penelitian untuk dijadikan referensi bagi pihak yang berkepentingan.


(20)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang dipakai, instrumen penelitiannya menggunakan apa, bagaimana teknik pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh model pembelajaran peerteaching dan model inkuiri terhadap pembelajaran senam siswi di SMP 5 Bandung. maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 106) menyatakan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap hal yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sesuai dengan masalah yang dikaji oleh peneliti maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen sebagai metodenya.”

B.Lokasi dan SubjekPenelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Bandung yang berada di Jalan Sumatera No 40 Kota Bandung Telepon (022)-4207121. Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di SMP 5 Bandung didasarkan atas penemuan masalah pada saat penulis melakukan PPL, yang dilakukan pada saat PPL kurangnya hasil belajar siswi pada saat pembelajaran senam.


(21)

48

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII A Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

C.Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2012, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan”

Sesuai dengan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan lain-lain yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi yang diteliti adalah siswi kelas VII A SMP 5 Bandung.

b. Sampel

Mengenai Sampel Sugiyono (2012, hlm. 117) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila sebuah populasi tergolong kedalam kategori besar maka seorang peneliti secara kasar tidak akan memaksakan mempelajari seluruh populasi yang ada, karena dibenturkan oleh beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan dari materi, waktu serta sumber daya manusia. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel tersebut harus bersifat benar-benar mewakili dari populasi tersebut.


(22)

49

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, menurut Sugiyono (2012, hlm. 124) purposive sampling yaitu “ tekhnik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”

Alasan mengapa peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan menjadi sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswi kelas VII A yang mempelajari senam. 2. Siswi yang berjenis kelamin perempuan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas berjumlah 20 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak dengan cara diundi yaitu 10 orang untuk kelompok roll belakang dan 10 orang melakukan roll depan dengan menggunakan model peerteaching dan model inkuiri dengan melihat hasil belajar siswi.

D.Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution mengatakan (2004, hlm. 40) bahwa, ”Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

penelitian”. Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian

serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam penelitian ini adalah One-Group Pretest-Posttest Design, yakni pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.

Gambar 3.1 Desain Penelitian


(23)

50

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

One-Group Pretest-Posttest Design

Keterangan:

O1 = Tes awal kelompok eksperimen dengan pretest untuk mengetahui data awal sebelum di berikan perlakuan

O2 = Tes akhir kelompok eksperimen sesudah di berikan perlakuan X = Treatment

Desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan Sugiyono (2009, hlm. 110) menjelaskan dalam pola sebagai berikut

Tabel. 3.2 Desain Penelitian

Sampel Variabel bebas Variabel terikat A Model Pembelajaran

Peerteaching (A1)

Hasil Belajar (Y1)

B Model Pembelajaran Inkuiri (B1)


(24)

51

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk gambar 3.2 berikut :

Gambar. 3.2 Langkah-langkah Penelitian Treatment/

Perlakukan

Treatment/

Perlakukan

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan

Model Pembelajaran

Peertaching

Model Pembelajaran

Inkuiri

Siswi SMP N 5 Bandung

Siswi Kelompok A Siswi Kelompok B B

Hasil Belajar Hasil Belajar


(25)

52

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147)

mengemukakan bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,

maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.” Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 121)

“Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk megukur fenomena alam maupun sosial yang diamati ataupun merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam mengukur hasil belajar senam, adapun instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan Pembelajaran

Eksperimen atau pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan dengan intensitas pertemuan tiga kali seminggu. Mengenai jangka waktu lamanya latihan menurut Juliantine, dkk. (2007, hlm. 265) menyatakan

bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Adapun latihan


(26)

53

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Instrumen Penelitian Hasil Belajar

Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002, hlm. 126) menjelaskan,

bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa Tes adalah “Suatu alat ukur yang dapat

digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.”

Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Tes yang dilakukan pertama adalah tes kemampuan roll depan dan roll belakang yang akan diberikan peneliti pada testeer. Adapun langkah-langkah yang di gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menetukan sampel yang di teliti

2. Melakukan tes awal (pretest) terhadap sampel penelitian yaitu tes keterampilan guling depan dan guling belakang

3. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu penerapan model pembelajaran peerteaching dan model inkuiri dalam kegiatan pembelajaran

4. Melakukan tes akhir (posttest) terhadap sampel setelah di berikan perlakuan.

A. instrument tes keterampilan roll depan.

Tujuan : mengukur keterampilan dan gerak sikap tubuh dalam menggulingkan tubuh ke depan.

Alat yang di gunakan : matras Kapur Karpet

Petunjuk pelaksaan : siswa bersiap-siap untuk melakukan guling depan di atas matras secara individu.Siswi mulai melakukan


(27)

54

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gerakan guling setelah aba_aba suara peluit dari taster.

B. kriteria penilaian.

Keriteria penilaian berpedoman pada Australia gymnastic federatioan

INC dalam judul buku yang berjudul “Gym skills” Schemri G (1989, hlm 16) menjelaskan karateristik dalam penilaian, yaitu sebagai berikut ;

Table 3.3 Skala penilaian

Ranting Scale

Score Characteristics

5 Performance with complete assurase and control. Excellent technique and form. Foil movement

4 Very good. Minor errors of form positif. No diviation from text. Good control

3 Good. Essential features demonstrated. Performance looked save, even though minor errors of from were present

2 Uncontrolled. Poor from and technique. Deviation from the requirement of the written text

1 Not recognizable due to poor execution omissions. Unsafe

Keterangan:

Skor Penjelasannya

5 Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk sempurna. Gerakan guling belakang sistematis 4 Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi kecil. Tidak ada


(28)

55

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Baik. Hal-hal pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman. Sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan dalam bentuk yang kecil. 2 Tidak terkontrol. Bentuk dan jenis jelek. Banyak kesalahan dari

ketentuanm yang tertulis

1 Tidak dapat di kendalikan karena alasan pelaksanaan salah satu atau hilang. Tidak aman

Keterangan :

5.Roll depan dengan gerakan yang halus tanpa ada terlihat kesalahan sedikitpun 4. Gerakan roll depan sangat baik, tetapi sedikit terlihat kesalahannya

3. baik dalam gerakan, saat melakukan juga aman walau pada saat roll belakang 2. gerakan kurang terkontrol pada saat melakukan roll depan, dan banyak

kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja

1. lepas dari ketentuan yang di berikan pada saat roll depan, dan kesalahan yang di sengaja membuat gerakannya menjadi tidak aman.

C. Format Penilaian.

Lembar Penilaian Tes Roll Depan

No Nama Skor

1 2 - 20

Keterangan cara pengisian format penilaian adalah sebagai berikut: 1. Tulis nomor dan nama siswi

2. Setelah siswi melakukan tes, kemudian tester memberikan penilaian yang di tulis pada kolom yang disediakan


(29)

56

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. instrument tes keterampilan roll belakang.

Tujuan : Mengukur keterampilan dan gerak sikap tubuh dalam menggulingkan tubuh ke belakang.

Alat yang di gunakan : Matras Kapur Karpet

Petunjuk pelaksaan : Siswi bersiap-siap untuk melakukan guling belakang di atas matras secara individu.Siswi mulai melakukan gerakan guling setelah aba_aba suara peluit dari taster.

B. kriteria penilaian.

Keriteria penilaian berpedoman pada Australia gymnastic federatioan

INC dalam judul buku yang berjudul “Gym skills” Schemri G (1989, hlm 16)

menjelaskan karateristik dalam penilaian, yaitu sebagai berikut: Table 3.4

Skala penilaian

Ranting Scale

Score Characteristics

5 Performance with complete assurase and control. Excellent technique and form. Foil movement

4 Very good. Minor errors of form positif. No diviation from text. Good control

3 Good. Essential features demonstrated. Performance looked save, even though minor errors of from were present

2 Uncontrolled. Poor from and technique. Deviation from the requirement of the written text


(30)

