Letak Geografis Penduduk Tengger Zoku No Wologoro Kanshu No Kekkon Shiki

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT TENGGER

2.1 Letak Geografis

Masyarakat suku Tengger mendiami wilayah di kaki Gunung Bromo, tepatnya di Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Gunung Bromo merupakan titik pusat dari suatu daerah pegunungan yang luas yang dinamakan Tengger. Daerah dataran tinggi Tengger terdiri atas lembah-lembah dan lereng- lereng perbukitan. Luas daerah Tengger terbentang dari Utara ke Selatan sekitar 40 km, dan dari arah Timur ke Barat sekitar 30 km. Ketinggiannya antara 1000- 3676 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, pegunungan Tengger terletak di daerah pertemuan empat kabupaten di Propinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan dan Kebupaten Malang. Tingginya gunung Bromo 2.392 meter dari permukaan laut dan terletak di atas Kaldera kawah Tengger yang berupa lautan pasir yang sangat luas. Bahkan kaldera lautan pasir ini merupakan kaldera yang paling luas di Pulau Jawa. Iklim di daerah Tengger adalah tropis. Namun pada saat musim penghujan antara bulan November sampai dengan bulan Maret, terdapat kabut yang sangat tebal sehingga kelembaban udara terasa sangat dingin. Pada musim kemarau, cuaca agak bersih dan pada malam hari biasanya temperatur terasa lebih dingin dari pada musim hujan. 3 3 Universitas Sumatera Utara

2.2 Penduduk

Masyarakat suku Tengger disebut sebagai tiang Gajah Mada oleh Kraton Yogyakarta hingga sampai abad ke-18. Menurut sebuah naskah yang berasal dari Karaton Mataram, yang berangka tahun 1814, orang-orang Gajah Mada ini adalah penduduk disebuah pegunungan yang dihadiakan kepada Mahapati Gajah Mada atas jasa-jasanya oleh Kraton Majapahit, sebuah kerajaan Hindu-Budha terakhir di jawa pada abad ke-14. Kerajaan tersebut jatuh oleh serangan Sultan Agung, Raja kerajaan Mataram 1613-1646 sekitar abad ke-15 sehingga sebagian orang-orang Majapahit melarikan diri ke Pegunungan tersebut, termasuk di sini adalah Roro Anteng dan Jaka Seger. Disana mereka tetap melestarikan agama leluhur mereka yang disebut agama Hindu. Mereka sangat yakin bahwa agama yang dianutnya adalah keturunan agama Hindu yang murni. Selanjutnya, banyak orang-orang Tengger telah mengidentisasikan tradisi keagamaan ini sebagai agama Hindu. Agama hindu mereka sama seperti agama Hindu di Bali, yaitu Hindu Dharma. Namun, mereka tidak mempunyai istana, senjata, kekayaan seni tradisional, maupun sistem kasta seperti di Bali. Setiap orang diakui mempunyai hak yang sama. Mereka juga dikenal dengan ketaatannya pada adat istiadat mereka. Mereka percaya bahwa yang menjadi ikatan di antara mereka adalah hukum karma. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha berbuat baik. 4 Universitas Sumatera Utara

2.3 Mata Pencarian