57

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

Skor Penjelasannya

5 Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk sempurna. Gerakan guling belakang sistematis 4 Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi kecil. Tidak ada

pelanggaran dari ketentuan

3 Baik. Hal-hal pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman. Sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan dalam bentuk yang kecil. 2 Tidak terkontrol. Bentuk dan jenis jelek. Banyak kesalahan dari

ketentuanm yang tertulis

1 Tidak dapat di kendalikan karena alasan pelaksanaan salah satu atau hilang. Tidak aman

Keterangan :

5.roll belakang dengan gerakan yang halus tanpa ada terlihat kesalahan sedikitpun 4. gerakan roll belakang sangat baik, tetapi sedikit terlihat kesalahannya

3. baik dalam gerakan, saat melakukan juga aman walau pada saat roll belakang 2. gerakan kurang terkontrol pada saat melakukan roll belakang, dan banyak

kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja

1. lepas dari ketentuan yang di berikan pada saat roll belakang, dan kesalahan yang di sengaja membuat gerakannya menjadi tidak aman.

C. Format Penilaian.

Lembar penilaian tes roll belakang

No Nama Skor

1 2 -


(31)

58

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20

Keterangan cara pengisian format penilaian adalah sebagai berikut: 1. Tulis nomor dan nama siswa

2. setelah siswa melakukan tes, kemudian tester memberikan penilaian yang di tulis pada kolom yang di sediakan

F. Teknik pengumpulan data

Penulis menggunakan rumus statistik untuk menghitung atau mengolah hasil tes. Langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :

1. Menghitung skor rata-rata kedua kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari Nurhasan (2007, hlm.400) sebagai berikut:

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:

X = Nilai rata-rata yang dicari

∑ xi = Jumlah skor yang di dapat n = Banyak sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Nurhasan (2007, hlm.401) sebagai berikut :

√∑

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:


(32)

59

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n = Banyaknya sampel

∑ (x - x)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

Mencari T-skor tujuannya untuk menyeratakan dari beberapa jenis skor yang berbeda satuanya, rumus yang digunakan menurut Suharsimi (2012, hlm.306) adalah :

T-skor = 50 + 10 [

] untuk satuan frekuensi, atau T-skor = 50 + 10 [

] untuk satuan waktu

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Nurhasan (2008:118) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn dengan menggunakan rumus:

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang.

F(Z1) = P (Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:

S (Zi) = ∑

d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk


(33)

60

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengalaman melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal ini lainnya hipotesis nol diterima.

4. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan L0 ini dengan nilai kritis L0 yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji Leliefors,

dengan tarap nyata α = 0,05.

1. Hipotesis diterima apabila L0 L = Normal 2. Hipotesis ditolak apabila L0 L = Tidak Normal

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola.

Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 17. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar deviasi atau simpangan baku.

2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. 3. Uji dua pihak.


(34)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika, penulis mengambil keputusan sebagai hasil dari proses penelitian ini adalah :

1. Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Peerteaching terhadap Hasil Belajar Senam Siswi

2. Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Senam Siswi.

3. Terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswi dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Peerteaching dan Model Inkuiri.

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Bagi para guru pendidikan jasmani, agar dapat menerapkan model Inkuiri untuk pemahaman yang terdapat dalam konsep pembelajaran, untuk menambah pemahaman siswi maupun atlet dalam senam. Agar dapat menampilkan keterampilan senam yang baik.

2. Bagi Mahasiswa

Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran Peerteaching maupun model pembelajaran Inkuiri, penulis menyarankan untuk melakukan penelitian di sekolah dengan menggunakan media audio visual agar siswi lebih paham dan lebih jelas dalam memahami taktik dalam senam.


(35)

72

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi Peneliti dan Pembaca

Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut khususnya pada penelitian kuantitaf eksperimen untuk menganalisis data yang diperoleh dari pengaruh model pembelajaran Peerteaching dengan model pembelajaran I nkuiri terhadap hasil belajar.


(36)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizki Press.

Arinkunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rienika Cipta. Arinkunto, S. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rienika Cipta.

Arinkunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rienika Cipta.

Dimyati, Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Joyce, B and Weil. (2009). Model-Model Pengajaran (Edisi Delapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Juliantine, dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, dkk. (2012). Belajar & Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahendra, A (2012). Asas dan falsafah pendidikan jasmani. Bandung : FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Mahedra, A (2001). Pembelajaran senam di sekolah dasar. Jakarta: Depdiknas

Mahendra, A (2012). Didaktik metodik pembelajaran senam. Bandung : FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Metzler. (2000). Instructional Models For Physical Education. Georgia. University

Nuh, M (2013) Buku guru penjas kelas VII. Jakarta : Depdiknas


(37)

67

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurhasan dkk. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Rasyid, dkk. (2008). Penilaiain Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima.

Ramdhan, A. (2014) : Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Permainan Sepakbola di SMAN 15 Bandung

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung: Alfabeta

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/ MI. Jakarta: Prenada Media Group

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sumarno, Alim. 2011. Pengertian HAsil Belajar. (On Line) ( http://elearning.unesa.ac.id/tag/teori-hasil-belajar-gagne-dan-discroll. Diakses 21/03/2015 pukul 21:07 WIB).

Uhamisastra. (2010) Didaktik metodik pembelajaran senam. Bandung : FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI PRESS


(1)

n = Banyaknya sampel

∑ (x - x)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

Mencari T-skor tujuannya untuk menyeratakan dari beberapa jenis skor yang berbeda satuanya, rumus yang digunakan menurut Suharsimi (2012, hlm.306) adalah :

T-skor = 50 + 10 [

] untuk satuan frekuensi, atau

T-skor = 50 + 10 [

] untuk satuan waktu

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Nurhasan (2008:118) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn dengan menggunakan rumus:

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang.

F(Z1) = P (Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:


(2)

60

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengalaman melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal ini lainnya hipotesis nol diterima.

4. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan L0 ini dengan nilai kritis L0 yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji Leliefors,

dengan tarap nyata α = 0,05.

1. Hipotesis diterima apabila L0 L = Normal 2. Hipotesis ditolak apabila L0 L = Tidak Normal

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola.

Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 17. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar

deviasi atau simpangan baku.

2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. 3. Uji dua pihak.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika, penulis mengambil keputusan sebagai hasil dari proses penelitian ini adalah :

1. Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Peerteaching terhadap Hasil Belajar Senam Siswi

2. Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Senam Siswi.

3. Terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Peerteaching dan Model Inkuiri.

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Bagi para guru pendidikan jasmani, agar dapat menerapkan model Inkuiri untuk pemahaman yang terdapat dalam konsep pembelajaran, untuk menambah pemahaman siswi maupun atlet dalam senam. Agar dapat menampilkan keterampilan senam yang baik.

2. Bagi Mahasiswa


(4)

72

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi Peneliti dan Pembaca

Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut khususnya pada penelitian kuantitaf eksperimen untuk menganalisis data yang diperoleh dari pengaruh model pembelajaran Peerteaching dengan model pembelajaran I


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan

Jasmani. Bandung: Rizki Press.

Arinkunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rienika Cipta.

Arinkunto, S. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rienika Cipta. Arinkunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rienika Cipta.

Dimyati, Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Joyce, B and Weil. (2009). Model-Model Pengajaran (Edisi Delapan).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Juliantine, dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, dkk. (2012). Belajar & Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahendra, A (2012). Asas dan falsafah pendidikan jasmani. Bandung : FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Mahedra, A (2001). Pembelajaran senam di sekolah dasar. Jakarta: Depdiknas Mahendra, A (2012). Didaktik metodik pembelajaran senam. Bandung : FPOK,


(6)

67

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurhasan dkk. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Rasyid, dkk. (2008). Penilaiain Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima. Ramdhan, A. (2014) : Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Model

Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Permainan Sepakbola di SMAN 15 Bandung

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Muda. Bandung: Alfabeta

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

SD/ MI. Jakarta: Prenada Media Group

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sumarno, Alim. 2011. Pengertian HAsil Belajar. (On Line) ( http://elearning.unesa.ac.id/tag/teori-hasil-belajar-gagne-dan-discroll. Diakses 21/03/2015 pukul 21:07 WIB).

Uhamisastra. (2010) Didaktik metodik pembelajaran senam. Bandung : FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI PRESS